Mati!
Aruna menggigit bibirnya sambil berdehem untuk mencairkan suasana. Entah kenapa sejak 30 detik lalu Ardha tidak beranjak dari posisinya. Yaitu, disebrang meja sambil menatap Aruna kaget.
Apa cowok itu belum pernah mendengar kata "sayang" sebelumnya? Toh, Aruna hanya keceplosan karena terbiasa berkata seperti itu kepada teman-temannya.
"Lo ngomong apa tadi?"
"Enggak ngomong apa-apa.." Jawab Aruna memandang langit-langit.
"Serius..."
"Dua rius malah.." Timpal Aruna terkekeh kecil. "Udah sana samperin Adrian! Kalo Kak Hans kesini gimana?"
"Jawab dulu.. lo ngomong apa barusan?"
Wajah Aruna nampak berpikir dan dengan cepat ia mengangkat bahunya. "Enggak tau ih.. salah ngomong kayaknya gue.."
Ucapan itu tak berpengaruh. Ardha malah bersedekap dan memandang Aruna intens. Seakan-akan Aruna menyimpan sesuatu, terlebih telinganya sedang tidak bermasalah barusan, kenapa Aruna malah menutup-nutupi hal tersebut?
"Udah ya.. gue mau masak.. terserah lo de-"
"Lo bilang sayang kan?" Celetuk Ardha tanpa basa-basi. "Kalo gue boleh jujur, lo salah satu cewek dari seribu cewek, yang ngomong gitu kek gue.."
"Emang gue peduli?" Timpal Aruna. Ia masih kesal dengan kenyataan banyak hal soal Ardha sejak tadi siang.
Ardha mengangkat bahunya acuh sambil berjalan mundur. Tapi, ternyata dugaannya menarik perhatian Aruna sama sekali tidak di pedulikan oleh gadis tersebut. Itu juga membuatnya kesal.
Beberapa detik kemudian, ia berlari menuju kamar Adrian dengan rasa penasaran yang berlebih. Berbeda dengan Aruna yang justru semakin kesal dengan tingkah Aedha barusan. Ya.. Semua soal Ardha menyebalkan hari ini.
"Oke.. jangan bilang sama gue, kalo cowok itu marah besar?"
Aruna tersenyum penuh kemenangan ketika bel berbunyi dari arah depan.
♡_♡
Hans betulan datang. Aruna membuka pintu dengan senyuman terkembang. Tetapi, pria itu tanpa babibu langsung menuju kamar Aruna dan berniat mengecek Viola.
"Oh.. beneran sudah tidur.." Ucapnya sedikit kecewa.
"Padahal.. gue mau ngasih kejutan ke dia.. soal kedatangan lo," Balas Aruna, "Tapi, lo tau kan besok hari apa buat gue dan dia?"
Kening Hans berkerut. "Kenapa sama lo?"
"Gue harus lomba kabupaten lompat tinggi.. Viola jadi official gue disana.. soalnya tempat atletik di pecah tahun ini, dan Pak Wasito official Diah di lompat jauh.." Jelas Aruna sembali menutup pintu kamar.
Keduanya berjalan turun ke lantai bawah sambil berbincang.
"Oh iya.. gue angetin sayur.. lo mau?"
"Oh.. boleh banget.. Lo emang calon istri yang baik dan sholehahhhh.."
Kepala Aruna tertoleh kearah Hans yang sudah memasang mimik aneh sambil mengacungkan jempolnya. "Ck.. gini nih, orang kalo doyannya plastik sekolah.. dikasih sayur angetan ajah hebohnya udah kaya makan di mekdi.."
Hans tertawa lepas mendengar ocehan Aruna yang menurutnya lucu.
"Omong-omong.. Viola cerita apa aja sama lo?"
Hans menoleh kearah Aruna dan berhenti tertawa. "Oh.. itu.."
"Soal bokapnya?"
"Kurang lebih.."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNLIMITED LOVE ✅ (END)
Novela Juvenil#1 in wp2019 》(11 Juni 2019) "Lo tuh kayak remaja yang bikin tiga pengakuan. Dari suka, sayang, dan mungkin besok cinta.. Gue heran kenapa harus bertahap?" Gadis itu memainkan kakinya dan membiarkan rambutnya tergerai. "Bagus dong.." Pria di sebelah...