"Lo.. jangan bilang.."
Ardha memasang tampang datar tanpa ekspresi, membuat nyali Aruna sedikit menciut. Tapi, gafis itu mengangguk dan menyipitkan matanya. Berusaha meyakinkan diri kalau gadis sepertinya mampu berbicara.
"Run.." Panggil Adrian, "Emangnya lo denger apaan? Gue ajah gak denger apa-apa" Alibi Adrian. Matanya menatap Ardha dengan tajam.
"Balik yuk Run.. lagian gue kebetulan ajah ketemu Kak Ardha barusan.." Bujuk Viola.
Matanya bertabrakan dengan Adrian. Pria itu menatap kearah Viola dengan nyalang "Gara-gara lo sih.." sekaan-akan melemparkan kesalahan. Viola tersenyum kikuk karenanya.
"Gue curiga.." Desis Aruna menelisik Ardha dan Adrian bergantian. "Kayaknya lo.. LAGI BERANTEM SAMA KAK ADRIAN YA.." Seru Aruna dengan lantang.
Viola ternganga mendengar ucapan Aruna.
"KALIAN REBUTAN CEWEK?!.."
Adrian menepuk dahinya. Sedangkan, Ardha mengangkat sebelah alisnya.
"Lo capek.. mending pulang.." Ucap Ardha ringan.
"Gak kok.. gue gak capek!"
Ardha memutar bola matanya, "Kok lo jadi agresif?"
"Eh.." Aruna lantas menggaruk kepalanya dan menggigit bibir gemas. Wajahnya berubah memerah karena malu. Sekelebat ingatannya mengenai botol minuman kembali melintas.
"Gue mau balik.." Ardha buru-buru menghampiri mobilnya yang terparkir rapi. Tanpa berkata-kata ia langsung masuk ke dalamnya dan membuka sedikit kaca jendela.
Adrian merangkul Aruna. "Bener kan Bang.. lo berantem gara-gara cewek?"
"Eh.. enggak lah.. sok tau!"
"Kak Selvi?"
"Yakali.. mana mau gue sama cabe begitu.." Elak Adrian. "Udah ah ... gak usah di bahas.."
Cowok itu berjalan meninggalkan Aruna dan Viola yang mematung heran.
Lantas dengan cepat Aruna berkacak pinggang dihadapan Viola. Menunggu penjelasan cewek tersebut.
"Ummm.. itu.. gue.. u-"
"Lo bahas apaan sama Kak Ardha?"
"Hah?"
"Lo pikir gue gak tau.. ini gak ada sangkut pautnya sama Adrian kan?"
Mampus! Viola hanya mampu berdehem dan menggigit bibirnya. Kemudian, berjalan cepat meninggalkan Aruna. Ia harap tidak diberi pertanyaan-pertanyaan yang aneh semacam itu lagi.
"Violaaa!!!!"
♡_♡
Ardha menggeram dan berjalan hendak menuju parkiran. Namun, sesuatu memanggilnya untuk segera berbalik.
"Kak Ardha.."
Cowok itu langsung menghentikan langkahnya dan menghela napas bosan. Sempat berpikir, sudah berapa kali ia di tembak oleh gadis yang berbeda setiap bulannya. Jangan lagi untuk kali ini.
"Gue Viola.."
Ardha melotot. Dengan cepat ia membalikkan badannya 180°. "Ngapain lo?"
"Yang pasti bukan buat nyatain perasaan.."
"Lo denger rumor itu?"
"Siapa sih yang gak denger? Aruna? Udah jelas.."
"Cih.." Ardha berdecih dan memmalingkan wajahnya.
"Ada yang mau gue omongin.. soal Aruna.." Ardha lantas menatap Viola.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNLIMITED LOVE ✅ (END)
Fiksi Remaja#1 in wp2019 》(11 Juni 2019) "Lo tuh kayak remaja yang bikin tiga pengakuan. Dari suka, sayang, dan mungkin besok cinta.. Gue heran kenapa harus bertahap?" Gadis itu memainkan kakinya dan membiarkan rambutnya tergerai. "Bagus dong.." Pria di sebelah...