Davina syok dengan apa yang di lihatnya. Lagi-lagi Michel berbuat ulah. Keterkejutan Davina bertambah ketika melihat korban bullyan Michel yang tak lain adalah Ara.
"Astaga Ara,," Davina menghampiri Ara yang sudah bersimpuh di lantai dengan darah yang mengalir dari hidungnya dan luka dibagian kepalanya.
"Na, to,,long" lirih Ara. Davina mengeluarkan sapu tangan dari dalam kantongnya dan menempelkannya pada hidung Ara.
"Bentar aku cari bantuan dulu" ucap Davina yang hendak keluar mencari bantuan.
Michel yang sedari tadi diam tersenyum miring menatap Davina dan Ara bergantian "Wah, wah, ada pahlawan kesiangan rupanya" ucap Michel lalu menghadang jalan Davina.
"Awas!" sentak Davina. Namun tak membuat nyali Michel menciut.
"Lo dan dia itu sama," ucap michel. Davina menghela nafasnya kasar.
"minggir" ucap Davina dingin
"gue udah peringatin kalian buat jauhin Naufal,, tapi mungkin kalian harus di kasih pelajaran dulu baru paham" ucap Michel lalu menjambak rambut Davina.
Davina yang terbawa emosi ikut menjambak rambut Michel
"Naufal punya gue dan lo seenaknya rebut dia dari gue" ucap Michel menampar dan mendorong Davina hingga membuat luka di bagian pelipis sebelah kiri Davina. Dengan sisa kekuatannya Davina berdiri dan menatap tajam Michel."gue gak pernah rebut Naufal dari lo" teriak Davina lalu tangannya melayang mengenai pipi Michel membuat Michel kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Jatuhnya Michel bersamaan dengan datangnya Naufal.
Michel memasang wajah sedih dan menatap Naufal yang berdiri tak jauh darinya
"Fal tolong Ara, aa,,aku mau nyelamatin Ara yang di bully sama Davina tapi Davina malah nampar aku,,," ucap Michel dengan air mata buayanya dan memegang pipi sebelah kanannya yang kena tamparan Davina. Davina menggelengkan kepalannya lalu menatap Naufal. Naufal terkejut melihat Ara yang sudah tak sadarkan diri. Segera Naufal mengangkat Ara dan membawanya pergi.
Davina menatap Naufal yang hendak meninggalkan toilet "Fal,, Fal ak,,,aku ga lakuin itu sama Ara,,, Aku,,,,"
"Stop Na, apa lagi yang mau kamu jelasin, aku liat pake mata kepala aku sendiri kamu nampar Michel, aku gak nyangka kelakuan kamu kayak gini" ucap Naufal melewati Davina.
"Tapi Fal, tunggu,,,,aku gak lakuin itu" lirih Davina memanggil Naufal yang sudah menghilang membawa Ara. Sementara itu Michel tersenyum puas melihat hubungan Davina dan Naufal yang mulai retak.
"See, dia lebih percaya gue dari pada lo, dia lebih milih bawa Ara dari pada lo pacarnya yang mungkin lebih kacau dari tuh si Ara. Lo bisa liat sendirikan kalo lo ga penting di hidup dia" ucap Michel lalu menjambak rambut Davina. Davina meringgis menahan rasa sakitnya.
"Lo denger ya jangan pernah dekati Naufal, atau lo mau yang lebih parah dari ini" ucap Michel lalu mendorong Davina hingga terjatuh. Davina menangis merasakan nyeri di bagian tubuhnya. Namun, rasa sakit di hatinya semakin dalam melihat Naufal yang sama sekali tidak mempercayai Davina.
Davina duduk bersimpuh dan menangis di lantai.
"Davina,,,,, astagaa" teriak Tania dari ambang pintu di sampingnya ada Kevan yang sama terkejutnya.
"Na kok bisa gini sih, Kak bantuin Davina" ucap Tania pada Kevan. Kevan membawa Davina ke ruang uks untuk di obati.
"Aww,,, pelan pelan Tan" ucap Davina ketika Tania mengobati luka-lukanya.
"Na kok bisa gini sih," ucap Kei yang tiba-tiba datang.
"ya ampun Davina,,,,," teriak Vita menghampiri Davina dan melihat banyak lebam dan sudut bibir Davina juga berdarah. Davina memejamkan matanya merasakan perih di lukanya.
"jangan di paksa buat cerita, udah kamu istirahat dulu, kita tunggu di sini" ucap Friska pada Davina dan teman-temannya yang lain. Sementara Kevan? sudah menghilang entah kemana.
***
Kevan berjalan cepat menuju ruang informasi. Setelah di rasa cukup sepi Ia mengendap-endap masuk, Namun alangkah terkejutnya Ia melihat dua orang perempuan tengah mengotak atik komputer di ruangan itu. Mereka terkejut melihat keberadaan Kevan
"Kev,,Kevan" gumam kedua perempuan itu.
"Lo berdua ngapain di sini" ucap Kevan lalu menghampiri kedua perempuan itu yang tak lain teman dari Michel, Kevan melihat name tag yang melekat diseragam keduanya Alin Felecia dan
Nadin Fredella Ulani. Mata Kevan tak sengaja melihat sebuah flashdisk yang di bawa Nadin, mata Kevan membulat melihat rekaman cctv di depan toilet yang sengaja ingin mereka hilangkan." lo berduaa,,,,," Kevan menatap tajam keduanya. Kedua perempuan itu lari menghindar dari Kevan membawa flashdisk yang Kevan yakini di dalamnya terdapat rekaman cctv yang Kevan cari.
Kevan mengejar kedua perempuan tersebut, hingga tak sengaja Kevan menabrak Caca teman sekelasnya, membuat buku yang di bawa Caca jatuh berserakan di lantai. Kevan membantu Caca lalu mencari keberadaan dua perempuan yang ia kejar tadi namun sayang Kevan kehilangan jejak keduanya.
"Dimana pun lo sembunyi Gue bakal dapetin bukti itu" geram Kevan kemudian berlalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVINA (COMPLETED)
Fiksi RemajaTerbelenggu oleh rasa yang mengikatnya pada seseorang di masa lalu, dan bayang-bayang akan kenangan indah bersama seseorang di masa lalunya memaksa Davina membangun dinding pembatas antara dirinya dan orang-orang yang berada disekitarnya, juga terha...