🎉 EXTRA PART 🎉 □3□

442 30 0
                                    

Aruna masih sibuk dengan pikirannya. Saat ini, ia sudah berdiri dan menunduk menatap wajah ibunya. Kemudian, menghela napas dan berjalan keluar kamar.

Oliv sudah tertidur sejak lima belas menit lalu. Tapi, Aruna masih ingin melihat-lihat ruangan yang ditempati ibunya tersebut.

Benar sekali perkataan ibunya. Wanita itu, masih memajang foto pernikahan dirinya dan foto Aruna juga Adrian di dalam kamar. Entah kenapa, tapi ini perlu ditanyakan kepada Mr. Smith.

Ngomong-ngomong soal Adrian. Gadis itu, akan mengabarkan keadaan ibunya nanti siang.

Aruna mengusap wajahnya saat tiba dihadapan Mr. Smith dan Ardha yang tengah berbincang. Kedua pria itu menolehkan wajahnya kearah Aruna.

"Bagaimana?" Tanya Ardha menarik lengan Aruna untuk duduk.

"Umm... lumayan. Dia sudah tidur.." Jawab Aruna tersenyum tipis. Matanya melirik kearah Mr. Smith yang mendadak menganggukan kepalanya.

"Saya tau.. kamu bakalan minta tolong sama saya supaya menjelaskan soal foto yang dipajang di dinding kan?"

Aruna tertegun dan menetralkan ekspresinya saat Mr. Smith tersenyum lebar. "I.. iya.."

Pria itu, bersandar dan menghela napas. "Maafkan saya.. dulu sampai sekarang masih mencintai Ibumu. Dari sekretaris dan menjadi istri tentunya tidak mudah untuk dia.. apalagi dia punya dua anak yang baik dan cerdas seperti kamu dan Adrian. Saya sudah berusaha mengatur jadwal untuk sesering mungkin bertemu kamu. Tapi, selalu saja ada yang menghalangi hal tersebut.."

Mr. Smith menarik napas dan memandang Aruna. "Saya cinta dengan Ibumu.. maka itu, saya mengabulkan dan mengiyakan semua permintaannya.. salah satunya dengan memajang foto itu.."

Aruna memeluk Mr. Smith dengan erat, setelah cowok itu menjelaskan pendapatnya dengan nada rendah. "Thanks Mr. Smith.. i love you. Aku tidak membencimu karena mungkin sempat mengira kalau kamu mau menjauhkanku dengan ibuku.."

Keduanya melepaskan pelukan dan memandang kearah Ardha yang mendadak berdehem. Sungguh mereka berpelukan saja belum ada sepuluh detik dan Ardha merusak semuanya.

"Maaf.." Celetuknya sambil menunjuk kearah lain.

Aruna menoleh dan mendapati dua anak cowok dengan rambut setengah pirang tengah melongo menatapnya. Lain hal dengan Mr. Smith yang sudah merentangkan tangan, tapi tak satupun diantara dua anak itu yang memeluknya.

"Umm.. ini?" Aruna mengerjapkan mata sambil menatap ke Mr. Smith.

Pria tua itu terkekeh lebar. "Adik-adikmu Aruna.. Axel dan Exel.."

Kedua anak itu mengerutkan dahi menatap Aruna yang ikut tersenyum senang. "Hai.. I'm your sister.."

Kedua anak itu masih diam dan saling pandang. Sampai salah satu diantaranya mengangguk dan berlari kearah Aruna. Memeluk wanita itu sangat kuat sembari menguselkan kepalanya di ceruk leher Aruna. Wangi sampo menguar di penciuman Aruna yang sudah mendekap erat adiknya itu.

Kemudian, tak berselang lama ia kembali ditubruk oleh seorang anak dari arah yang sama hingga terjungkal ke sofa.

"Ya ampun.. kalian berat.." Keluh Aruna mengacak-acak rambut keduanya.

"Dia sis Aruna??" Tanya salah satunya yang terlihat jauh lebih berantakan.

"Ahh.. benar Exel.. dia kakakmu yang tiap hari kau kirimi surat bergambar.."

Aruna tertawa dan mencium kedua adiknya. Berbeda dengan Axel, tipikal Exel memang lebih agresif dan pecicilan. Tanpa pikir panjang, ia bahkan memeluk Aruna dengan senang hati. Membuat Axel yang diam mematung ikut memeluk gadis tersebut.

UNLIMITED LOVE ✅ (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang