Aruna mengambil barang yang sekiranya pantas dibawa untuk mengunjungi tempat tinggal Ibunya. Seorang wanita yang sudah lama tidak pernah ia temui atau memang wanita itu yang berinisiatif menemui Aruna sendiri.
Suara pintu apartemen terdengar di ketuk pelan. Aruna menoleh dan merapikan rambutnya di depan cermin. Kemudian, berlari cepat menuju pintu.
Wajah sumringah Ardha muncul dari sana. "Ck.. gue kira siapa kan?"
Ardha mengerutkan dahinya, "Lo ngarepnya bukan gue yang dateng?" Ucap cowok itu sambil memalingkan wajah.
Sempat merasa jengah karena Ardha bertingkah begitu, akhirnya Aruna ikut memutar bola mata malas dan berjalan keluar Apartemen. Menguncinya dan berjalan meninggalkan Ardha yang mendadak bertingkah kekanakan.
"Lo pikir siapa yang dateng?" Tanya Ardha lagi.
"Kepo amat sih.. Kak.." Jawab Aruna terkekeh pelan.
Jawaban dan suara sumbang Aruna membuat Ardha heran. Ia malah semakin penasaran dan tidak percaya dengan Aruna.
"Yakin? Lo gak lagi bohong kan? Lo tau kan kalo bohong itu.."
"DOSAAA.." Jawab Aruna sambil menepuk pipi Ardha.
"Run.. siapa yang lo tungguin sebenernya?"
"Selingkuhan gue.. udah deh jangan nanya lagi.."
Ardha berhenti melangkah dan mengerjapkan matanya. Dikepalanya berputar-putar satu pertanyaan untuk Aruna. "Bohong kan?" Tapi, tak digubris Aruna yang malah mengendikkan bahunya.
Cowok itu mencekal tangan Aruna di tengah tangga. Kemudian, menatap manik mata Aruna untuk mencari kebohongan. Ardha sudah nethink dengan andai-andai dan alasan Aruna datang kemari hanya untuk mengatakan kata "putus"
"Lo gak serius kan?"
"Ya enggak lah Kak.. buat apa sih?" Balas Aruna sambil menepuk pundak Ardha. "Ayo ke rumah Mama.."
Ajakan itu tak langsung di iyakan oleh Ardha yang merangkul Aruna lebih dalam. Kali ini, ia melihat senyum di wajah Aruna yang nampak manis.
Dengan gerakan cepat, di kecupnya pipi Aruna hingga wajah gadis itu memerah malu.
"Kebiasaan.."
"Masih kangen sih.." Jawab Ardha terdengar cuek.
-○●○-
Rumah besar di tepi jalan itu nampak tak berpenghuni. Ardha turun dari mobil lebih dulu. Kemudian, berjalan memutar dan membukakan pintu untuk Aruna. Tapi, entah kenapa setelah lima detik, gadis itu tak kunjung mengeluarkan kepalanya.
Mau tidak mau Ardha menunduk dan mendapati gadisnya tengah menggigit jari. "Kenapa?"
Aruna menoleh dan menggeleng lemah. "Gue gak bisa masuk, Kak.."
Ardha langsung menghela napas dan berjongkok di depan Aruna. Memutar tubuh gadisnya agar keduanya berhadapan. Wajah cantik itu terlihat pias, dan Ardha merasa tidak tega melihatnya. Akhirnya, ia menepuk kedua lutut Aruna dan tersenyum sangat manis.
"Lo lagi dimana sekarang?" Tanya Ardha lirih.
"Di.. Canada.. lo kenapa nanya gituan sih.. kan udah jelas tau.."
Mendengar keluhan dan tatapan jengah Aruna tidak membuat keinginan bertanya Ardha melemah. Cowok itu terkekeh dan menatap Aruna.
"Gue tanya lagi, lo di Canada.. tapi, lo lagi di mana tepatnya?"
Aruna terdiam dan menghela napas sambil menatap jemari Ardha yang bertumpu di lututnya. "Di.. rumah Mama gue.."
Sebuah elusan terasa di kepala Aruna. Gadis itu, menatap Ardha dan menggigit bibirnya. "Kenapa takut? Pernah dia marahin lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNLIMITED LOVE ✅ (END)
Teen Fiction#1 in wp2019 》(11 Juni 2019) "Lo tuh kayak remaja yang bikin tiga pengakuan. Dari suka, sayang, dan mungkin besok cinta.. Gue heran kenapa harus bertahap?" Gadis itu memainkan kakinya dan membiarkan rambutnya tergerai. "Bagus dong.." Pria di sebelah...