Bab 27 ♡

299 31 0
                                    

Viola menatap Aruna dengan kerutan yang tercetak di dahinya. Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore dan Aruna hanya melamun sambil menggigit bibirnya bingung.

Kotak yang sudah terbuka dengan sebuah buket bunga itu membuat dirinya heran dengan kelakuan Aruna.

"Kode kali dari calon mertua lo.." Ledek Viola menenggak segelas jus jeruk.

"Ah.. gue bingung. Gimana nih?"

Hanum tiba-tiba datang dengan tas mini yang dia bawa. "Nih, gue ada make up. Gua belakangan ini belajar make up. Lo mau gue dandanin.."

"Tuh, tinggal minta dandanin Hanum.. mumpung lo lagi libur sholat kan cepet kalo di make up in sekarang.."

Kepala Aruna mendadak pusing dengan ajakan dari Yasinta alias Mama Ardha dan kesanggupan Hanum untuk mengatasi kecantikannya.

Ponsel Aruna bergetar. Gadis itu menyuruh Hanum dan Viola berdiskusi, sedangkan dirinya mengangkat telepon dari Ardha.

"Lo diajak Mama gue nanti malem?" Tanya dirinya tanpa basa-basi.

"Oh.. ya.."

"Gue jemput jam 7 nanti.."

"Acara apaan sih?"

"Ulang tahun perusahaan. Kalo lo mau ajak Hanum atau Viola boleh kok.."

"Serius,"

Ardha mengangguk tapi tak tampak, "Iya.."

"Lagian.. kolega bisnis Mama banyak, pastinya lo gak mau boring karena hal itu kan?"

"Oke.."

"Udah cepet siap-siap cantik.."

"Eh.."

"Tutt...tuuuttt.."

Lagi dan lagi, kerjaan Ardha membuat jantung Aruna copot. Wajahnya saja langsung memerah dengan cepat.

"Kenapa lo," Tanya Viola kala Aruna tak kunjung membuka tangan dari wajahnya. Entah kenapa, rasanya Aruna tampak malu-malu tapi mau. Eaaa..

"Enggak papa.. eh kalian ikut ajah nanti ya.. nemenin gue.." Ajak Aruna berdiri dan meraih kotak yang diberikan Yasinta, Mama Ardha.

"Loh... kita emangnya boleh ikut?" Tanya Hanum kaget.

"Iya.. tadi Kak Ardha telpon gue.."

"Pantesan muka lo merah.. diomong apaan sama si kulkas?"

Aruna terbahak. "Kulkas?"

Viola menanggapinya dengan mengangkat bahu. "Dia kan emang bisa ngobrol panjang cuma sama lo.. sama kita-kita ajah yang susahnya naudzubillah.."

Tawa ketiganya meledak bersamaan sambil menggebrak meja makan yang ada di dapur. Tapi,kejadian itu gak berselang lama. Karena, Viola memukul kepalanya sangat kencang. Buru-buru diraihnya ponsel yang menggeletak sembarangan diatas meja.

"Gue kayaknya gak bisa ikut deh.."

"Kok?"
"Hah?"

Aruna dan Hanum merasa heran dengan tolakan Viola. Keduanya saling pandang dan akhirnya berdiri mendekat kearah Viola.

"Kenapa? Lo gak diijinin bokap?" Tanya Hanum. "Atau bokap lo gak percaya lagi sama lo.. dia pikir lo ke club?" Tanya Aruna bergantian.

"Ck.. bukan itu! Gak ada urusannya sama bokap gue..."

"Terus!!"

"Gue diajak jalan sama Kak Hans.. eh, Run. Gue pinjem baju ya.." Celetuk Viola sambil menghindar. Membuat Hanum dan Aruna terkaget tak dapat berucap.

UNLIMITED LOVE ✅ (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang