Aruna membasuh mukanya di closet. Kemudian, keluar dari kamar mandi dan menghampiri Adrian juga Ardha yang menggendong adik-adiknya. Sebelah tangan mereka menggenggam cup kopi yang masih mengepul panas.
"Lo berdua mau disini aja?"
Adrian mengangguk. "Lo balik gih sama Ardha.. Kalian pasti capek. Biar gue yang handle kali ini.."
Aruna menghela napas. "Inget ya.. Gue masih kesel sama lo.." Tangannya menengadah untuk menerima Exel dari Adrian.
Pria itu, memaksakan senyumnya dan mengecup pipi Aruna sayang. "Insyallah Mama sembuh.. Kamu tidak usah khawatir.." Matanya menatap ke Mr. Smith. "Pria itu tidak seburuk yang ku kira..."
Aruna tersenyum tulus. "Dia sangat mencintai Mama.." Ucapnya menatap pria besar itu tengah tertidur sambil duduk di kursi depan ruangan.
Ardha berdehem. "Kita pulang dulu.. Biar Adrian jaga disini. Kalau ada apa-apa lo hubungi gue aja.."
Adrian mengangguk dan membalikkan tubuhnya untuk kembali duduk di sebelah Mr. Smith. Sementara, Ardha dan Aruna sudah meninggalkan keduanya dengan berjalan menyusuri koridor rumah sakit.
♡_♡
Ardha menatap wajah Aruna yang memucat. "Besok lo ada pertemuan client lagi?" Gadis itu, menggeleng.
"Kalaupun ada.. Gue gak bisa hadir dulu.. Lo tau kan, keadaannya gimana sekarang? Sekedar meninggalkan Mama saja berat rasanya.."
Ardha tersenyum getir. "Tenang aja.. Nyokap gue bakalan kesini kok besok.. Dia udah bisa balik lagi ke jadwal semula..."
Aruna menolehkan kepalanya dengan cepat. "Loh kok gitu?"
"Emang.. Kan jadwalnya cuma sebulan bertemu client, babe.."
Aruna mengangguk dan melirik kearah belakang. Axel terbangun dan mengucek matanya. "Sis.."
Ardha melirik kearah spion dalam dan tersenyum. "Kau bangun dude?" Axel mengangguk datar.
"Are you hungry?" Tanya Aruna merogoh sebuah bingkisan. Dirinya dan Ardha memang sempat membeli makanan cepat saji di salah satu restoran. Siapa tau diantara mereka ada yang lapar nanti.
"Yes.." Jawab Axel menatap sekitar seutuhnya.
"Sorry.. Aku hanya beli hamburger.. It's okay?"
Axel menerimanya dan mengangguk. "Apa Adrian tidak ikut?" Tanya nya lagi. Aruna tersenyum dan menggeleng. "Dia masih kangen dengan Mama..."
"Me too"
"Tapi kamu belum boleh menginap disana.. Karena kamu anak kecil.." Timpal Ardha. "Kita akan kesana besok.. Setelah makan segera tidur dan bersiap besok pagi oke.."
Axel mengangguk dan mengunyah makanannya dalam diam.
Ponsel Aruna berdering. Menampilkan gambar wajah Viola dan Hans dari ponselnya.
"Heyyooo.. Gimana kabar lo disana???"
Aruna terkekeh. "Oke aja.." Tentunya dengan raut sendu.
"Ih kita ganggu lo ya..?? Lo jadi suami bego amat si Hans! Di Canada udah malem lah!"
Kedua pasangan itu masih sama. Meskipun status keduanya berbeda. Aruna tersenyum dan melongo saat Viola menujukkan perutnya.
Setelah Viola lulus. Hans melamarnya, Viola tidak bisa menolak itu. Terlebih, minatnya dalam kuliah kecil. Dia lebih suka mengurus perusahaan ayahnya saat itu. Dibanding belajar lagi, tapi saat niatnya terkumpul. Hans melamarnya, dan disanalah mereka. Sepasang kekasih yang kebobolan diusia muda. Mereka pikir mengurus bayi itu mudah?
KAMU SEDANG MEMBACA
UNLIMITED LOVE ✅ (END)
Novela Juvenil#1 in wp2019 》(11 Juni 2019) "Lo tuh kayak remaja yang bikin tiga pengakuan. Dari suka, sayang, dan mungkin besok cinta.. Gue heran kenapa harus bertahap?" Gadis itu memainkan kakinya dan membiarkan rambutnya tergerai. "Bagus dong.." Pria di sebelah...