Ardha terdiam. Cowok itu memandang apa yang ada di hadapannya. Pemandangan lampu dengan beberapa muda-mudi yang tengah bermesraan. Itu membuatnya gerah.
"Mau gue fotoin?" Tawar Ardha.
Sedangkan, Aruna mencebikkan bibirnya. Gadis itu merasa kalau pertanyaan yang begitu penting malah diabaikan oleh Ardha. Ia juga berbalik tidak mengindahkan ajakan Ardha.
"Kok diem, Run?"
Kalau gini siapa yang salah? Aruna? Ardha? Yang satu nampak kesal dan yang satu lagi menahan tawanya karena kekesalan si gadis yang dijadikkan bahan candaan.
Ardha melirik Aruna yang memalingkan wajah. Cowok itu menghela napas sambil menggigit bibir gusar. Boleh dibilang, laki-laki juga punya perasaan malu loh. Kayak gini nih, cowok juga butuh perjuangan untuk mikirin kata-kata yang pas. Jadi, kalian yang cewek harus bersabar kalau mau menunggu jawaban yang memuaskan dari cowok ya.. xixixi
"Run.. gue jawab nih okeoke.. jangan marah.."
Lengan besar Ardha memutar tubuh Aruna untuk menghadap kearahnya. Wajah itu memandang Aruna yang masih memanyunkan bibirnya dan melirik kesegala arah tanpa menatap Ardha.
"Lo segitunya pengin tau?" Cowok itu merapikan anak rambut di wajah Aruna.
"Issh.. gak usah sentuh-sentuh ya.." menepis jemari Ardha.
"Kenapa?"
"Gak tau.."
Ardha terkekeh dan menggenggam tangan kiri Aruna dengan tangan kanannya. "Sorry deh gue soalnya bukan tipe cowok yang pekaan.."
Penuturan Ardha disimak baik oleh Aruna. Gadis itu, lantas menengguk ludahnya sedikit bersalah. Kenapa pula, ia bersikap manja dengan Ardha? Seharusnya, ia menikmati malam ini saja dengannya tanpa harus menanyakan hal-hal yang aneh.
"Gue juga minta maaf.. gak usah di jawab deh.."
"Emang lo bakalan puas?" Ledek Ardha.
"Ck.."
Cowok itu terkekeh. Tawa yang jarang Aruna lihat kalau dia sedang bersama Adrian dan Hans, malah cowok itu yang kelihatan lempeng tak berperasaan dengan wajah yang benar-benar datar. Kalaupun, Adrian dan Hans tertawa lebar. Maka, Ardha hanya tersenyum tipis nyaris tak tampak.
Malam ini, Aruna juga baru tahu kalau Adrian itu memiliki lesung pipi di bawah matanya juga gigi yang berjejer rapi. Seakan sedang slow motion, Aruna benar-benar menikmati ciptaan tuhan ini. Bahkan, entah kenapa dimata Aruna, Ardha itu seribu kali lipat lebih tampan malam hari ini.
Kalau dulu-dulu saat Ardha dan Hans datang, Aruna lebih memilih mengunci diri di kamar. Maka, mulai detik ini ia akan membaur dengan teman kakaknya itu. Terutama dengan Ardha. Menyesal karena, ia selalu larut dalam kerinduan ibunya. Hingga, ketika Ardha dan Hans main ke rumah, gadis itu tidak ingin nampak bertatap muka dengan mereka.
Malu mungkin, tapi rindu itu lebih terasa dalam dirinya di banding dengan keinginan bergembira dengan orang lain. Aruna benar-benar tidak ingin larut seperti itu lagi.
"Kak.."
Wajah merah Aruna tidak berpaling menatap Ardha. Justru gadis itu, semakin menancapkan tatapannya kearah Ardha. Membuat tawa cowok itu memudar.
"Kok lo cakep sih?"
Bego!!!!!!! Aruna buru-buru memalingkan wajahnya beberapa detik setelah ia mengatakan demikian. Ia merutuki dirinya dengan kaki yang berjingkrak tak enak. Aruna ingin terjun bebas demi menghindari Ardha sekarang. Tangan yang tadinya digenggam itu buru-buru Aruna tarik dari genggaman Ardha saking malu nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNLIMITED LOVE ✅ (END)
Novela Juvenil#1 in wp2019 》(11 Juni 2019) "Lo tuh kayak remaja yang bikin tiga pengakuan. Dari suka, sayang, dan mungkin besok cinta.. Gue heran kenapa harus bertahap?" Gadis itu memainkan kakinya dan membiarkan rambutnya tergerai. "Bagus dong.." Pria di sebelah...