Aruna meregangkan ototnya. Iya berjalan gontai menuju jendela. Membuka tirainya karena yang agak kusam, matanya menatap cahaya yang muncul dari balik lautan.
"Oh.. lo udah bangun?" Tanya Hanum yang baru usai sholat.
"Hum.. baru aja." Aruna berbalik menatap temannya yang baru selesai sholat subuh.
"Mendingan lo sholat deh.." Ucap Hanum berjalan untuk mengambil sesuatu.
Mendengar ucapan, Hanum. Aruna buru-buru melakukan kegiatan paginya. Gadis itu, mengabaikan Viola yang bergumam tak jelas selama tidurnya.
♡_♡
Kening ketiga gadis itu berkerut, ketika mendapati empat cowok lain tengah terkantuk-kantuk di sofa. Salah satunya memegang sapu dengan posisi terduduk.
"Loh.. kenapa lo pada?" Tanya Viola sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Heran gue.. pada kayak kurang tidur gitu.." Celetuk Aruna.
Gadis itu memegang dahi Ardha dan disambut pelukan hangat dari sang pria yang terduduk, menyusupkan kepalanya . "Kenapa sih?"
"Nga.. tuk.."
Hanum bertatapan dengan Viola. Salah satunya mengendikan bahu tak tahu.
Viola mematikan tv yang menyala dan berjalan menuju dapur disusul Hanum. Mendingan bikin sarapan daripada ngurusin orang gak jelas macam mereka.
Terkecuali Aruna yang memandang melas kearah Ardha. Bahkan, kini gadis itu sudah terduduk dengan kepala Ardha yang terbaring di pahanya.
"Kak.. kenapa sih?"
Ardha menggeram sejenak. "Tadi malem.. lo pada gak bukain pintu.." Jawabnya lemah.
Kening Aruna bertautan, penuturan Ardha membuatnya ingat tentang tragedi semalam. Kemudian, gadis itu tertawa sangat kencang. Seakan-akan hal itu merupakan hiburan tersendiri. "Ya salah kalian lah!"
Ardha terbelalak. Begitupun cowok yang lain. "Peraturannya apa? Kamar atas untuk perempuan dan kamar bawah untuk cowok.. ya lo ngapain pada ke atas?"
Hans memijat pelipisnya. "Gini loh.. maksudnya itu, kita minta kalian keluar buat nolongin kita sebentar.."
"Emang ada apa di sini tadi malem?" Tanya Hanum penasaran.
"Tikus kak gede.. gede banget.. jijik gue sumpah.." Unjuk Arfha dengan mata terpejam. Terlihat sangat letih sekali.
Viola terkekeh. "Ya lagian, lo cowok napa geli dah ama tikus.."
"Tau lo pada.. gangguin yang cewek aja.." Timpal Aruna sambil menyisir helaian rambut Ardha. Cowok beralis tebal itu memilih diam dan menikmati tidurnya.
"Eh.., nanti kita mau kemana nih?" Ucap Viola sambil memotong bawang.
"Menurut lo?" Balas Hans lemas.
Aruna menatap kearah Viola. Gadis itu tengah berkacak pinggang. "Kita jalan-jalan di pasar tradisionalnya yuk.. sekalian beli oleh-oleh.. biar besok bisa langsung pulang.."
Hanum berjingkrak senang. "Mau banget.. yang lain gimana?"
"Gue sih iyes.. yang cowok kagak usah ikut.. tidur aja ya.." Jelas Aruna memandang wajah Ardha. Mengusap pipi cowok itu sambil tersenyum.
Eh, Aruna punya ide. Ia mengeluarkan ponselnya dari balik saku kemeja yang ia kenakan. Mengambil satu foto Ardha dan memberinya emot sedikit. Kemudian, gadis itu mempostingnya di Instagram.
"Run.." Panggil Viola.
"Hmm..."
"Lo jadian sama Ardha?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNLIMITED LOVE ✅ (END)
Novela Juvenil#1 in wp2019 》(11 Juni 2019) "Lo tuh kayak remaja yang bikin tiga pengakuan. Dari suka, sayang, dan mungkin besok cinta.. Gue heran kenapa harus bertahap?" Gadis itu memainkan kakinya dan membiarkan rambutnya tergerai. "Bagus dong.." Pria di sebelah...