Seonghwa hanya terdiam seribu bahasa di depan pintu. Benar kata kak Hongjoong, Seonghwa tidak akan berani melawannya. Entah ilmu apa yang dimiliki oleh kak Hongjoong sehingga manusia gila seperti Seonghwa bisa bertekuk lutut begitu saja.
"Ini apa sih?! Kamu narik-narik aku pas belanja cuma buat ngeliatin Sohye beres-beres?! Gila!" omel Yeeun.
Kak Hongjoong tertawa lepas. "Denger kan? Sana balik ke mal," lanjut kak Hongjoong.
Seonghwa masih terdiam. Meskipun ia tidak menunjukkan tatapan tajamnya, aku tahu jika pria itu sedang emosi.
"Seonghwa!" Yeeun menarik tangan Seonghwa dan menggoyangkannya. "I am talking to you!"
"Shut up," ucap Seonghwa dingin.
Yeeun menghempaskan pegangan tangannya dari lengan Seonghwa, lantas menatap nyalang wajah Seonghwa. "Did you just... Fine!" seru Yeeun.
Gadis itu melangkahkan kakinya dengan langkah panjang yang cenderung dihentak-hentak. Sebenarnya aku ingin tertawa melihat tingkah Yeeun, tapi aku masih sayang nyawaku.
"Yeeun! Sayang, aku gak bermaksud untuk marah sama kamu ..."
Seonghwa berlari mengejar Yeeun, sedangkan aku dan kak Hongjoong tertawa di dalam kamar.
"Liat kan, gimana gak gentle-nya Seonghwa. Dia gak bisa ngehadapin satu wanita, tapi dia punya dua. Seonghwa bener-bener definisi sempurna dari gila," ucap kak Hongjoong.
"Ya, semoga aku gak ketularan gila," balasku seadanya.
Sebenarnya, hari demi hari aku merasa kurang nyaman dengan kak Hongjoong, apalagi dengan mulutnya yang tidak bisa dijaga. Tetapi, dengan bersama kak Hongjoong, Seonghwa tidak bisa melakukan hal yang aneh-aneh padaku.
"Gimana, sayang? Mau pindah sama aku?" tanya kak Hongjoong. Tangannya menyelipkan rambutku di belakang telingaku.
Aku hanya terdiam. Jawaban yang kak Hongjoong inginkan adalah 'ya', kan? Padahal semua keputusan ada di tangan Seonghwa.
"Kamu cantik banget pas lagi diem gini. Seonghwa does not deserves you," lanjutnya.
"Sohye,"
Seonghwa datang kembali dengan tatapan dan nada datarnya. Ck, teruslah ada di posisi terpojokkan, Seonghwa. Aku menikmatinya.
"Ngapain lo balik lagi? Kejar sana cewek lo," ucap kak Hongjoong.
"My one and only woman is Sohye," ucap Seonghwa.
Kak Hongjoong bertepuk tangan. "Wow, brengsek sekali. Gue pikir Sohye gak ada artinya kalo dibandingin sama Yeeun, semoga gue salah deh, eh tapi kan gue bener,"
"Hongjoong, I respect you for being my best friend but I don't respect a dishonesty," ucap Seonghwa.
"Haha? What kind of dishonest?"
"Sohye, ketika aku bilang aku gak bakal biarin ada orang lain yang ngambil kamu, aku gak bohong." Seonghwa beralih berbicara padaku.
Aku menyungginggkan alisku. "That 'ngambil'. Aku bukan benda, Seonghwa. Mind your words from now before I begin to disrespect you,"
Seonghwa memukul pintu kamarku dengan keras. Emosi pria itu telah berada di puncaknya.
"HE IS GOING TO STEAL YOU AWAY FROM ME!!!" Seonghwa berteriak seperti orang kesetanan sambil menunjuk-nunjuk kak Hongjoong. "Tadinya aku cuma ngelarang kamu sama San, tapi maaf, sekarang aku juga ngelarang kamu sama Hongjoong. Stay away from Sohye, Hongjoong."
Kak Hongjoong membuang nafasnya. "Hah, we are going too serious now. Well, Seonghwa, lo gak sepenuhnya salah sih. Take care of Sohye from now, sebelum seiring waktu berjalan gue semakin serius untuk bawa Sohye pergi dari lo. Remember this, I can steal her anytime, with or without your permission."
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back Home ➖Seonghwa [ATEEZ] ✔
FanfictionI am a sinner, and you are my God. Originally written by Penguanlin, 2019. was #1 in Seonghwa, Hongjoong, San, ATEEZ #2 in Sohye