tatapan mata itu

385 26 0
                                    

Setelah Davina puas menghabiskan waktunya bermain piano. Davina kembali berbaring di kasurnya. Ketika hendak memejamkan matanya Davina mendengar suara deru mobil di halaman rumahnya dan Davina yakin suara itu berasal dari mobil Andre. Davina bergegas turun dan membukakan pintu untuk Andre dan Bundanya.

"Astaga sayang,,, kamu buat bunda khawatir tau" ucap Alina lalu memeluk Davina

"Maafin Davina bun" ucap Davina merasa bersalah karena telah membuat bundanya khawatir.

"kamu udah makan sayang?" tanya Alina yang sudah duduk di sofa ruang tamu.

"Udah bun, tadi Na beli sate" jawab Davina.

"Andre, kamu malam ini nginep aja di sini. Pake kamar tamu yang di sebelah kamar Davina" ucap Alina.

"iya Tan, baju masih ada kan? Andre gerah mau mandi" tanya Andre

"Ada kok. Besok sekolah berangkat dari sini aja. Seragam kalian juga ada di lemari kamar" ucap Alina.

"siap tan" jawab Andre kemudian berlalu ke kamar tamu meninggalkan Alina dan Davina di ruang tamu.

Alina mengelus rambut Davina yang berbaring di pangkuannya,
"Badan kamu hangat Na" ucap Alina menyentuh kening Davina.

"Davina cuma kelelahan kok bun" ucap Davina lalu memeluk lengan bundanya.

"Udah malam kamu istirahat ke kamar aja" ucap Alina. Davina mengangguk lalu berjalan pelan memasuki kamarnya.

***

Hari ini Davina memaksakan dirinya untuk masuk sekolah padahal Andre dan bundanya sudah melarang Davina untuk bersekolah karena kondisi Davina yang kurang sehat.

"Aku gapapa bun, ayo kak berangkat" ucap Davina pada Bundanya dan menarik Andre agar cepat masuk mobilnya.

"hati-hati, kalo kamu gak kuat minta Andre anterin pulang" ucap Alina pada Davina.

"Iya bundaku sayang, Davina berangkat ya, Assalamualaikum" ucap Davina menyalimi bundanya lalu masuk ke dalam mobil Andre.

"Waalaikumsalam" jawab Alina lalu masuk kedalam rumahnya.

"ck, dasar emang kamu dek, udah tau sakit masih aja maksain diri ke sekolah" kesal Andre di dalam mobil.

"aku ada pengambilan nilai seni budaya hari ini kak, kalo susulan pasti gak akan sempat minggu depan udah UAS lagian juga besok dan lusa libur, Davina bisa istirahat besok." ucap Davina meyakinkan Andre.

"ya udah, tapi kalo ada apa-apa hubungi kakak ya, bawa handphone kan?" tanya Andre.

"Bawa kak, tenang aja aku gak akan kenapa-kenapa" jawab Davina.

Sesampainya di sekolah Davina segera turun dari mobil dan berjalan menuju kelasnya.

"kasian banget ya, punya pacar tapi jalan sendiri"  sindir Alin yang duduk di kursi panjang di koridor

" eh iya,,,udah ga di anggap lagi ya. malah sekarang pacarnya sering jalan sama cewek lain" ucap Nadin.

Davina berusaha menulikan pendengarannya dari sindiran teman-teman Michel. Davina mengabaikannya dan berjalan menaiki tangga.

"mungkin cuma di jadiin pelampiasan doang tuh" sahut Alin

"Makanya jadi cewek tuh punya harga diri dikit, semua cowok di embat" ucap Alin.

Davina menghentikan langkahnya tanpa membalikkan badannya ke arah Alin dan Nadin. Air matanya menggenang di pelupuk mata. Siap untuk tumpah membanjiri pipinya. Suara seseorang di belakangnya membuat Davina segera menghapus berkas air mata yang menggenang di pelupuk matanya

DAVINA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang