Sepulang sekolah Davina dan para sahabatnya memilih menghabiskan waktu mereka di kedai eskrim untuk sekedar menghilangkan penat setelah seharian berkutat dengan pelajaran sekolah.
"Na, besok libur gak ada niat gitu buat jalan-jalan?" tanya Tania pada Davina.
Davina meneguk air minumnya lalu menggelengkan kepalanya,
"ngga Tan, aku mau di rumah aja" jawab Davina."yah, ayolah kemana gitu" ucap Tania lesu
"udah belajar aja dulu, minggu depan kan ulangan. Setelah itu baru kita pikirin lagi tuh waktu seminggu setelahnya, kita pakai kemana buat quality time" usul Vita pada teman-temannya
"ga kerasa bentar lagi prom night. Trus kenaikan kelas yey" girang Kei
"ujian dulu Kei, jangan lupakan itu" ucap Tania.
"jangan di ingetin Tan ih" kesal Kei. Sementara Tania hanya bisa menahan tawa meliha ekspresi lucu Kei ketika kesal.
"Aku sih setuju sama Vita, untuk minggu ini kita habiskan di rumah aja dulu" ucap Friska.
"Ajak doi aja Tan jalan-jalannya, kan sekarang udah makin deket cieee,,,," ucap Kei.
"iya tadi juga waktu pengambilan nilai seni budaya doi yang ngiringin. Tatapan mereka itu loh,,,ihhh so sweet" tambah Vita
"deket apanya, or,,,orang gue sama dia cuma sebatas teman" ucap Tania terbata-bata.
"ya coba lo pikirin, kalau ga ada rasa ngapain dia bela belain dateng ke rumah lo buat latihan padahal ujan deres banget.,, Kan?" ucap Vita menaik turunkan alisnya.
"tau ah, gue ga ngerti sama dia" ucap Tania kesal. Pikiran Tania melayang mengingat momennya bersama Devan.
Flashback on
Dering handphone Tania mengganggu waktu berbaringnya.
"Ck, hujan-hujan gini siapa sih yang ganggu gue di saat gue pengen jadi kaum rebahan" gerutu Tania lalu mengambil handphonenya.
Melihat nama yang tertera pada layar handphone nya membuat Tania sontak bangkit dari tidurnya.
"Devan?!" pekik Tania
"oh my god, ada angin apa di hubungin gue duluan" ucap Tania lalu menggeser tombol hijau di handphonenya. Tak lama suara seorang laki-laki terdengar dari sebrang sana.
"Halo Tania" ucap Devan menyapa Tania. Sementara Tania hanya bisa dibuat membisu oleh suara Devan.
"Tania, ini lo kan? Gue gak salah sambung kan?" ucap Devan membuat Tania sadar dari kebisuannya.
"eh,,,mmm,, iya ini gue Tania, Ada apa Van?" tanya Tania menahan senyumnya.
"syukur deh kalo lo bener Tania, gue kira gue salah sambung hahaha" tawa Devan dari seberang telepon membuat senyum mengembang di wajah Tania.
"gue ada di depan rumah lo nih, kita jadi kan latihan buat seni budaya?" ucap Devan
"Astaga,,, lo kesini?" ucap Tania lalu mendekati jendela kamarnya. Benar saja di depan rumahnya ada Devan yang duduk di atas motornya dengan pakaian yang sudah basah oleh hujan.
"Hujan?!" teriak Tania
"Astaga Kok lo nekat sih bawa motor kan hujan, tunggu bentar gue ke bawah sekarang" ucap Tania lalu segera turun membukakan pintu untuk Devan
"Ayo masuk, gue buatin teh hangat dulu sekalian nyariin lo baju buat ganti, baju lo basah gitu" ucap Tania lalu meninggalkan Devan di ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVINA (COMPLETED)
Teen FictionTerbelenggu oleh rasa yang mengikatnya pada seseorang di masa lalu, dan bayang-bayang akan kenangan indah bersama seseorang di masa lalunya memaksa Davina membangun dinding pembatas antara dirinya dan orang-orang yang berada disekitarnya, juga terha...