PAPA
.
McM
.
AUTHOR'S SIDE
.
.
.
Keluarga Hendery telah kembali ke rumah. Ten bergegas naik ke kamar, disusul sang putra yang seakan tak ingin berjauhan dari ayahnya.
"Nak." Di lantai bawah, Johnny memanggil. Membuka suara pertama kalinya setelah kejadian itu pada Hendery.
Hendery menggeleng, mengeratkan pegangan pada lengan Ten.
Ten menoleh ke belakang, menemukan tatapan harap dari suamiya. Ten melepas pegangan Hendery. "Cobalah bicara dengan Daddy, hm? Daddy ingin memperbaiki kesalahannya. Ryry juga harus meminta maaf karena berkata kasar pada Daddy."
Hendery mendengus. "Papa~~" Hendery Lee mencoba dengan rengekannya.
Ten mencubit gemas pipi Hendery. "Pria tidak mengelak dari masalah jagoan. Lakukan!" lalu tangannya merambat memukul bokong sang putra.
Hendery mengerang, berjalan menunduk ke menghampiri Johnny. "Daddy memanggilku?"
"Yang dipanggil 'Nak' di rumah ini hanya kau. Tidak mungkin Daddy memanggil Papa dengan panggilan itu."
"PAPA!" Hendery kesal diolok oleh Papanya. Andai saja dia berbaikan dengan Johnny, pasti Daddynya itu berada dipihak Hendery.
Johnny berjalan lebih dulu, mengarahkan mereka menuju ruang kerjanya. Membukakan pintu untuk Hendery masuk lebih dulu. Johnny tidak mengatupkan pintu, memikirkan kondisi psikologis Hendery yang mungkin saja merasa terancam saat berdua dengannya.
"Apa yang ingin Daddy katakan?"
Johnny tersenyum kembali. Seakan mengulang memori lama ketika Hendery kecil memanggilnya Daddy. "Daddy minta maaf."
Hendery menunduk, merasakan perlahan emosi bersalah yang menyeruak dihatinya. Tidak seharsunya sang ayah yang meminta maaf.
"Daddy pasti membuat Ryry kecewa. Daddy menyakiti hati Ryry, bahkan melukai Ryry secara fisik. Jika setelah ini Ryry memandang Daddy buruk, Daddy pantas menerimanya." Johnny pun entah mengapa tak ingin menatap wajah putranya. Hanya sanggup memandangi punggung yang mulai terlihat lebar, putranya kecilnya sudah dewasa.
Hendery tak menanggapi apapun.
"Maaf karena sudah menikahi ayahmu."
Hendery berbalik secepat yang dia bisa, berjalan mendekati Johnny hingga keduanya berhadapan. Kepalanya masih harus terangkat untuk menatap Johnny. "Dengan syarat."
Senyum yang Johnny suguhkan layaknya bahasa lain menggambarkan kegemasan terhadap Hendery.
"Daddy juga harus memaafkanku. Aku minta maaf tentang semalam. Aku salah. Seharusnya aku bersyukur karena sudah dilahirkan. Aku bersyukur memiliki dua ayah yang hebat. Aku juga memiliki ibu. Aku memiliki keluarga yang tak dimiliki orang lain. Seharusnya aku bersyukur."
Johnny mengacak puncak kepala Hendery. "Kita saling memaafkan?"
Hendery mengangguk.
Johnny menarik Hendery kepelukannya. "Apapun masalahmu kelak, Daddy dan Papa selalu ada untuk mendengarkan. Berusaha mencarikan jalan yang terbaik untuk masa depanmu adalah tugas kami sebagai orang tua. Jangan sungkan untuk mengatakan apapun yang ingin kau katakan."
.
.
.
A/n :
Johnny gak mau nikah ama aku gitu? Bikin dedek buat Hendery. /plak/diceraiin tyong saya/
#190709
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA
Fanfiction[COMPLETED] [SKY Castle Syndrom] Jeno memanggil salah satu ayahnya dengan panggilan Papa. Hendery pun juga memanggil dengan pangilan yang sama. Jeno dan Hendery tidak mengetahui masa lalu kedua Papanya, hingga hal itu mempengaruhi pertemanan mereka...