"Shut the fuck up, Park Seonghwa. You are such a jerk," ucapku sambil menuangkan saus pada mie ku.
"Yeeun mana?" tanyaku.
"She's already home. Tadi malem dia tiba-tiba dapet telpon, it should be her parents, so I let her home," jawab Seonghwa.
Aku tertawa mendengar jawaban jujur Seonghwa. Mempermainkan orang mabuk memang menyenangkan.
"Gimana kalo itu cowok lain? Atau mungkin emang orang tuanya, terus mau dijodohin?" tanyaku lagi sambil menahan gelak tawa.
"Gak mungkin. Yeeun gak bakal pergi dari aku," jawabnya.
Ah, bahkan saat mabuk pun ia tetap bajingan.
"Seonghwa, who is your woman?" tanyaku.
"You already got the answer," jawab Seonghwa.
"It's Yeeun," ucapku.
"No, stupid. It's you,"
Rasanya aku ingin muntah saja. Berkali-kali aku menanyakan hal yang sama saat ia mabuk, dan jawabannya selalu sama. Omong kosongnya? Tentu selalu sama juga.
"So, why are you drunk?"
"I was alone, and you were sleep,"
"You felt lonely, aren't you?"
"Yes,"
Hatiku agak mencelos. Sebrengsek apapun pria dibelakangku, hatiku sudah terlanjur jatuh untuknya. Apalagi dengan perlakuannya yang seperti ini, aku tidak bisa melepaskan hatiku begitu saja.
"Lepas, ayo makan," ucapku.
Aku melepaskan rengkuhan Seonghwa dari pinggangku, dan aku merasakan suhu badan Seonghwa agak hangat.
"Hey, are you sick? You can't gone work," ucapku.
"I'm ok. Aku udah sadar,"
"Bohong. Kamu gak usah kerja hari ini,"
"As your wish, my love,"
Seonghwa berjalan meninggalkanku menuju meja makan. Andai Seonghwa yang seperti ini adalah milikku, dan selalu begini setiap hari. Aku tidak mungkin memaksanya untuk selalu mabuk, kan? Lagipula, orang mabuk tidak bisa dipercaya.
"Makan, aku gak tau hari ini kamu sakit. Abis ini aku bikinin makanan yang sehat," ucapku sambil menyodorkan mie milik Seonghwa.
"Kamu kan harus kuliah, kuliah aja. Aku bisa delivery,"
Aku menggelengkan kepalaku. "No, you can't eat junk food. You had eaten too many junk food. You need a healthy food, and I'll always cook it for you,"
"Udahlah, aku ijinin kamu pergi sama San sana. Sana pergi sama San sampe sore, malam, sampe pagi," balasnya.
Oh, Seonghwa sudah sadar dari mabuknya. Bagus lah.
"Mom asks you to be my wife, not my chef," tambahnya.
Oh, jadi istri. Ternyata ia masih ingat juga, aku kira dia tahu bahwa aku pembantunya.
"What is the meaning of our marriage when you still cheat on me. I don't even cheat on you,"
Seonghwa terkekeh, "It's not cheating, baby girl. I don't play behind you. You know everything. Lagipula, mau kemana-mana juga istri aku tetep kamu."
"Iya cuma aku, gak tau kalo nambah, atau mungkin aku dilepaskan," sindirku.
"I'll be on my work for about three hours--AH!!"
Seonghwa tiba-tiba berteriak, lalu memijat keningnya. Dasar, ia tahu dirinya sedang tidak sehat, tapi tetap memaksa.
"You CAN'T gone work, Park Seonghwa. Ayo istirahat ke kamar, aku mau masak lagi,"
Seonghwa mengangguk, kemudian berjalan lemas kembali ke kamar. Mau tidak mau, aku ikut menemani Seonghwa ke kamar. Akan sangat merepotkan apabila ia sampai tumbang di tengah jalan.
Aku membuka pintu kamar Seonghwa, dan aku cukup terkejut. Biasanya kamar Seonghwa akan berbentuk seperti kapal pecah saat aku masuk, namun kali ini kamarnya tampak seperti kamar biasanya, bedanya ada beberapa makanan ringan dan botol minuman keras di sana. Park Seonghwa will always be Park Seonghwa, right?
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back Home ➖Seonghwa [ATEEZ] ✔
FanfictionI am a sinner, and you are my God. Originally written by Penguanlin, 2019. was #1 in Seonghwa, Hongjoong, San, ATEEZ #2 in Sohye