penyakit Ara

571 23 5
                                    

Melihat sikap Kevan kepada Davina membuat darah Naufal naik sampai ke ubun-ubun. Davina adalah miliknya bukan Kevan atau siapa pun itu. Naufal tidak akan membiarkan laki-laki manapun membuat Davina menangis atau menyakiti hati Davina. Itu janji Naufal pada dirinya. Naufal mengenggam tangan Davina menuju mobilnya. Kali ini ia memilih untuk mengikuti kata hatinya menjaga Davina dari orang-orang semacam Kevan. Naufal tersenyum mengelus pelan puncuk kepala Davina sebelum Davina masuk ke dalam mobil. Semua orang yang melihat mereka pasti akan merasakan iri karena Naufal dan Davina terlihat begitu serasi.

Sementara itu dari dalam mobil Ara yang melihat kejadian itu tersenyum dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya. Dengan sekali kedipan semua orang pasti akan melihat air mata Ara meluncur membasahi pipinya. Zio yang berada disampingnya menatap Ara iba. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa Zio menggenggam tangan Ara seolah memberikan perempuan itu kekuatan untuk menhadapi semua yang akan terjadi nantinya. Ara menatap Zio, ia tersenyum lalu menganggukan kepalanya seolah berkata ia akan baik-baik saja. Ara merasakan bahagia dan sedih diwaktu yang sama. Ara bahagia karena Naufal dapat menentukan pilihannya. Jika di tanya apakah Ara sedih? sakit hati? Ya tentu saja perempuan manapun akan sakit melihat orang yang dicintainya bersama orang lain. Namun rasa sakit itu tidak ada apa-apanya bagi ara, karena cintanya tulus pada Naufal. Dan ya waktunya sudah tidak lama lagi untuk berada didekat orang-orang yang dia sayangi. Dia kembali hanya ingin memasikan keadaan Naufal dan setelah ia tau hati Naufal sudah berlabuh di tempat yang tepat Ara menjadi tenang. ya sejak pertama kali bertemu Davina Ara sudah mengagumi keperibadian Davina. Ara yakin Naufal akan bahagia bersama Davina dan begitupun sebaliknya. Ara tidak ragu lagi untuk meninggalkan Naufalnya menuju kehidupan yang kekal dimana ia tidak akan merasakan sakit lagi. Ara segera menghapus air matanya sebelum Naufal melihatnya menangis. Cukup sudah Ara menyusahkan Naufal ia tidak ingin menjadi beban untuk laki-laki itu. Ara hanya ingin merasakan kehangatan keluarga sebagaimana yang orang rasakan. Karena nyatanya Ara tidak mendapatkan itu dari keluarganya. Hanya ayahnya yang selalu mensuportnya untuk bangkit dan sembuh dari penyakitnya.

Naufal duduk di kursi kemudi. Lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Are you okey Ra?" tanya Naufal ketika melihat Ara pucat. Davina yang tadinya menatap luar jendela kini beralih menatap Ara yang memang terlihat pucat. Davina yang merasa khawatir lantas meminta Naufal untuk menepikan mobilnya.

"Fal, biar Zio yang duduk di depan, aku di belakang sama ara ya" pinta Davina lantas di setujui Naufal.

Davina memperhatikan obat-obatan yang ada di tas Ara sungguh banyak obat disana hal itu membuat Davina bingung sebenarnya Ara sakit apa hingga begitu banyak obat yang harus diminum. Dan Davina yakin Ara bukanlah sakit biasa.

Setelah meminum obatnya. Davina Mengelus pelan kepala Ara, membiarkan Ara tertidur dengan menaruh jaket tebalnya diatas paha sebagai bantal Ara. Tanpa Davina sadari sebelum Ara menutup matanya ia tersenyum Ara merasakan kekhawatiran dan perhatian yang Davina berikan. Davina bagaikan seorang kakak yang siaga menjaga adiknya. Perjalanan masih cukup jauh kurang lebih sekitar dua sampai tiga jam barulah mereka sampai tujuan, melihat Ara tertidur membuat Davina mengantuk dan tak lama Davina ikut masuk ke alam mimpinya. Zio tersenyum melihat Davina dan Ara tidur dalam tenang.

Zio melirik ke arah Naufal sejenak lalu kembali menatap jalanan dari kaca jendela."Lo udah punya keputusan?" tanya Zio.

Naufal memalingkan wajahnya ke arah Zio sebentar lalu kembali fokus pada jalanan.
"Keputusan apa?"

"ck, lo kebiasaan Fal, di tanya malah balik nanya" gerutu Zio.

"ya lo gak jelas jadi orang" ucap Naufal

"maksud gue lo udah ambil keputusan mau bertahan sama Davina atau melepaskan Davina dan balik sama Ara?" tanya Zio

Naufal menghela nafasnya."gue gak tau, Jujur gue udah nyaman dan jatuh ke dalam pesona Davina. Tapi rasa sayang gue ke Ara gak pernah berubah dari dulu sampai sekarang."

DAVINA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang