Bab 21 ♡

374 33 2
                                    

"Mau pesen apa?"

Aruna tak bergeming saat yang dilakukan Ardha hanya membuka buku menu bingung.

Beberapa menit lalu Ardha datang ke rumah sakit untuk bertemu Aruna, ada raut khawatir terpapang di wajah pria itu kala menemui adik sahabatnya tersebut.

"Lo sakit?"

"Enggak.."

"Serius.."

"Empat rius malah.."

"Terus ngapain disini?" Tanya cowok itu was-was.

"Nungguin Viola.."

Dan disitulah akhirnya, Aruna menceritakan mengenai Viola yang mengalami kebengakakan kaki usai tiba di rumah Aruna selepas kejadian di malam badai waktu itu.

"Gue mau nasi goreng ajah.." Jawab Aruna cuek.

Buru-buru Ardha memanggil pelayan untuk memesan makanan. Kemudian, ia memandang Aruna yang tengah mendengkup dengan tangan di atas meja dan kepala yang terdongak.

Nampak imut dan cantik dimata Ardha, meski ekspresi wajahnya mengatakan hal yang sebaliknya.

"Kenapa?"

Udah makanan sehari-hari pula bagi Aruna, menghadapi cowok gila macam Ardha. Cakep sih iya, cool iya, tapi herannya kalau sudah bersama Aruna cowok itu menjadi menyebalkan. Kata-kata mutiara cowok itu hanya, "kenapa?" Paling mengenaskan jika cowok itu hanya menanggapi dengan alis yang terangkat sebelah.

"Gak papa.."

"Yang tadi belom bikin mood lo balik??"

Kini Aruna mengerutkan dahi. Lantas menatap kearah Ardha yang tengah, mengulas sedikit senyumnya. Pliss, Aruna tidak ingin di goda lagi oleh cowok seperti ini.

Hanya karena pria itu bilang 'I love you?' saat ingin mengakhiri telpon dengan Aruna tadi? Sehingga, gadis itu harus menjawab balik? Oh ayolah Aruna malu, apa pria di depannya ini tidak peka? Banyak orang di rumah sakit waktu itu. Ia tidak mungkin kan bilang demikian di depan banyak orang? Aruna mengerjap lucu, Ia pun berusaha membalas balik.

"Yang mana?"

Betulkan. Ardha langsung tercengang dan kembali menormalkan ekspresinya "Yang di telpon?"

"Kan lo cuma haamm hemm hamm hemm.." Celetuk Aruna yang menahan tawanya. Gadis itu, memasang ekspresi datar sambil menegakkan badannya. Beberapa ocehan Aruna memang hanya ditanggapi demikian oleh Ardha.

"Lo seriusan?"

"Kapan gue bilang bercanda sih.."

Perlahan Ardha menggaruk kepalanya dan berdehem dengan raut wajah yang berubah merah. Cowok itu tak habis pikir, kalau sikap nekat nya tadi benar-benar tidak dicerna baik oleh Aruna.

Nampaknya, sia-sia ia meloncat-loncat di dekat mobil dan tersenyum sepanjang perlanan hanya karena dua kata yang sangat sulit diungkapkan.

"Emang ada yang penting ya," Tanya Aruna memastikan.

Dalam hati Ardha menggeram dan diluar ia hanya menggeleng sambil memasang senyuman. "Engga kok.."

"Serius?"

"Kapan gue bilang ini bercanda.." Kali ini, Aruna dibuat tecengang dengan ucapannya sendiri, yang mendadak membalik kearahnya. Ia berdecih dan memandang keluar kaca jendela yang ada disisinya.

Matanya memincing saat, seseorang tertangkap oleh penglihatannya. Hans dengan bunga juga buah di genggamannya. Cowok itu nampaknya sudah gila, memakai baju funny bermotif bunga dengan celana crem selutut ditempat seperti ini. Lagipula, kenapa arahnya seperti ingin menuju rumah sakit?

UNLIMITED LOVE ✅ (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang