Adrian mengucek matanya tidak percaya dengan apa yang dia lihat pagi ini. Benar-benar mukjizat tuhan yang maha Esa. Apakah doanya yang lampau sudah dijabah oleh Allah?
"Run.." Panggilnya tanpa mengalihkan pandangan dari piring dengan nasi goreng telur lengkap.
Juga dengan mie di piring lain dan beberapa roti bakar. Adrian juga menengguk ludah kala matanya mendapati jus jeruk yang diletakkan di hadapannya.
"Kenapa?" Tanya Aruna dengan senyum merekah.
"Lo dikasih obat apa sama Ardha sampe begini?"
Aruna tersedak ludah sendiri. Gadis itu melahap makanannya dengan cepat lantas melotot kearah Adrian. Pertanyaan macam apa itu. Kebetulan, mood Aruna sedang baik sehingga dirinya berniat memasak cukup banyak hari ini.
Mungkin keterlaluan, saat dihari biasa ia malah membuat Roti dengan selai saja. Tapi, entahlah dia rasanya senang sekali hari ini.
"Lo ada latihan try out UN kan?"
Adrian mengangguk. "Tau darimana lo? Gue ulang taun ajah lo gak peduli.. ngapa ujian tau?"
"Ck.. nyebelin lo ya!"
Aruna melempar potongan daun bawang yang sedaritadi ia genggam kearah Adrian. Hingga, cowok itu menghindari lemparan kearah kiri.
"Ohh.. gue tau, gara-gara Ardha nih pasti.. gak salah ya gue nyetujuin dia sama lo.."
"Bang.."
Adrian mengangkat bahunya kala Aruna memajukan garpu tepat dihadapannya. "Lo tuh mau nya gimana? Gue perhatiin salah? Dibiarin salah? Mau nya gimana sih idup lo.." Maki Aruna.
Sedangkan, Adrian menghela napas. "Iya.. iya gue minta maaf anak cantik. Makasih ya.. besok-besok gini lagi, jangan nungguin mood lo bagus.."
Adrian mengunyah makanannya. "Bener-bener si Ardha bisa bikin lo berubah.. tapi gue gak pernah.." ucapnya lirih.
"Lo kan dasarnya dari kecil suka bikin gue bunek.. masa iya bisa kayak kak Ardha.."
"Lo gak lagi muji dia kan?"
Aruna sukses menggebrak meja dan memandang Adrian nyalang.
"Lo kalo masih mau idup mendingan gak usah jailin gue mulu!"
"Iya iya.. bisa-bisa gue nge-londri semua baju cucian kalo lo ngambek.."
"Bangke lo!!!"
Perdebatan dan kericuhan terjadi pagi itu. Membuat orang yang hendak mengetuk pintu rumah Adrian pun mengurungkan niatnya. Terlebih, memang karena ada sebuah pesan di ponselnya.
Ardha membacanya sekilas, lalu segera mengetuk pintu. Tak butuh waktu lama, pintu dengan cepat terbuka. Menampilkan wajah Adrian yang berantakan tapi, sudah lengkap dengan seragamnya.
"Kenapa muka lo?" Tanya Ardha bersedekap.
"Dicakar setan!"
Alis Ardha terangkat sebelah. Lantas mengalihkan pandangan kearah gadis yang ditunggunya sedari tadi. Ia tidak tersenyum begitupun Aruna. Keduanya sepakat bersikap biasa saja dihadapan orang lain.
"Nih.. bekel lo.."
"Tumben lo buatin?"
"Gak mau ga-"
"Iya sayanggg.."
Ardha memutar bola matanya kesal. Masih dengan gamblangnya Adrian menggoda gadisnya di pagi hari. Meski kakaknya, rasa aneh tetap menjalar dalam diri Ardha, kala gadis yang dia suka harus dipanggil sayang oleh orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNLIMITED LOVE ✅ (END)
Novela Juvenil#1 in wp2019 》(11 Juni 2019) "Lo tuh kayak remaja yang bikin tiga pengakuan. Dari suka, sayang, dan mungkin besok cinta.. Gue heran kenapa harus bertahap?" Gadis itu memainkan kakinya dan membiarkan rambutnya tergerai. "Bagus dong.." Pria di sebelah...