" Eh Na, panggil guru gih" suruh Friska karena bel sudah lama berbunyi tapi gurunya belum juga masuk kelas"Na, mikirin apa sih?" tanya Friska melihat Davina tak mendengarkan ucapannya dan asik dengan lamunannya.
"kepikiran yang kemarin?" tanya Kei menghampiri meja Davina. Davina mengangguk dan melihat kearah bangku Naufal yang kosong entah kemana orangnya
"Naufal kayaknya telat, mending kamu panggil guru atau minta tugas, masalah yang kemarin nanti coba kamu bicara baik-baik sama dia" nasehat Friska lalu menemani Davina keruang guru.
***
" Na, pulang bareng ya" ucap Friska.
Davina mengangguk, dan memandang punggung Naufal yang berjalan menjauh meninggalkan kelas" sebenarnya kalian kenapa sih Na?" tanya Friska penasaran karena biasanya Naufal akan terus dekat dengan Davina bahkan banyak yang mengira mereka pacaran.
" udahlah ayo pulang" ucap Davina Friska yang tau Davina tidak ingin membahasnya dan lebih memilih mengalihkan topik menghembuskan Nafasnya pelan. Mereka meninggal kan kelas bersama namun tak jauh Friska melihat Naufal ya Naufal tidak salah lagi
"Na, itu Naufal,selesaiin masalah kalian sana" tunjuk Friska melihat Naufal menaiki tangga yang mengarah ke rooftop
" kamu gapapa pulang sendiri?" Tanya Davina mengalihkan tatapannya dari Naufal kearah sahabatnya Friska
"yaelah udah biasa, udah sana jangan biarin masalah berlarut-larut dan semoga cepet baikan" ucap Friska melambaikan tangannya meninggalkan Davina.
Davina berjalan mendekati Naufal yang tengah berdiri di tembok pembantas menatap kosong jalanan di bawahnya.
"Fal,," Naufal terlihat terkejut mendengar panggilan Davina, dan menatapnya dengan tatapan tidak suka
"mau apa lo?"
"Kamu kenapa Fal, apa aku buat salah sama kamu, sampai kamu bersikap seperti ini ?"
"Gue? Gue gapapa mending lo pergi sekarang" ucap Naufal mengusir
" aku gak akan pergi dari sini, toh aku juga bayar sekolah disini" jawab Davina, Naufal terdiam lalu menghembuskan nafasnya tapi tak lama ia berbalik hendak pergi meninggalkan rooftop
"Aku gak mau kamu selalu menjauh dan menghindar dari aku" ucapan Davina membuat Naufal berhenti melangkah
"Maaf,tapi lo harus terbiasa"
" kenapa Fal?"
gue cinta sama lo tapi gue yakin bukan gue yang lo mau bukan gue tempat bahagia lo Na, gue gak mau lo sakit hati nantinya kalo tau yang sebenarnya batin Naufal
"bukan urusan lo" jawab Naufal lalu meninggalkan Davina
"Fal tunggu," panggil Davina sebelum Naufal meninggalkan rooftop
"mau lo apa sih hah?" bentak Naufal lalu mengusap wajahnya kasar sedangkan Davina menahan air matanya yang hendak meluncur membasahi pipinya, baru kali ini Davina di bentak dan bentakan itu dari Naufal laki-laki yang mulai menyelusup masuk kerelung hatinya.
Tak lama Naufal dapat melihat butiran air mata lolos membasahi pipi Davina seketika ia merasakan sakit yang dirasakan Davina dan itu semua karena dia. Hal ini yang Naufal takuti dia meluapkan amarahnya pada orang yang ia sayang
"jangan mendekat " ucap Davina ketika melihat Naufal berjalan mendekat kearahnya. Naufal sama sekali tidak mengubris perkataan Davina ditariknya lengan Davina dan membawanya duduk di samping Naufal di atas sebuah sofa usang yang entah sejak kapan berada di ujung rooftop
" Maaf, maafin aku Na, aku terlalu cemburu terlalu emosi, terlalu takut Na, maafin aku, aku sayang sama kamu,aku terlalu pengecut buat jujur kalo hati aku, kalo,, sebenarnya Aku cinta sama kamu, tapi waktu aku liat kamu sama Kak Andre, aku rasa gak ada aku di hati kamu Na, kebahagiaan kamu ada di Kak Andre, aku memang pengecut Aku rasa aku,,,,akh,,sebaiknya kamu pulang dan aku akan coba buat hapus persaaan yang mungkin seharusnya gak aku biarkan tumbuh, aku minta maaf Na, karena lancang mencintaimu anggap saja kita tidak pernah dekat dan,,, ya dan kamu bisa dapetin laki-laki yang lebih baik dan lebih pantas dari aku seperti kak Andre mungkin" ucap Naufal dan berjalan menjauhi Davina
"kamu cemburu sama kak Andre, Fal?" tanya Davina disela isak tangisnya
"iya aku cemburu,karena aku gak pernah liat kamu sebahagia saat itu dan senyum kamu setulus saat kamu bersama kak Andre" jawab Naufal sambil bersandar di tembok rooftop
"kamu salah paham Fal, kak Andre itu kakak aku," ucap Davina
"maksud kamu?" tanya Naufal bingung
" ya, sebenarnya kak Andre kakak sepupu aku, oma punya dua anak dan bapaknya kak Andre adalah kakak dari ibuku Fal, kak Andre dan aku sama-sama anak tunggal jadi dia anggap aku kayak adik kandungnya "
"jadi selama ini,,,,,"
"kamu salah paham Fal, then I love you too" gumam Davina pelan namun masih bisa di dengar oleh Naufal
" what? I can't hear that, can you repeat your last word?" ucap Naufal menggoda Davina
" apa?? Aku ha,,hanya mengatakan kau salah paham" jawab Davina gugup bercampur malu
"tapi kenapa pipimu merona seperti itu?" ucap Naufal semakin menggoda Davina. Sontak Davina melotot kearah Naufal membuat Naufal terkekeh
"jangan menggodaku Fal, kau mendengarnya dengan jelas tadi" ucap Davina ketus
"I love you more Na, sorry, mungkin aku bukan laki-laki yang sempurna,pengecut dan bukan laki-laki yang romantis seperti novel yang sering kamu baca, but always remember that my heart is for you, i just want to see your smile and make you happy with me, so would you to be my girlfriend Davina Anindira Maheswari? " ucap Naufal menatap Davina, membuat Davina terkejut namun sedetik kemudian Davina mengangguk, Naufal tersenyum pada Davina lalu mengeluarkan dua buah gelang dari saku seragamnya, gelang yang hendak Naufal berikan kepada Davina beberapa hari lalu, gelang yang sempat membuat Davina tergiur ketika mereka berada di pasar malam,
" Fal,gelang ini,,,"
"iya, ini gelang yang kamu inginkan waktu kita kepasar malam, " ucap Naufal lalu memasangkan gelang dengan ukiran yang indah tertulis NADA (NAufal&DAvina)di pergelangan tangan kanan Davina dan satu gelang yang sama melingkar di tangan Naufal.Naufal mengajak Davina duduk dipembatas rooftop, dengan tangan yang saling menggenggam dan senyum yang terus terbit dari keduanya, menikmati suasana kota sore hari dengan kebahagiaan, Senja menjadi saksi awal kisah mereka, menyaksikan sepasang insan yang sedang merasakan manisnya nikmat hidup yang tuhan berikan, satu hal yang sering terlupakan oleh orang yang sedang dalam mode kasmaran bahwa bahagia tidaklah kekal banyak rasa yang bisa menyakitkan hati seseorang termasuk cinta, bukankah kesedihan dan kebahagiaan selalu datang berdampingan?? Semua orang ingin kisah cintanya akan berjalan lancar dan penuh kebahagiaan sampai maut memisahkan namun tidak ada yang tau kapan kesedihan itu akan datang entah siapa yang beruntung dikabulkan tuhan untuk merasakan kebahagiaan yang lebih panjang atau bahkan tuhan hanya menitipkan kebahagiaan itu beberapa saat saja,tidak ada yang tau doakan saja semoga mereka salah satunya
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVINA (COMPLETED)
Teen FictionTerbelenggu oleh rasa yang mengikatnya pada seseorang di masa lalu, dan bayang-bayang akan kenangan indah bersama seseorang di masa lalunya memaksa Davina membangun dinding pembatas antara dirinya dan orang-orang yang berada disekitarnya, juga terha...