Setelah mengambil absen Davina kembali ke kelasnya, dan sesampainya di kelas ia melihat ada beberapa siswa yang tidak ia kenal menggunakan seragam sekolah yang sama seperti dirinya duduk dan bercengkrama di dalam kelas.
Itu pasti pindahan kelas XI.IPA 6. Batin Davina
Walaupun satu sekolah, Davina tidak terlalu mengenal siswa-siswa di luar kelas XI. IPA 1 apalagi kelas XI. IPA 6 yang letak kelasnya berbeda gedung dengan kelas XI. IPA lainnya. Selain itu, sejak kejadian beberapa tahun lalu, sikap Davina yang ceria dan ramah berubah menjadi cuek, dan tertutup. Itu juga yang membuatnya hanya memiliki sedikit teman di sekolah. Walaupun sikap Davina seperti itu, mungkin hampir satu sekolah tau Davina, ia termasuk siswi yang pintar dan sering mewakili sekolahnya untuk mengikuti lomba tak heran jika banyak yang iri pada Davina.
"Teman-teman mohon perhatian, semuanya duduk di tempatnya masing-masing" ucap Davina tegas. Tak ada yang membantah semua teman-teman kelasnya kembali ke tempat duduknya masing-masing.
"Terima kasih atas kerjasamanya. Untuk teman-teman yang baru bergabung di kelas ini silahkan berdiri di depan dan perkenalkan diri kalian masing-masing." pintanya.
Tak butuh waktu lama di depan kelas berjajar 3 laki-laki dan 2 perempuan yang akan memperkenalkan dirinya.
Perkenalan dimulai dari siswa perempuan, berbagai macam pertanyaan di lontarkan oleh siswa kelas XI.IPA 1 mulai dari pertanyaan ringan sampai ada juga yang hanya berniat menggoda siswi perempuannya.
Tak lama setelah perkenalan, seluruh siswa duduk di tempat mereka masing-masing karena guru bahasa inggris sekaligus walikelasnya datang untuk memberikan pengarahan dan materi.
"Na, liat gak tadi cowok yang di tengah kayaknya merhatiin kamu terus deh,"bisik Friska di telinga Davina. Davina hanya mengendikkan bahunya, lalu kembali mengerjakan tugas yang diberikan gurunya.
"Na, udah jam istirahat, mau ke kantin gak?" tanya Kei.
"Ngga dulu deh, masih kenyang." Jawab Davina.
"Gue juga masih kenyang, kita ke lapangan yuk liat yang main basket" ajak Tania.
"Pasti lo mau liat Devan latihan kan Tan?" Sindir Vita.
"Apaan dah, nggak ya. Cuma mau liat yang latihan doang." Kilah Tania.
"Latihan apa latihan," goda Kei.
"Bodo amat, Kei. Gue mau ke lapangan. Bye!" Sahut Tania lalu pergi meninggalkan kelas.
"Eh..., tungguin kita!!" Teriak Vita. Mereka berjalan menyusul Tania ke lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVINA (COMPLETED)
Teen FictionTerbelenggu oleh rasa yang mengikatnya pada seseorang di masa lalu, dan bayang-bayang akan kenangan indah bersama seseorang di masa lalunya memaksa Davina membangun dinding pembatas antara dirinya dan orang-orang yang berada disekitarnya, juga terha...