Aruna berjalan dengan mengapit keripik dan botol minumnya. Gadis itu, terduduk di salah satu kursi plastik bagian tengah indoor.
Viola datang lima menit setelahnya. Gadis itu menghela napas kesal. "Capek gue.."
Aruna terkekeh. "Abis ngapain lo?"
"Bokap gue lama-lama gila deh.. gue dapet mobil baru kemaren noh.. ditambah lagi, peralatan sekolah.. padahal kan gue gak butuh.."
Aruna mengerutkan keningnya. "Ya lo gimana sih? Bersyukur dong dapet barang begituan.." Kemudian, berdecak kesal.
"Tapi..."
"Terserah lo deh.." Timpal Aruna sambil melambaikan tangannya. Mendengar itu, Viola tersenyum dan bersedekap.
Sepuluh menit kemudian, Indoor terpenuhi dengan siswa-siswi. Kecuali kelas 12, merka akan ikut acara selepas dzuhur. Karena latihan ujian yang sedang di jalani.
"Menurut lo, yang bakalan nyanyi taun ini siapa?" Bisik seseorang.
Hal itu, membuat Aruna tertarik. Gadis itu memandang depan dengan telinga yang ikut menguping pembicaraan. Sedangkan, Viola asyik chattingan sambil mendengarkan musik lewat headset.
"Taun lalu Kak Ardha kan? Ih gilaa gue rindu banget suaranya.."
"Oh iya iya gue inget.. yang main gitar Kak Adrian.. ahahaha masa-masa yang mengasyikan tahun lalu itu.."
Mata Aruna terbelalak. Ia sama sekali tidak tahu kalau Ardha bisa menyanyi. Bagaimana mungkin? Cowok itu selalu bersikap cool dan diam. Apalagi, Adrian yang menye-menye gak jelas.
Lampu indoor mendadak mati. Kemudian, muncul pembawa acara yang merupakan Sie. Kegiatan dari pihak Osis. Tentunya, Hanum.
"Assalamualaikum semuanya... morning yang indah bukan? Perkenalkan saya Hanum, perwakilan dari Osis yang akan menjadi pembawa acara tahun ini.."
Jawaban salam dan tepuk tangan memenuhi Indoor sekolah. Selepas itu, ada beberapa sambutan-sambutan kecil dari kepala sekolah dan ketua panitia.
"Oke.. semuanya, kita bisa memulai acara akhir tahun ini, dimulai dari penampilan dance dari sekolah kita.. Himalaya Danceeee creww...."
Tepuk tangan riuh terdengar. Beberapa anggota dance muncul dari bilik persiapan dan tampil di atas panggung. Terdengar siulan-siulan para lelaki dari arah depan. Termasuk geng Glen yang gilanya tidak tahu malu.
-○●○-
"Akh.. acara akhir tahun ini kurang mengasyikan.." Keluh Viola sambil menggaruk kepalanya.
Aruna dan Viola langsung menuju kantin selepas acara berjalan setengah hari. Masih ada waktu setengah hari baginya dan Ardha untuk menikmati acara ini nanti.
Sekarang kedua gadis itu, sedang duduk-duduk dengan Ardha dan Hans. Adrian? Entahlah, katanya ada sesuatu yang penting untuk di bahas dengan Osis. Jadinya, ia pergi.
Aruna dan Ardha saling berpandangan dan ikut menggeleng. "Kenapa tim atletik tidak andil seperti tim karate dan taekwondo?" Sindir Aruna.
"Apa yang harus ditampilkan oleh tim atletik? Senam lantai dan aerobic saja kita tidak punya anak didiknya.." Cerocos Viola.
Hans menjentikkan jari, membenarkan ucapan Viola barusan. "Kalau saja aerobic dan senam lantai ada.. mereka akan jadi kolaborasi yang bagus.."
"Oh.. ngomong-ngomong gimana ujian lo barusan?" Ucap Viola memandang Hans. "Gue tau lo tiap malem begadang game online.."
Hans tertawa sumbang dan menggaruk belakang kepalanya. "Umm.. bagus gue pikir.."
Terdengar suara Ardha yang berdecih. "Yakin lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNLIMITED LOVE ✅ (END)
Roman pour Adolescents#1 in wp2019 》(11 Juni 2019) "Lo tuh kayak remaja yang bikin tiga pengakuan. Dari suka, sayang, dan mungkin besok cinta.. Gue heran kenapa harus bertahap?" Gadis itu memainkan kakinya dan membiarkan rambutnya tergerai. "Bagus dong.." Pria di sebelah...