Aku terbangun dan merasakan sebuah tangan kekar melingkar di pinggangku. Tunggu, ini bukan kamarku. Ini kamar Seonghwa!
Aku ingat betul bahwa tadi malam aku mengunci pintu kamarku rapat-rapat dan aku sama sekali tidak menemui Seonghwa. Ah sial, pria ini pasti memiliki kunci cadangan untuk kamarku, dan aku tidak habis pikir lagi, sebenarnya apa yang ada di pikiran Seonghwa, ia membawaku ke kamarnya?
Aku menghela nafasku perlahan dan mencoba sedikit tenang. Lihat sisi positifnya, setidaknya begini rasanya dipeluk oleh Seonghwa. Tapi, tidak. Bagaimana ekspresi pria itu saat ia menunjukkan rumah yang akan menjadi 'tempat sampahku' tadi malam mendadak muncul di pikiranku. Senyuman tanpa dosanya, semuanya.
Lihat, ia tetap bajingan sekalipun ia belum terbangun dari mimpinya.
"Wakey wakey," bisik Seonghwa tepat di telingaku.
Bulu kudukku meremang. Demi Tuhan, Seonghwa pasti mabuk lagi.
Bukannya segera bangun dan menyiapkan diri, pria itu justru kembali tidur dan memeluk pinggangku lebih erat. Aku tidak bisa terus-terusan ada di posisi seperti ini, atau aku akan terus-terusan terjerat pada pria ini. Seperti jatuh pada lubang yang sama, kau tahu, kan?
"Awas," ucapku sambil berusaha melepaskan tangan Seonghwa, tetapi gagal.
"Why don't you stay a moment and taste my warm hug?" tanya Seonghwa dengan morning voice-nya.
"Awas, Seonghwa. Aku tau kamu mabuk, aku mau bikin makanan," ucapku.
"Aku gak mabuk. Liat sekeliling kamu, gak ada minuman keras,"
Aku terkekeh. "Kalo gak mabuk, terus apa? Gila?"
"I don't understand you, kemaren kamu bilang kalo kamu mau ada di posisi Yeeun, so we're here,"
Ck. Sebenarnya dari mana Seonghwa belajar kata-kata sampah seperti ini?
"Aku paham semuanya. Kamu jadi kayak gini karena kamu mau buang aku. That's all, gak ada yang spesial," ucapku.
"Kamu bakal kangen aku, aku jamin itu. I'll be your husband,"
"Cuma sampe aku pindah doang, kan? Udahlah, kamu gak perlu buang-buang waktu buat ngelakuin hal sampah kayak gitu. Aku bisa pindah sekarang, ke rumah San,"
"You can't go out with him. Aku gak ngasih ijin,"
Aku tertawa, kali ini benar-benar tertawa lepas. "Kamu ngelarang aku? Gak salah? Kamu siapa??"
"I'm your husband, aku udah bilang itu berkali-kali. Besok aku pindahin foto kita ke rumah, biar kamu inget siapa suami kamu," jawab Seonghwa.
"Gak perlu. It should stay here, atau kamu mau majang foto kamu sama Yeeun? Then, pasang aja," ucapku. "Bakar aja foto itu, bakar semua foto kita."
"Sohye, did you know something, i try my best to be your husband, even just for a few days,"
"A few days, until you dump me forever," ucapku.
"Oh ya, aku juga liat semuanya yang di dapur tempo hari. Aku mau nonjok Hongjoong, tapi dia sahabat aku," ucap Seonghwa. "He's going to steal you, aku gak suka."
"Kenapa gak suka? I can life happily with kak Hongjoong, and you life happily with Yeeun. We both win,"
"Definisi menang adalah ketika kita sama-sama bahagia bersama. We should life happily together and suffer together,"
"Tapi faktanya di sini cuma kamu yang bahagia, Seonghwa, bukan aku. Cuma aku yang menderita, bukan kamu. Kalo maksud life happily together itu adalah bullshit lain yang kamu ucapin, my ears are closed for all shits. Awas, aku mau ke rumah San, and don't try to forbid me."
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back Home ➖Seonghwa [ATEEZ] ✔
FanfictionI am a sinner, and you are my God. Originally written by Penguanlin, 2019. was #1 in Seonghwa, Hongjoong, San, ATEEZ #2 in Sohye