Semuanya tiba di depan Villa yang di tumbuhi banyak bunga-bunga indah. Ada spot foto menarik tidak jauh dari sana. Terlebih, memang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat camping dan laut lepas. Tentu saja, sedaritadi Aruna dan Arfha tidak bisa diam.
"Oke fix.. gue setuju lo bawa kita kesini.." Puji Adrian lantas mengeluarkan barang-barang nya dari mobil.
Hans bersedekap dan menghirup udara laut. Memandang burung camar yang terbang di atas kepalanya. "Keren lo bisa nemu tempat begini.."
"Daripada mereka pada berantem terus kayak anak kecil.." Celetuk Ardha melirik Arfha dan Aruna. "Lagian lo mana bisa muterin otak buat ginian.."
Hans dan Adrian terkekeh lalu membawa barang-barang masuk ke depan Villa. "Oh.. ada peraturan disini?"
Ardha mengangguk. Ia merogoh ponselnya dan berdehem sejenak. "Peraturannya.. lantai atas buat kamar cewek dan lantai bawah buat cowok.."
Adrian mengerutkan keningnya. "Apa cuma gue yang merasa aneh sama peraturannya?"
Viola melempar bola karet yang sengaja dibawanya, karena mungkin sewaktu-waktu dapat dimainkan. Ia melemparnya kearah Adrian. "Otak lo dipake makannya.."
Adrian mendengus dan bersedekap. "Masa peraturan nya cuma gitu doang.. curiga gue.." Lanjut cowok itu.
"Ya lo mau nya peraturan yang kayak gimana?"
"Ya.. kayak jangan buang sampah sembarangan kek.. apa kek.. ini mah peraturan gampang banget, kan heran gue.."
Hans mengangguk sambil bersandar di pintu putih Villa. "Udah, mending masuk nih.. gue mau tidur lagi.."
"Ah.. Kak Hans gak asik banget.. dateng-dateng tuh eksplore gitu.." Rengek Arfha yang dihadiahi ketiak oleh Hans.
"Kelek gue butuh pewangi nih.."
"Bacot!!! Lepasin jijik gue!!!"
Aruna menggeleng melihat keributan disana. Sementara itu, kepalanya bersender di pundak Hanum yang ikut terkekeh. Nampak lemas tak bertenaga.
Selepas membuka kunci, Ardha menghampiri Aruna dan memegang keningnya. "Lo pusing?"
Aruna menggeleng, "Enggak.."
"Masih mabok? Eh.. lo gak mabok kan tadi," Tanya Hanum yang ikut khawatir.
"Enggak.. gue cuma lemes aja, mungkin perjalanan jauh.. Tapi its okay gue semangat kok"
Ardha saling bertatapan dengan Hanum. "Ya udah.. lo rapiin barang dulu aja, Num.. gue sama Aruna keluar cari vitamin.. kalo mau masak atau makan, udah ada semua di kulkas.."
"Oke bosque.."
♡_♡
Disinilah keduanya, Ardha dan Aruna yang tengah menunggu ubi bakar dari dalam mobil. Saat mobil hendak berbelok, tiba-tiba saja Aruna menjerit ingin ubi.
Mau tidak mau, Ardha langsung berbalik haluan menuruti keinginan Aruna.
"Mas.. saya bonusin satu buat mbaknya.." Tutur pria yang menjual ubi. Kalau dilihat dari wajahnya, usia cowok itu gak jauh beda dari Ardha sendiri.
"Oh ok mas.. makasih.."
"Salam ya buat mbaknya.." cowok itu menyempatkan diri untuk menelisik Aruna yang tengah memainkan ponselnya dengan wajah pucat di sebelah Ardha.
Melihat hal itu, Ardha langsung memandang datar sambil tersenyum tipis hingga kaca mobil menaik. Kemudian, tancap gas dan berdecih sambil bergerutu kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNLIMITED LOVE ✅ (END)
Ficção Adolescente#1 in wp2019 》(11 Juni 2019) "Lo tuh kayak remaja yang bikin tiga pengakuan. Dari suka, sayang, dan mungkin besok cinta.. Gue heran kenapa harus bertahap?" Gadis itu memainkan kakinya dan membiarkan rambutnya tergerai. "Bagus dong.." Pria di sebelah...