Dua buah gelas berisi es teh telah tersaji dihadapan keduanya. Tapi, suasana malah tidak cair dan tegang seperti sekarang.
"Jelasin.." Ucap Adrian dingin.
"Soal apa?"
"Ck.. Aruna.. ada hubungan apa sama lo?" Tegas Adrian kearah Ardha yang nampak tegang, tapi berusaha stay cool.
"Gue.. gak ada hubu-"
"Bohong!"
"Gak ad-"
"Bohong!"
Ardha menghela napas saat perkataannya terus dipotong oleh Adrian. "Alasaan lo? Curiga sama gue, soal apa?"
Kali ini gantian Adrian yang mencibir sambil menyeruput es teh nya. "Waktu pulang sekolah lo liatin adek gue di mobil.. gue tau itu. Kedua, gue sengaja ninggalin lo sama Aruna di Mall, dan lo natep dia terus bahkan kasih minum? Sebenernya gue disana waktu itu.
Terus, diacara B.B.Q lo ngapain nahantawa sambil lihatin Aruna?. Lalu, lo ngambil foto adek gue di lapangan dan kasih dia minum?"
Penjelasan Adrian yang panjang itu membuat Ardha terduduk sambil bersandar pada kursi. Memandang keluar jendela yang langsung menampilkan pemandangan lapangan voli.
Aruna, iya gadis itu disana sambil memegang botol soda darinya, tapi pandangannya nampak kabur dan melamun.
"Menurut lo?"
Adrian menatap tajam Ardha.
"Sejak kapan?"
Yang ditatap lantas menghela napas, "Sejak gue dan lo SMP.."
Mata Adrian membulat saat mendengar jawaban Ardha yang menurutnya tidak masuk akal. Sejak SMP? Bahkan temannya itu baru mengetahui soal Aruna ketika bertemu di kantin.
"Lo kalo ngo-"
"Waktu lo ajak gue ke rumah buat ngerjain tugas Matematika, dan lo ijin ke toilet.. gue papasan sama Aruna... dia hanya menunduk dan masuk ke kamarnya.." Timpal Ardha memotong kalimat Adrian.
"Gue mastiin ajah karena, jujur waktu gue di rumah lo nampaknya wajah Aruna abis nangis.. dan ekspresinya sama kayak waktu di kantin.. lo sadar kan? Gue gak kasih tau lo, soalnya Aruna memabg bersedih waktu itu.."
♡_♡
"Lo masuk ajah.. gue mau ganti baju dulu ya.." Ucap Adrian lantas masuk ke dalam rumah.
Ardha mengangguk dan melepas sepatunya. Ia memang terhitung beberap kali ke rumah Adrian. Mungkin jika diajak oleh cowok itu untuk main atau mengerjakan tugas seperti sekarang.
Ia memandang seisi rumah dan tidak ada yang berubah disana. Kelihatan sepi dan memang sedikit berdebu di bagian lantai.
"Assalamualaikumm.." Ucap Ardha melangkahkan kaki masuk.
"Bro.. lo duduk disitu dulu ya.."
"Lo udah ganti?"
Adrian terkekeh. "Udah.. tapi kebelet ke wc.. kalo mau mulai, duluan ajah.. nanti gue bawain snack.."
Mendengarnya membuat Ardha mengangguk. Cowok itu duduk di sofa ruang keluarga Adrian. Semua pintu kamar tertutup begitupun jendela. Entah banyak maling atau memang Adrian itu pribadi yang tertutup.
"Bodo ah.." Lirihnya sambil membuka resleting tas.
Setelah lima menit, Ardha meregangkan tangannya dan memandang kearah seorang gadis yang tengah berlari mengusap wajahnya. Nampak terburu-buru.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNLIMITED LOVE ✅ (END)
Teen Fiction#1 in wp2019 》(11 Juni 2019) "Lo tuh kayak remaja yang bikin tiga pengakuan. Dari suka, sayang, dan mungkin besok cinta.. Gue heran kenapa harus bertahap?" Gadis itu memainkan kakinya dan membiarkan rambutnya tergerai. "Bagus dong.." Pria di sebelah...