- Fourty Five -

980 119 10
                                    

PAPA

.

McM

.

AUTHOR'S SIDE

.

.

.

Terhitung dua belas jam Johnny dan Ten mencari Hendery. Keduanya sudah mendatangi internet cafe tempat Hendery biasa bersembunyi dari dua ayahnya. Namun tak jua menemukan sang anak.

Ten masih memperhatikan Johnny yang  tak berhenti bertanya pada siswa-siswi sekolah Hendery. Bahkan untuk sekedar duduk, mengisturahatkan tubuh.

"Nak, kau mengenal Jeno atau Hendery?" Ten mennghentikan lagi langkah remaja lain.

Lagi, tatapan mata itu yang didapatnya. Tatapan takut dan tak suka. "Tidak! Kami tak mengenalnya!" mereka bahkan berlari meninggalkan Ten.

Jika Ten mendapatkan hal seperti itu, berbeda dengan Johnny yang kali ini mendapat argumentasi.

"Anda ayah Hendery?"

"Ya! Kau mengenal putraku? Atau mungkin kau mengenal Jung Jeno? Bisa bawa aku bertemu Jung Jeno?"

Anak itu menggelengkan kepalanya, menatap sinis pada Johnny dengan kepala mendongak. "Anda ayah yang mana? Bukankah Hendery memiliki ayah seorang gay?"

Johnny terdiam, jika saja yang didepannya bukanlah anak dibawah umur. Johnny sanggup membuat keributan di halaman sekolah ini. "Kau melihat putraku?"

"Tidak. Lagipula tidak ada yang mau berteman dengan putramu. Dia juga sama sepertimu, selalu menempel dengan Jung Jeno. Ayah dan anak sama saja."

"Masuklah ke kelasmu, nak." Suara Ten membuat Johnny menunduk, tangannya terkepal kuat.

Siswa itu melangkah meninggalkan Johnny dan Ten dengan angkuh. Ten menyentuh lengan Johnny pelan. "Kau harus sarapan. Kita lanjutkan nanti, hm? Ryry tak akan pergi terlalu jauh."

"Maafkan aku. Ini semua salahku."

Ten menganggukkan kepala. "Kita sarapan untuk mengisi tenaga."

Namun jauh dalam lubuk hati Ten, segalanya tak sesuai. Ten ingin marah pada putranya, ingin balas memukul suaminya, dan ingin menghukum dirinya sendiri.

.

.

.

A/n :

Mungkin ngerasa anak SMA di sini lebay. Tapi namanya juga remaja labil, mereka ngerasa mereka yang bener. Belum bisa nyerap informasi dengan bener. Masih polos yang pengen ditampol. Apalagi ngehadapin isseu yang taboo begini. "Punya temen satu sekolah anak gay."

Beberapa chapter ke depan, kita fokus dulu ke Hendery. Nanti baru ke jeno.

#190708

PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang