- Twenty Two -

1K 191 71
                                    

PAPA

.

McM

.

AUTHOR'S SIDE

.

.

.

Tak ada ketukan menjadi pendahulu.

Tak ada panggilan mesra sebagai sapaan.

Doyoung berbalik saat pintu ruang kerjanya dibanting cukup keras. Bahkan lukisannya rusak karena keterkejutan.

"LAGI? TIDAK BISAKAH KAU BELAJAR DARI KESALAHANMU YANG DULU!" Jung Jaehyun sudah melampui batasnya untuk bersabar.

Doyoung bukanlah seorang penurut, palet yang berada ditangannya dihempas tak kalah kasar. "Aku sudah memperingatimu untuk tak menggangguku saat bekerja!" nada yang Doyoung tekankan begitu dingin.

"Kau keterlaluan.." decih Jaehyun masih memberi jarak pada keduanya.

"Jeno dan kelompok belajarnya adalah hal yang benar!" Doyoung menunjuk Jaehyun dengan telunjuknya. "Seharusnya kau berterima kasih aku melakukannya untuk putra kita. Sementara kau tak bisa melakukan apapun untuk Jeno.."

Langkah Jaehyun terlalu lebar untuk mencapai Doyoung. "Aku bukan tak bisa melakukan apapun untuk putraku. Aku hanya menghargai semua keputusanmu, karena kau juga ayah Jeno.."

"Lalu apa permasalahanmu hingga masuk ke ruanganku dan berteriak seperti di hutan?"

Jaehyun tak mengerti lagi seperti apa jalan pikir suaminya. "Jeno hanya akan dijadikan budak-"

"Jaga ucapanmu!" geraman Doyoung membuat Jaehyun mengambil satu langkah mundur. "Jeno tidak selemah itu untuk kembali mendapat pembulian.."

"KAU TAU JENO AKAN MENDAPAT PEMBULIAN!" Bahkan kini wajah putih Jaehyun memerah sempurna. "Kau melempar putramu sendiri pada penjahat.."

Doyoung takut, dia mengakui itu dari reaksi tubuhnya setelah menerima bentakan Jaehyun. "Aku melakukannya agar Jeno bisa memiliki teman.."

"Jeno kita sudah cukup dewasa untuk memilih teman!"

"Hendery?" kalimat tebakan itu bernada tak suka.

"Harushkah aku selalu mengingatkanmu? Jeno dan Hendery bukan kau dan Ten. Jeno dan Hendery adalah teman, bukan kau dan Ten yang merupakan dendam tak tuntas.."

Doyoung memilih diam.

"Jika kau masih seperti ini, aku tak akan segan membawa putraku pergi!"

.

.

.

To Be Continue

.

.

.

A/n :

Minggat aja Abeoji, biar tau rasa Papa Doy kesepian..

Btw, HUWAAAA MAKASIH YA UNTUK 1K VOTENYA. Sempet pesimis sama cerita ini, tapi yasudahlah.. Toh idenya lagi ngalir di sini, jadi lanjut aja..

#190228

PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang