Pagi-pagi Davina sudah sampai di sekolah. Tentu saja ia melakukan itu untuk menghindari cibiran para siswa lain padanya.
Ditatapnya jam yang melingkar di tangannya, masih terlalu pagi bagi Davina untuk sampai di kelas. Ia memilih mencari makan terlebih dahulu. Kakinya melangkah memasuki kantin yang masih sepi dari kerumunan siswa. Davina duduk lalu memesan nasi goreng di gerai langganannya.
"Bu min, nasi gorengnya satu ya bu" ucap Davina
"siap neng tunggu sebentar ya" jawab Bu min.
Davina melihat sekelilingnya beberapa siswa sudah mulai terlihat berdatangan "makasih ya bu" ucap Davina ketika Bu Min mengantarkan pesanannya. Davina segera menghabiskan makanannya sebelum kantin akan semakin ramai oleh siswa yang berburu makanan di pagi hari.
"Na, Tumben pagi-pagi udah di sini" ucap Devan membuat Davina kaget.
"Eh Van, iya tadi belum sempat sarapan di rumah" jawab Davina
"Eh Na, gue mau nanya dong" ucap Devan
"Nanya aja kali" jawab Davina
"Mmm,,,sahabat lo,, Tania,, gue boleh minta tolong?" tanya Devan
"minta tolong apa?" tanya Davina
"Besok kan ada praktik seni budaya, Nah tanyain ke temen lo dia udah ada pengiring belum, kalo belum suruh hubungin gue oke?" ucap Devan
"hmm,,, ntar di kasih tau aku duluan ya Van" ucap Davina lalu pergi meninggalkan Devan.
Saat hendak menaiki tangga Davina tak sengaja melihat Naufal dan Michel berjalan beriringan dari arah parkiran
Apa mereka berangkat bareng batin Davina
Hal yang semakin mengganggu pikiran dan juga hati Davina ketika ia melihat Michel sengaja bergelanyut manja pada Naufal dan Naufal sama sekali tidak mengubris ataupun menolak kelakuan Michel membuat hati Davina memanas.
Apa aku cemburu batin Davina.
Davina menggelengkan kepalanya menyingkirkan segala keresahannya.
"Oy, ngapain berdiri di sini" kejut Tania
"apa sih Tan, masih pagi juga ya" keluh Davina. Lalu melangkahkan kakinya menaiki tangga.
"Hehe,,, sorry, ehh,,,tadi itu kok badut lampu merah bisa sama Naufal sih" ucap Tania menunjuk Naufal yang tengah berdiri bersama Michel di depan kelas michel. Davina mengendikkan bahunya.
"jangan bilang seorang bu ketua yang galak sedang cemburu dengan badut lampu merah itu"
"apaa sih ah"
"ayo jujur Na, cemburu kan cieee" goda Tania
"yang ada aku yang harus nanya sama kamu, hubungan kamu sama Devan udah mulai berkembang ya?" tanya Davina
"ada yang lebih enak lagi gak bahasanya, masa berkembang emangnya hubungan ini janin di rahim berkembang" protes Tania
"udah deh jawab aja" ucap Davina lalu duduk di bangku yang berada di depan kelasnya.
"Umm,,, kasih tau jangan ya" ucap Tania
"oh. Bagus ya udah mulai rahasia-rahasiaan" celetuk Vita menghampiri Tania dan Davina.
"ini lagi satu dateng-dateng langsung nyambar, nguping ya mba" ucap Tania
"uuuu,,,, kayaknya ada bau bau dapet makanan gratis nih" ucap Kei yang tiba-tiba duduk di antara Tania dan Vita. Membuat mereka menggerutu karena Kei asal duduk.
![](https://img.wattpad.com/cover/178242355-288-k31194.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVINA (COMPLETED)
Novela JuvenilTerbelenggu oleh rasa yang mengikatnya pada seseorang di masa lalu, dan bayang-bayang akan kenangan indah bersama seseorang di masa lalunya memaksa Davina membangun dinding pembatas antara dirinya dan orang-orang yang berada disekitarnya, juga terha...