Beberapa hari ini Davina hanya berdiam diri di rumah.
Davina yakin ia hanya akan lontang lantung dan berakhir pulang awal jika memaksakan untuk ke sekolah, karena setelah pelaksanaan ujian semester, tidak ada proses belajar mengajar lagi, setelah ujian biasanya para guru sibuk mengisi rapor sementara itu OSIS biasanya akan mengadakan classmeeting guna mengisi waktu kosong sebelum bagi rapor.Suara notifikasi di ponsel Davina memecah keheningan kamarnya. Davina meraih ponselnya dan membuka aplikasi whatsapp-nya.
Tania
Cafe biasa yuk ntar malem.
Friska Kei sama Vita udah setujuSetelah membaca pesan dari Tania Davina menggerutu kesal dan segera membalas pesan dari Tania.
Davina
Kok buru buru sih TanTania
Yaelah gimana mau ngasih tau orang lo tiga hari ngerem di dalam rumah kek ayam bertelur. Gak sekolah-sekolah padahal di cariin tuh sama bu Arum. Pokoknya ntar malem lo harus dateng titik.Davina
Aku gak janji yaTania
Yah, lo mah gitu ga seru ayolah jangan sedih-sedih terus, gue tunggu lo, see yaDavina melempar ponselnya ke atas kasur lalu menghembuskan nafasnya, diliriknya jam yang berada di atas nakas menunjukkan pukul 5 sore.
Ck, kebiasaan Tania ngasih tau-nya mepet terus. batin Davina.
***
Hembusan angin malam menerpa wajah Davina, rintik hujan berjatuhan membasahi bumi, Davina mengeratkan jaketnya dan berlari memasuki cafe.
Dengan pakaian yang sedikit basah, Davina menghampiri sahabat-sahabatnya yang duduk di sudut cafe."Davina sini" panggil Tania. Davina mengangguk dan duduk di samping Tania.
"sorry telat, Kalian udah lama?" tanya Davina
"ngga, sekitar 15 menit yang lalu" ucap Vita.
Davina mengangguk dan menggosok tangan-nya yang terasa dingin. Tak lama pelayan datang dan membawa pesanan mereka
"Nih, Vanilla late" ucap Kei
"Thank you" ucap Davina menerima secangkir Vanilla late nya
"kita sengaja pesen yang hangat soalnya udaranya dingin banget malam ini" ucap Vita. Davina mengangguk dan meminum minumannya.
"eh Na, tau gak?" bisik Friska
"Tau apa?" Davina menatap Friska penasaran
"tuh yang di sebelah kayaknya udah ada kemajuan, sekarang punya tukang ojek, tiap pulang sekolah di anterin sama doi" ucap Friska melirik Tania dengan senyumannya.
Tania menghela nafasnya, "Dia cuma nanyain sepupu gue" ucap Tania lalu meminum coklat hangatnya.
"Ya siapa tau besok-besok dia nanyain bapak lo" ucap Vita
"ga mungkin. mau ngapain coba? Minjem sekop?" kesal Tania
"Ya siapa tau minta restu buat jadi pacar" ucap Davina
"ga mungkin kali, mana mau dia sama gue" jawab Tania
"no, ga ada yang ga mungkin Tan, lo jadi orang pesimis banget sih " ucap Kei

KAMU SEDANG MEMBACA
DAVINA (COMPLETED)
Teen FictionTerbelenggu oleh rasa yang mengikatnya pada seseorang di masa lalu, dan bayang-bayang akan kenangan indah bersama seseorang di masa lalunya memaksa Davina membangun dinding pembatas antara dirinya dan orang-orang yang berada disekitarnya, juga terha...