"Ini kak, minumnya," ucapku sambil meletakkan minuman untuk kak Hongjoong, Seonghwa, dan untukku yang terpaksa bergabung dengan obrolan mereka. Namun, aku memilih duduk di sebelah kak Hongjoong, tentu saja.
"Sohye, sit here," ucap Seonghwa sambil menepuk sofa sebelahnya.
Kak Hongjoong memberiku isyarat untuk mengikuti permintaan Seonghwa. Setidaknya ia bisa menjamin Seonghwa tidak akan berlaku kasar selama ia di sini.
Dengan terpaksa, aku memindahkan minumanku ke sebelah Seonghwa, dan menyenderkan punggungku di sofa. Jarang sekali aku menikmati posisi seperti ini, biasanya aku akan duduk di sofa saat Seonghwa tidak ada, dan aku selalu duduk di lantai sambil mengerjakan tugas.
Seonghwa tiba-tiba menggeser posisinya mendekat ke arahku. Aku mulai was-was, namun pria itu justru melingkarkan lengannya di pinggangku dan menyenderkan kepalanya di ceruk leherku, persis sepertiku dan San kemarin. Dahiku berkerut melihat tingkah aneh Seonghwa. Jika Yeeun tiba-tiba datang, maka habislah aku.
"I miss you," ucapnya tiba-tiba sambil menyium pipiku. Astaga, sampah apa lagi yang harus ku dengar pagi ini.
"I don't," balasku.
"You did,"
Ya, Seonghwa, kau benar. Tapi tolong, jangan buat pertahanan yang susah-susah ku buat bersama San tadi malam mendadak runtuh karena omong kosongmu.
"I miss my wife," ucapnya lagi.
"But I'm not the only one. I'm just a fucking second choice. You can't deny that fact, Park Seonghwa,"
Masa bodoh dengan Seonghwa yang kehilangan muka di depan kak Hongjoong. Aku tidak peduli.
"We can fix everything,"
"Sadly, we can't. Udah ya gak usah pencitraan, mentang-mentang ada kak Hongjoong. Go find your woman, Jang Yeeun," ucapku.
"You really can't mind your words,"
Entah setan apa yang merasuki Seonghwa, pria itu tiba-tiba mendorong tubuhku dan mencium bibirku. Demi apapun, ini yang pertama kalinya, dan di depan kak Hongjoong?? Seonghwa benar-benar sudah gila.
"Okay okay, that's enough for today, Park Seonghwa, Park Sohye." Ucapan kak Hongjoong berhasil memberhentikan perlakuan aneh Seonghwa.
Seonghwa berubah menjadi sosok yang menyeramkan di mataku. Sebenarnya apa yang kak Hongjoong lakukan? Mengapa Seonghwa menjadi seperti ini?
"I'm sorry but I need to say this, Park Seonghwa. Pilih satu wanita yang pengen lo pertahanin atau lo akan kehilangan keduanya. I recommend you to choose Sohye, because she can do almost everything. She is such a wife materials. You lose her, I'll take her," lanjut kak Hongjoong, kemudian beranjak pergi meninggalkan kami, meninggalkanku khususnya dengan detak jantung yang masih tidak beraturan.
Keringatku semakin bercucuran, apalagi setelah aku mendengar suara pintu yang ditutup. Kak Hongjoong benar-benar pulang dan hanya menyisakan diriku dan Seonghwa di flat yang besar ini.
"I'm sorry,"
Aku menolehkan kepalaku pada Seonghwa. Apakah aku tidak salah dengar?
"Aku yang minta maaf karena ninggalin kamu pas lagi sakit. Kamu bisa nampar aku sekali lagi, aku bukan istri yang baik," ucapku.
Seonghwa tampak kaget mendengar ucapanku. Ck, tidak perlu merasa berdosa, toh dia sudah sering kali melakukan dosa, jadi tidak perlu merasa menyesal.
"Maaf karena aku nampar kamu kemaren. Aku gak sengaja," ucapnya.
Sengaja ataupun tidak sengaja, tidak ada satupun yang dapat mengubah keadaan.
"Let's fix it," lanjutnya.
Aku kembali menghela nafas. "Selama kamu masih biarin Yeeun masuk ke kehidupan kita, jangan pernah berharap untuk keadaan yang lebih baik. Kamu nabur garam di air laut, gak berguna," ucapku, kemudian berlalu ke kamar meninggalkan Seonghwa sendirian di ruang tamu.
astaga sucikan sucikan
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back Home ➖Seonghwa [ATEEZ] ✔
FanfictionI am a sinner, and you are my God. Originally written by Penguanlin, 2019. was #1 in Seonghwa, Hongjoong, San, ATEEZ #2 in Sohye