🎉 EKTRA PART 🎉 □4□

419 31 0
                                    

Dua anak itu sudah terlelap di kamar Aruna. Tentunya dengan Aruna dan Ardha yang memandang kedua anak itu bergantian.

"Mereka benar-benar mirip bukan?" Sindir Aruna berada di rangkulan Ardha.

"Hmm.."

Gadis itu, menghela napasnya dan tersenyum lembut. "Lelah ternyata mengurus anak kembar dengan sikap yang berbeda ini. Seakan-akan melihat lo dan gue yang selalu bersama.."

Kali ini bibir Ardha yang melengkung. Sebenarnya, sejak bersama Aruna ia menjadi lebih ekpresif dibanding sebelumnya yang terkesan lebih kaku.

"Gimana sama Adrian? Lo udah kabarin.." Tanya Ardha saat keduanya berjalan keluar kamar.

"Oh.. tentang itu, gue belom kasih tau.. tapi sepertinya sekarang harus gue kasih tau soal Mama.."

Gadis itu melepas rangkulan Ardha dan mengambil ponselnya yang tersampir di atas meja. Menghubungi Adrian sambil menggigit bibir. Entah kenapa, ia malah gugup saat hendak mendengar suara kakaknya itu.

Berkali-kali ia menatap kearah Ardha saat ponselnya tak kunjung diangkat. Tapi, seakan Ardha mengerti. Dia hanya mengangguk dan meyakinkan untuk terus dihubungi.

"Hallo?"

"Bang.."

"Lo ngapain nelpon sih?! Tau kan gue sibuk.."

Ponsel yang sengaja diaktifkan loud speakernya, merekam jelas suara Adrian dengan nada tinggi di tengah keramaian. Tentunya ia dengan beberapa teman band nya.

"Bang.. gue mau bahas soal Mama.." Ucap Aruna pelan. "Dan ini penting.. lo harus denger.."

"..."

"Bang.."

"Okee.. gue denger.."

Aruna mendengar suara langkah kaki dari ponsel dengan suara pintu tertutup. Kemudian, barulah suara Adrian yang menyahuti darisana.

"Gimana?"

Aruna menelan ludahnya. Selain dirinya dan Adrian jarang bertemu. Sikap Kakaknya itu juga kerap kali kasar karena efek kelelahan bekerja. Apalagi, saat sepekan sekali ia pulang, yang dilakukan Adrian hanya tidur sepanjang hari di kamar.

"Mama mengidap Kanker.."

Dan tipe Aruna tidak bertele-tele. Ia tau Adrian sibuk dan memang ia harus to the point mengucapkannya.

"Hah.. bercanda kan lo? Supaya gue kesana? Lo udah ada jaminan kerja dari Mama Ardha.. sekarang gue sibuk.."

"Gue serius! Apa pernah sikap gue menunjukkan ketidak seriusan?"

"..."

Ardha merebut ponsel Aruna dan menarik napas dalam sebelum berbincang di telpon dengan sahabatnya itu.

"Lo mending ke Canada.. apa yang lebih penting dari nyokap lo.."

"Dia aja gak perduli samaa kita.."

Aruna mendelik. "Peduli? Lo yang merubah Aruna untuk menyayangi Ibunya, tapi lo sendiri nyimpan dendam. Munafik sih.."

"..."

Ardha menghela napas. "Gue cuma ngasih tau aja.. kalau Nyokap lo itu bukan wanita yang dulu lagi tapi dengan sikap yang sama.." Celetuk Ardha santai.

"Gue sibuk.."

Ardha memutar bola matanya. "Maka itu gue bilang. Gue cuma ngasih tau.. gak akan maksa lo untuk kesini ketemu Nyokap lo.. gue sama Aruna memutuskan bakalan disini sampe nyokap lo sembuh dari kanker stadium 3 nya.."

UNLIMITED LOVE ✅ (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang