Bab 3 ♡

777 54 0
                                    

"Katanya berbahagialah.. maksud bapak apaan begini?" Nyinyir Hans kearah Pak Wasito. Guru olahraga pembimbing Eskul atletik.

Aruna berdiri di belakang kerumunan dengan Viola yang santai bersedekap tanpa mengeluh. Gadis itu menghela napas saat yang ia lihat hanya kepala Pak Wasito dan Hans.

"Ish..." Kesal Aruna memilih duduk di kursi yang tak jauh darisana.

Kebetulan, Viola melihat aksi itu dan memilih menyusul Aruna. "Gak keliatan?"

"Lo pikir?!" Sungut Aruna bosan dengan pertanyaan macam itu.

"Eh.. tapi gue heran juga. Kenapa atletik gak di ikut sertakan?" Alih Viola sambil menyenderkan tubuhnya.

"Basket, Sepak bola, Takraw, Bulutangkis, dan tenis lapang saja yang ada dalam pertandingan?" Ucapku setengah menyindir.

Viola menggigit bibir bawahnya gemas. "Tadi gue pikir... Kak Hans keren banget bisa nentang Pak Wasito.."

"Murid ngelawan guru namanya.. makannya gue males liat"

"Bukan karena lo kurang tinggi?"

"Mulut lo belom pernah dikasih aida?"

Viola kicep dan mengalihkan pandangan kearah gebrakan pintu dari arah kanan nya. Ia bergeridik saat menatap Hans keluar dengan wajah merah padam, begitupun anak-anak lain yang berusaha menahan ketakutan mereka.

Viola menunduk tatkala Hans melewati dirinya juga Aruna. Tentunya, tanpa menoleh sedikitpun atau memang tidak mengetahui keberadaan mereka?

"Seneng lo?" Ledek Aruna.

"Kecuali yang barusan.."

♡_♡

Pulang sekolah sengaja lebih awal oleh guru-guru. Karena, memang ada sedikit pembahasan mengenai pentas olahraga. Tentu saja menyangkut Hans yang tadi siang ribut. Ada kalanya otak semut itu bekerja sesuai waktunya.

Siang ini, Aruna pulang bersama Adrian dan Ardha. Hans? Cowok itu menolak ikut karena masih ingin demonstrasi di sekolah.

"Lo gak ikut demo?" Tanya Adrian kearah Aruna yang sibuk mengunyah permen.

"Ngapain? Gak mutu.."

Adrian terkekeh. "Gue pikir lo mempertahankan posisi lo di eskul atletik.."

"Persetan sama eskul.. gue gak suka ikut campur yang begituan.." Aruna melirik kearah spion dimana wajah Ardha tengah memandang kearahnya.

Adrian tertawa terbahak. "Betul banget.. Oh iya lo gak mau ajakin temen lo tadi siapa? Violet?"

"Viola" Ucap Aruna membenarkan.

"Ah.. iya..."

Aruna mengerutkan keningnya. "Kenapa? Tumben lo nanya-nanya soal Viola?"

"Ajakin gih.. kita mau B.B.Q di rumah..." Ucap Adrian santai. Cowok itu memarkir mobilnya disalah satu Mall.

"Hah? Mendadak banget ih.."

Adrian mematikan mesin mobilnya sambil menghela napas. "Baru kepikiran tadi," Setelah itu Adrian mengacak rambut Aruna sambil menengok kearah belakang. "Lo juga.. katanya mau beli buku."

Ardha melirik sekilas sambil mengangguk. Hal itu, membuat Adrian terkekeh. Tapi, tidak bagi Aruna. Gadis itu malah mendecih sambil keluar dari mobil.

"Bang.. beli apa nih gue?" Ucap Aruna mengikuti langkah Adrian yang memasuki Mall.

"Sosis kali ya.. oh kecap, mentega, sama daging fillet. Biasanya kan ada yang udah dipotongin tuh.. boleh tambahin saus sama kentang.." Ucap Adrian merogoh dompetnya.

UNLIMITED LOVE ✅ (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang