Davina menghela nafasnya setelah berhasil keluar dari ruang musik. Ia berjalan menelusuri koridor karena dua menit lagi waktu istirahat, Davina memilih ke perpustakaan karena dia yakin di jam istirahat kantin akan penuh oleh desakan para siswa yang mengantri makanan dan dia juga tidak ingin mendengar dirinya menjadi bahan pembicaraan di sela-sela kegiatan makan mereka.
Davina mempercepat langkahnya menuju perpustakaan. Namun di tengah jalan Kevan tiba-tiba mencegatnya.
"Hey,, mau kemana?" tanya Kevan pada Davina.
"aku mau ke perpus kak" jawab Davina.
"Kamu ga laper apa? Ayo ikut kakak" ucap Kevan membawa Davina pergi bukan ke kantin melainkan ke parkiran tempat Kevan memarkirkan mobilnya.
"mau ke mana kak?" tanya Davina pada Kevan yang sudah menjalankan mobilnya meninggalkan area sekolah.
"Cari makan, kakak tau kamu pasti laper tapi kamu takut ke kantin" ucap Kevan.
"bukan takut tapi aku ga laper kak" jawab Davina bersamaan dengan suara dari perut Davina yang masih dapat di dengar Kevan.
Duh nih perut ga bisa di ajak kerja sama apa, tadi pagi kan udah masuk nasi goreng batin Davina.
"gak laper? Yakin? Tadi perasaan bukan perut kakak yang bunyi jadi perut siapa?" ucap Kevan membuat Davina menundukkan kepalanya.
"Kakak cuma gak mau kamu sakit apalagi kamu sengaja buat ga makan" ucap Kevan lalu kembali fokus menyetir.
Hening, tak ada percakapan lagi antara Kevan dan Davina di dalam mobil. Melihat Kevan yang fokus menyetir membuat Davina lagi-lagi menghela nafasnya dan memalingkan wajahnya
"Ayo turun" ajak Kevan. Davina mengikuti Kevan masuk ke dalam cafe.
"kamu mau makan apa?" tanya Kevan sambil membuka menu
"samain aja kak" jawab Davina lalu mengedarkan pandangannya, matanya tak sengaja menangkap sosok yang tidak asing baginya. Sosok yang tidak lama ini mengisi hidupnya dan telah memberi kesan dalam hidupnya. Davina menyipitkan matanya melihat Naufal tidak sendiri di cafe itu, melainkan bersama Michel.
Michel lagi, michel lagi batin Davina kesal
"Sepertinya Michel sengaja memanfaatkan kerenggangan hubungan kalian untuk mendekati Naufal" ucap Kevan. Membuat Davina memalingkan wajahnya ke arah Kevan.
"Kakak hanya ingin yang terbaik buat kamu Na, kakak pastikan Naufal akan menyesal karena tidak mempercayaimu, kamu harus sabar, kita hanya butuh waktu yang tepat untuk mengungkapkan kebenarannya dan membuktikan kalau kamu gak bersalah" ucap Kevan membuat Davina mengernyit bingung. Ketika Davina hendak bertanya maksud dari ucapan Kevan tadi, seorang pelayan datang membawa makanan pesanan mereka membuat Davina menurungkan niatnya untuk bertanya pada Kevan.
Setelah menghabiskan makanan, Kevan bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah kasir untuk membayar makanan yang di pesannya.
Sementara Kevan membayar makanan, Davina memilih untuk duduk di gazebo yang berada di depan cafe. Matahari mulai terik, Davina mengibaskan tangannya guna meredakan rasa gerahnya. Sepuluh menit Davina duduk di gazebo menunggu Kevan yang tak kunjung keluar. Davina melirik pintu cafe berharap Kevan segera keluar. Tak lama seorang laki-laki keluar dari dalam cafe namun bukan Kevan melainkan Naufal bersama Michel, Mata Davina tak sengaja bertemu dengan mata teduh milik Naufal. Hanya beberapa detik karena Naufal langsung mengalihkan pandangannya dari Davina.
Mobil yang di kendarai Naufal melaju begitu saja meninggalkan Davina dengan rasa cemburunya.
Bagaimana bisa aku mengatakan aku cemburu Fal, Aku berada di dekatmu saja kamu selalu menganggap ku tidak ada batin Davina.
"Hey, ngelamun. Sorry tadi ada urusan sedikit" ucap Kevan membuyarkan lamunan Davina. Davina menatap Kevan yang berdiri di depannya matanya memincing melihat terdapat lebam di wajah Kevan
" Kak, kok wajah kakak ada lebamnya, perasaan tadi ga ada deh" ucap Davina
"oh ini gapapa, tadi ada insiden kecil di dalam" bohong Kevan.
Flashback on
Kevan membayar makanannya di kasir sementara Davina melangkahkan kakinya keluar dari cafe menuju gazebo yang berada di depan cafe.
Ketika Kevan hendak keluar tiba-tiba langkahnya terhenti karena ucapan Naufal di belakangnya.
"semakin berani ya lo deketin Davina." ucap Naufal menyindir Kevan. Kevan yang mengerti maksud sindiran Naufal hanya menanggapinya dengan senyum meremehkan.
" kenapa kalo gue deket sama Davina? Masalah buat lo? Perasaan Gue ga ganggu hidup lo dan lo juga udah ninggalin Davina,,, kan? Jadi terserah gue dong" ucap Kevan menantang Naufal
"kalo lo lupa, Davina masih pacar gue" ucap Naufal emosi.
" pacar? Hahaha ,,,,, " Kevan terbahak memandang Naufal dan Michel bergantian.
"orang-orang ngeliat lo nempel terus sama dia emang bakalan ada yang percaya lo masih pacarnya Davina. Atau lo emang pengen terkenal dengan cap playboy yang suka nyakitin perempuan?" Kevan tertawa memandang remeh Naufal. Naufal melihat arah pandang Kevan kepadanya, tepat pada lengan kirinya ada sebuah tangan yang bergelanyut manja di sana. Naufal segera melepaskan pegangan tangan Michel dari lengannya. Naufal menatap Kevan dan di balas kekehan oleh Kevan
"See? Mana ada perempuan yang kuat liat pacarnya SELINGKUH di depan matanya sendiri. Lo belum puas nyakitin Davina dengan tingkah lo kayak gini hah? " tanya Kevan geram
Perkataan Kevan membuat Naufal terbawa emosi "gue gak selingkuh." satu pukulan mendarat di wajah Kevan. Kevan tidak membalas pukulan Naufal. Karena Kevan yakin cukup dengan ucapannya akan membuat laki-laki itu sakit sendiri. Mungkin saja Naufal bisa sadar.
"Lo ga tau apa yang udah Davina perbuat sama Michel dan ,,,,"
"Ara?" ucap Kevan memotong ucapan Naufal
"Hahaha,,, Naufal,,, Naufal,,, lo kapan pinternya sih? Lo percaya kalo Davina yang ngebully Ara dan,,, Michel" ucap Kevan menekan kata Michel.
"Davina gadis yang lemah lembut. Dia berubah jadi gadis dingin setelah adik gue pergi. Tapi kehadiran lo berhasil cairin hatinya Davina yang beku dan kembali seperti Davina yang dulu. Sekarang apa? Lo percaya aja dengan apa yang lo liat. Padahal yang lo liat belum tentu kebenarannya. Lo tau sejahat apa pun orang ke dia, Davina gak pernah ada dendam di hatinya apa lagi buat berbuat seperti waktu itu. Seharusnya yang lo curigain itu cewek yang ada di sebelah lo! Jelas-jelas dia yang terobsesi sama lo. Buka mata lo lebar-lebar" ucapan Kevan membuat Michel yang sejak tadi diam menjadi tegang.
"Apa-apaan sih loh Kev, jelas-jelas kemarin Naufal liat Davina ngebuli gue sama Ara, sekarang lo tuduh gue" ucap Michel tidak suka.
"Udah ayo Fal kita balik ke sekolah" ucap Michel menarik tangan Naufal agar segera meninggalkan Cafe dan juga Kevan.
"Inget bro,,, Davina perempuan hatinya rapuh.gue yakin perjuangan lo selama ini gak mudah buat dapetin Davina. lo berhasil buat dia buka hatinya buat lo. Setelah ini gue harap lo gak buat Davina menutup hatinya rapat untuk lo dan orang lain. Gue harap lo gak nyesel nantinya" ucap Kevan menepuk bahu Naufal sebelum Naufal berjalan keluar.
Flashback off
"yuk, balik ke sekolah sebentar lagi bel masuk" ucap Kevan lalu membawa Davina ke mobilnya dan kembali ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVINA (COMPLETED)
Ficção AdolescenteTerbelenggu oleh rasa yang mengikatnya pada seseorang di masa lalu, dan bayang-bayang akan kenangan indah bersama seseorang di masa lalunya memaksa Davina membangun dinding pembatas antara dirinya dan orang-orang yang berada disekitarnya, juga terha...