"Gue mau ngomong.."
Viola yang tengah merapikan pakaian langsung mengerutkan dahi melihat interaksi Aruna dan Ardha.
"Ya udah tinggal ngomong aja.." Cetus Aruna sambil bersandar di pintu kamar.
"Bukan disini.."
Aruna mengerutkan keningnya, "Yaudah.. gue siap-siap dulu.."
Usai mengucapkan demikian, Aruna menutup pintu kamar dan menghela napas berat. Ia berbaring sejenak diatas kasur berwarna cream dengan bosannya.
"Lo kenapa sih sebenernya sama Ardha?" Tanya Viola aneh.
"Menurut lo?"
Viola mengerutkan keningnya. "Gue malah nyaris gak pernah denger Ardha ngomong segitu dingin nya sama lo.."
Mendengar penuturan Viola, Aruna hanya mengangkat bahunya acuh. "Lo bawa jaket lo yang gede kan?"
"Bawa.."
"Gue pinjem.."
♡_♡
Jujur saja, Aruna juga tidak tahu menahu soal sikap Ardha. Tapi, melihat cowok itu berubah sejak tadi siang. Ia pikir ini ada hubungannya dengan penjaga apotik yang mengira dia dan Ardha kakak adik.
Mungkin, Ardha cemburu.
Aruna memakai jaket Viola yang panjang nya hingga lutut. Kemudian, ia mengikat rambutnya tinggi sambil mengenakan sendal selop berwarna biru.
Gadis itu, turun melewati Hanum dan Arfha yang tengah bermain monopoli. "Jangan berduaan!" Sindirnya mampu membuat Arfha terjingkat kaget.
"Ya elah, Kak. Noh, Kak Hans ada tapi lagi tidur.." Seloroh Arfha menunjuk Hans yang terlelap dengan suara aneh, diatas sofa beludru.
"Ya terserah lo dah.."
Usai berbincang dengan Arfha, gadis itu mendapati Ardha di depan Villa sambil memainkan ponselnya. Hanya mengenakan kaus obong dengan celana selutut, entah kenapa ia sepertinya tidak merasa kedinginan sama sekali.
"Mau ngobrol apa, Kak?" Tanya Aruna berjalan mendekat.
Ardha buru-buru menoleh dengan gagap dan berjalan mendahului Aruna. "Ayo.. gue ceritain sambil jalan.."
Gadis itu menghela napas dan mengekori Ardha yang menuruni tangga panjang untuk menuju pantai lepas. Kalau Aruna boleh cerita, ia merasa kedinginan karena bagaimanapun juga, jaket Viola tidak tebal bahkan hanya mementingkan mode saja.
"Kak..."
"Hmm.."
"Lo kenapa sih?" Tanya Aruna sambil terus memperhatikan jalannya.
Tapi, tidak ada sahutan dari cowok itu. Malahan Ardha berhenti dan berusaha menggandeng Aruna yang nampak semakin kesulitan karena tangganya berubah dari marmer menjadi batu.
"Lo cinta gue?" Tanya Ardha sambil menggenggam jemari Aruna.
"Bukannya udah jelas ya.." Balas Aruna menunduk. Rasanya malu untuk mengungkit hal seperti itu lagi.
"Gue juga kok.. gue sekarang cinta banget sama lo.." Ucap Ardha dengan lantangnya.
Tak lupa, cowok itu merangkul Aruna mendekat. "Gue ngerasa salah.."
"Salah?" Tanya Aruna memastikan. Gadis itu merapat karena kedinginan. Mensejajarkan langkahnya dengan Ardha yang nampak terlalu menikmati angin pantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNLIMITED LOVE ✅ (END)
Ficção Adolescente#1 in wp2019 》(11 Juni 2019) "Lo tuh kayak remaja yang bikin tiga pengakuan. Dari suka, sayang, dan mungkin besok cinta.. Gue heran kenapa harus bertahap?" Gadis itu memainkan kakinya dan membiarkan rambutnya tergerai. "Bagus dong.." Pria di sebelah...