Hari ini semua disibukkan dengan bekerja. Terkecuali Hanum, Aruna dan Viola. Ketiganya sudah berjalan-jalan di pasar tradisional yang ada disana.
"Beli apa nih?" Ucap Viola masih menatap ponselnya. Sesekali memandang Aruna dan Hanum, takut-takut kedua anak itu menghilang.
"Gue mau beli tas buat Firla dan Firli.. abis itu, beli sesuatu buat Rava dan Reva.."
Kening Aruna berkerut saat Hanum menyebutkan komplit nama adiknya. "Ummm.. lo gak beli buat Umi dan Abi? Atau kakek lo?"
Hanum menjentikkan jarinya. Kepalanya terputar kearah Aruna dengan cepat. "Bener lo.. gue juga mau beli.. ih kok bisa lupa ya.."
Keduanya tertawa. "Gak nge vlog sekalian? Subscriber katanya ngeberondong di Instagram.."
"Kata siapa?"
"Gue.."
Hanum mencibir. "Yodah yuk buat ..."
Melihat tingkah laku dua orang itu, malah membuat Viola jengah. Gadis itu,memutar bola matanya dan berhenti saat melihat pasar semakin ramai. Tak menyangka sore hari menjelang malam malah ramai begini.
"Gaes..!" Panggil Viola.
Aruna dan Hanum lantas menoleh. "Dengerin gue, ini lautan manusia. Nanti jam enam pas maghrib buru-buru ketemu di pintu masuk.. telat dikit gue tinggal lo berdua.." Ucap Viola.
"Loh lo mau pisah?"
Viola mengangguk. "Gue harus beliin titipan anak cowok. Lo berdua duluan aja, jaga dompet dan hati-hati.."
Hanum mengangguk, dan Aruna melambaikan tangannya sebelum masuk semakin dalam untuk mencari beberapa aksesoris.
"Moga-moga aman deh tuh anak dua.."
♡_♡
Hanum ngacir sambil berdesakan menarik tangan Aruna ke salah satu toko tas. "Aduh.. duh.. Num. Lo pinter banget dah nyelip-nyelip gini.." Celetuk Aruna saat berdesakan.
"Biasa atuh.. kan gue rajin ke pasar.." Gadis itu melanjutkan bicaranya dengan kamera. Tentunya, sembari memilih-milih tas.
Aruna terdiam saat melihat gadis itu membaur dengan masyarakat. Semua jadi tahu kalau Hanum vloggers handal. Mereka jadi mudah berinteraksi dengan sesamanya.
"Auch.."
Kepala Aruna menengok saat sebuah benda membasahi kakinya. Ia melongo kearah seorang gadis yang tersungkur, hingga gelas berisi air panas tumpah tepat di kaki Aruna. Dengan cepat, Aruna menjerit kepanasan.
"E.. eh.. Run lo gak papa.."
"Aduh.. maaf kak.. maaf.. saya gak sengaja.. maaf.. maaf.."
Aruna menggenggam kakinya sambil memejamkan mata. Berharap cepat mendingin saat disentuh. "Iya gak papa.. Lo gimana? gak papa?? cuma kena sedikit.."
Gadis di depan Aruna menunduk sambil memunguti gelas dan sedotan yang berceceran. Sedangkan, Hanum meniup-niup kaki Aruna. "Dikit gimana sih Run.. ini kaki lo merah banget.." lirih Hanum di dekat telinganya.
"Udah gak papa, Num.. sshh.. cuma gini doang mah gak papa.." Aruna meringis saat dirinya hendak berdiri.
"Kak.. maafin saya ya.. saya ngerasa gak enak.. biaya pengobatan biar saya yang bayar ya kak.. maaf banget.." Ucap gadis itu. Lantas kepalanya mendongak dan terbelalak ketika menatap Aruna.
Aruna pun demikian, gadis itu tersenyum saat menatap gadis yang ketakutan itu. Awalnya keduanya sama-sama kaget, tapi gadis di depan Aruna ini malah semakin ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNLIMITED LOVE ✅ (END)
Novela Juvenil#1 in wp2019 》(11 Juni 2019) "Lo tuh kayak remaja yang bikin tiga pengakuan. Dari suka, sayang, dan mungkin besok cinta.. Gue heran kenapa harus bertahap?" Gadis itu memainkan kakinya dan membiarkan rambutnya tergerai. "Bagus dong.." Pria di sebelah...