26 : makan sore bersama kak hongjoong

6.1K 1.1K 69
                                    

Semenjak aku bertemu dengan kak Hongjoong di apartemen tempo hari, aku lebih sering berangkat ke kampus bersama pria itu. Seonghwa benar-benar mendengarkan peringatanku. Ia sama sekali tidak mengunjungiku, atau mungkin ia sudah asyik dengan Yeeun.

Untuk San, tentu saja aku tidak melupakan San, kami masih beraktivitas berdua di kampus. Dengan pulang-pergi bersama kak Hongjoong, setidaknya aku tidak merepotkan San, toh arah rumahku dan arah kantor kak Hongjoong sejalur.

"Lo beneran gak mau pulang sama gue aja?" tanya San.

Aku menggeleng. "Sampe beberapa hari ke depan, lo istirahat dulu lah. Gak capek emang ngurusin gue mulu?"

"Jujur gue agak ragu sama Hongjoong, dari luarnya juga keliatan brengseknya. Meskipun gak sebrengsek laki lo, tetep harus waspada," ucap San.

"Guenya gak enak ngerepotin lo terus. Nafas bentar lah, ngurusin istri orang kan ribet," candaku.

Mobil dengan cat berwarna abu-abu mengkilap muncul dari balik pepohonan, berbelok ke gedung fakultasku. "Gue balik duluan ya, kak Hongjoong udah dateng."

San mengangguk. Aku segera menghampiri kak Hongjoong dan mobilnya. Sungguh, jika tidak ada kak Hongjoong, mungkin aku sudah gila (atau San juga tertular gila karenaku).

"Hai kak!" sapaku.

"Gak telat, kan? Cepet masuk,"

Kak Hongjoong masih terbalut dengan pakaian kerjanya. Tidak jauh berbeda dengan Seonghwa, kak Hongjoong juga bekerja menggunakan setelan jas yang rapi. Kali ini, kak Hongjoong menanggalkan jasnya sehingga hanya menyisakan kemeja maroon mengkilat dan dasi berwarna biru. It somehow looks perfect.

"Mau makan dulu?" tanya kak Hongjoong yang ku jawab dengan anggukan.

Kak Hongjoong membelokkan setirnya menuju salah satu restoran cepat saji di pinggir jalan. Tidak apa-apa, kak Hongjoong tidak memiliki banyak waktu luang. Ia bahkan mencuri waktu kerjanya hanya untuk menjemputku.

"Kakak mau pesen apa? Aku aja yang antre," ucapku.

"Samain aja. Here, use my card," ucap kak Hongjoong menjawab.

"Eum, ok. Aku nanti aku bayar punyaku,"

Kak Hongjoong tidak membalas ucapanku. Matanya fokus pada laptopnya. He is such a hardworker.

Di sela-sela aku mengantre, aku melirik kak Hongjoong di meja kami. Pandangannya benar-benar fokus pada pekerjaannya. Aku tidak pernah melihat seseorang sefokus ini dalam bekerja sejak salah satu investor asing di perusahaan Seonghwa bermasalah dengan harga saham. Aku ingat sekali, bahkan Seonghwa hampir tidak tidur dan jam kerjanya sungguh berantakan dibuatnya.

Untungnya, restoran yang kami datangi ini tidak terlalu ramai, sehingga aku bisa mendapatkan makanan kami dengan cepat. Sesaat setelah aku kembali ke meja dengan nampan berisi makanan, kak Hongjoong menutup laptopnya dan menyimpannya kembali ke tasnya.

"Ayo kak, makan," ucapku.

Aku menyodorkan uang tunaiku untuk menggantikan uang kak Hongjoong, namun pria itu menolaknya. "Gak usah, kan aku yang ngajak makan," ucapnya.

Aku pun mengalah dan kami menikmati makan sore kami. Suasana hari ini cukup teduh, andai saja Seonghwa dan aku sering menikmati saat-saat seperti ini, mungkin hidupku akan sempurna.

"Kamu kapan skripsian?" tanya kak Hongjoong.

"Udah mulai, tinggal mantepin ide skripsiku," jawabku.

"Cool, bagus lah kamu pindah ke rumah. Kalo masih di apartemen, Seonghwa pasti bikin ribut terus," ucapnya.

Aku mengangguk. "Tapi gak ada bedanya juga sih kak, cepat atau lambat aku pasti pergi ke luar kota buat nyari bahan skripsi."

"It's ok. Fokus sama kuliah kamu dan dapetin gelar sarjana. Ketika kamu udah jadi wanita karir, kamu gak akan kerepotan," ucap kak Hongjoong. "Dengan jadi wanita karir juga, kamu bisa memilih mau berjodoh dengan siapa."

Aku tertawa. "Gak bisa gitu dong kak, masa mau nyalahin takdir?"

"It's a fact. Wanita karir tuh gak ada yang namanya dijodohin, kecuali kalo emang keluarganya udah tajir dari awal dan relasinya besar, itu mungkin aja terjadi,"

"Contohnya?"

"Already around us."

Aku mengerjabkan mataku. "Ya, aku sama Seonghwa," ucapku.

Kak Hongjoong hanya tertawa. "Ayo ke rumah kamu, aku gak pengen balik ke kantor."

"Kenapa?"

"Bosen, lagian yang penting kan aku tetep kerja. I have no time to doing shits just like what your husband did,"

Aku mengangguk setuju. Seonghwa itu, ia punya pekerjaan tapi ia seperti tidak punya hal apapun untuk dilakukan.

"Udah kan? Ayo pulang," ajak kak Hongjoong.

Aku dan kak Hongjoong beranjak dari kursi kami dan kembali masuk ke dalam mobil. Selagi aku menikmati pemandangan jalan beton dan hiruk-pikuk ibukota, aku memikirkan tentang skripsiku dan kadang tentang Seonghwa juga. Sudah beberapa hari pria itu tidak menghubungiku, jujur saja aku khawatir.

"Kak Hong," panggilku.

"Ya?"

"Seonghwa gimana kabarnya? Aku gak pernah ketemu Seonghwa lagi," ucapku.

Kak Hongjoong menatapku sekilas, kemudian kembali fokus ke jalanan. "Gak gimana-gimana. He's ok with Yeeun," jawabnya.

Aku menggigit bibir bawahku. Seharusnya aku sudah tahu, seharusnya aku tidak perlu menanyakannya lagi.

"Kamu khawatir sama Seonghwa?" tanya kak Hongjoong. Aku mengangguk. "Di saat dia bahkan gak ngasih kamu kabar sama sekali, dia bahkan gak pernah nanyain kabar kamu sekalipun?" tambahnya.

Hatiku mencelos, "Aku gak ngerti juga. I shouldn't miss him just like he didn't miss me, but I just did."

"Orang brengsek kayak Seonghwa itu gak pantes dapet such an angel kayak kamu. Yeeun sama Seonghwa, mereka mungkin keliatan serasi karena mereka sama-sama gila, tapi mau jadi apa mereka kalo gak punya orang baik untuk menyadarkan mereka?" ucap kak Hongjoong.

Aku terdiam sambil menatap jalanan. Perasaan ini datang lagi, sebuah perasaan di mana aku sudah lelah dengan Seonghwa, tetapi aku tidak mau dan tidak bisa pergi meninggalkannya.

Kak Hongjoong mengacak-acak rambutku dengan tangan kirinya. "Did a little baby just get hurt because of love?" canda kak Hongjoong.

"Kaak!"

Kami berdua tertawa karena candaan kak Hongjoong. Tuhan memang adil, menciptakan dua sahabat untuk saling melengkapi, seperti halnya kak Hongjoong yang selalu mengingatkan Seonghwa untuk tidak keluar dari  batasannya, untuk menjadi penghangat di antara dinginnya Seonghwa. Tuhan, kak Hongjoong memang membantuku dalam menjaga pernikahanku dengan Seonghwa, tapi jangan sampai aku mulai nyaman dengan sahabat suamiku sendiri.

sangat cringe cringe ada sepeda, sepedaku roda lima :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sangat cringe cringe ada sepeda, sepedaku roda lima :(

btw guys aku punya ff yunho sama yeosang muehehe

Way Back Home ➖Seonghwa [ATEEZ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang