27 : keributan lain

5.7K 1.1K 272
                                    

Aku turun dari mobil untuk membukakan gerbang rumahku dan segera menutupnya kembali setelah kak Hongjoong dan mobil abu-abunya masuk ke halaman. Kak Hongjoong benar-benar tidak akan kembali ke kantornya.

"Let's go," ucapku.

Kak Hongjoong membawa tas laptopnya. Ia sama saja bekerja, hanya tidak di kantor saja.

"Kakak mau minum gak?" tanyaku.

Kak Hongjoong mengistirahatkan tubuhnya di sofa ruang tengah. Sangat menyenangkan rasanya melihat kak Hongjoong menyenderkan tubuhnya seperti tanpa beban.

"Gak usah, kamu temenin aku dong sini," ucap kak Hongjoong.

Aku menyimpan tas kuliahku di kamar dan kembali hanya dengan membawa laptop dan ponselku. Tinggal menghitung hari di mana aku akan pergi meninggalkan rumah dan fokus mencari data untuk skripsiku.

"Udah ada rencana skripsiannya kan, gimana?" tanya kak Hongjoong.

Aku mengangguk. "Aku bakal ke luar kota untuk sekitar satu bulan. Kabar buruknya, aku bareng Yeosang," jawabku.

"Yeosang siapa? Gak sama si San?"

"Yeosang itu yang selalu gangguin aku sama San di kampus. I think he is better than Wooyoung, hidupnya lambe turah banget."

Kami kompak menolehkan pandangan ke jendela luar setelah kami mendengar suara gerbang yang terbuka, kemudian ada sebuah mobil masuk ke dalamnya. Aku menyernyitkan dahiku. Seonghwa datang ke rumah dan bagian lucunya adalah, Yeeun adalah orang yang membuka pagar rumahku.

"Baru aja tadi diomongin, udah dateng aja," sungutku.

Kak Hongjoong tertawa, "Gak suka? Kalo gak suka, aku suruh pulang."

Aku menggeleng. Biarkanlah dua orang itu masuk ke rumah, aku ingin tahu apa yang akan mereka lakukan. Oh ya, bagaimana keadaan apartemen, ya?

"Aku aja yang buka pintu. Kamu ngapain kek, sok sibuk atau ngapain," ucap kak Hongjoong yang aku balas dengan anggukan.

Kak Hongjoong bangkit dari sofa dan berjalan untuk membukakan pintu. Aku memperhatikan mereka dari sini, Seonghwa tampak terkejut karena kak Hongjoong dan ada Yeeun di belakangnya. As expected, style Yeeun tidak main-main. Kastaku memang berbeda dengan perempuan dengan rambut sebahu itu.

"Why are you here?" tanya Seonghwa pada kak Hongjoong.

"Loh? Harusnya gue yang tanya, lo ngapain ke sini? Sama dia lagi," ucap kak Hongjoong.

"Siapa yang lo panggil dengan sebutan 'dia'? Everyone knows who am I," ucap Yeeun.

Kak Hongjoong berdecak, kemudian kembali menatap Seonghwa dengan tajam. Ia bahkan tidak membiarkan pria itu masuk ke dalam rumah.

"Jadi, lo mau apa? Kalo tujuan lo ke sini cuma mau messed up sama Yeeun, lebih baik lo pulang. I already had a great time with Sohye," ucap kak Hongjoong.

"I told you to stay away from my wife, but you didn't obey me. Gak ada yang ngijinin lo dateng ke sini, apalagi cuma berdua sama Sohye," ucap Seonghwa.

Kak Hongjoong kembali tertawa sambil bertepuk tangan, "Really? In front of Yeeun? Lo aja gak ngurusin istri lo dan lo ngelarang-larang orang lain buat deketin Sohye? Otak lo udah ilang banget ya."

Seonghwa tiba-tiba melayangkan genggamannya pada rahang kak Hongjoong dan membuat pria itu agak tersungkur. Di titik ini, aku tidak bisa tinggal diam lagi. Aku tidak mengerti mengapa Seonghwa selalu menyelesaikan segala hal dengan berkelahi, memang ada berapa nyawanya?

"Stop, Seonghwa!" seruku. Aku membantu kak Hongjoong bangkit, dan nampaknya Seonghwa semakin emosi dibuatnya.

"Aku gak ngerti sama kamu ya, setelah San, terus Hongjoong? Siapa lagi yang mau kamu deketin?"

PLAKK!!

Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku menampar Seonghwa. "At least I'm not a fucking jerk. Kamu pikir kenapa aku sama kak Hongjoong? Kenapa aku sama San? Kita udah sepakat untuk gak ngurusin hidup satu sama lain dan aku selalu ngelarang kamu buat datang ke sini kalo kamu masih gak ngerti hubungan antara aku sama San ataupun sama kak Hongjoong!"

Yeeun mendorong bahuku dengan kasar. "Berani-beraninya lo nampar Seonghwa? Lo siapa?!" seru Yeeun.

Aku berbalik menyerang Yeeun dengan mendorong bahunya, seperti apa yang baru saja ia lakukan. "Lo harusnya ngaca, lo yang siapa?? Murahan banget ya lo, udah tau Seonghwa laki gue dan lo masih aja kegatelan deketin dia!"

PLAKK!!

Aku tersungkur karena tamparan Yeeun. Demi apapun, tamparan Yeeun lebih menyakitkan daripada tamparan Seonghwa.

"Lo yang ngerebut Seonghwa dari gue! Gak salah dong kalo Seonghwa masih mau sama gue, dia gak pernah cinta sama lo. Pernikahan kalian cuma rekayasa!"

Kak Hongjoong tiba-tiba menarikku ke belakangnya, "Stop yelling at Sohye. Gak kamu, gak Seonghwa, kalian berdua gak punya otak."

"STOP!!" seru Seonghwa. "Aku ke sini tujuannya baik-baik ya, but you just ruin our plan."

"Haha? Mau ngapain lagi? Mau bawa Sohye ke pengadilan agama? Ayo gue anterin, dengan senang hati malah. Atau kalian juga bisa sekalian liat gue ngeresmiin Sohye," ucap kak Hongjoong.

Yeeun menarik tangan Seonghwa, memaksanya untuk kembali ke mobil. "Sayang, ayo pulang aja. Aku gak mood lagi," ucapnya.

"Jangan, sayang, Sohye belom belanja. Kita tetep ke mal, Sohye kamu bareng aku," ucap Seonghwa.

Aku menaikkan salah satu alisku. Peduli apa Seonghwa dengan diriku, tanpa dia pun nyatanya aku masih tetap hidup.

"She can't come with us, it's only you and me in your car, no one else!" seru Yeeun.

"Udah lah, gak perlu repot-repot bawa dua cewek. Mobil gue masih muat kok, apalagi cuma buat kita berdua," ucap kak Hongjoong. Tangannya merangkul pinggangku di depan mata Seonghwa, gila.

"Seonghwa," ucap Yeeun dingin.

"Ck! Ya udahlah! Make sure you are behind us!" ucap Seonghwa. Pria itu akhirnya mengalah dan membiarkanku untuk pergi bersama kak Hongjoong.

Kak Hongjoong tertawa penuh kemenangan. "Dress well, Sohye. Let's go for our date," ucapnya.

"Shut your fucking mouth up, Hongjoong. Don't flirt my woman."

Kak Hongjoong berkacak pinggang sambil menatap Seonghwa remeh. "Your woman? Udah berapa kali kamu ngomong itu, dan akhirnya tetep balik sama dia."

"Sohye is my woman, my wife. Selamanya akan selalu begitu."

"Seonghwa?!!"

Way Back Home ➖Seonghwa [ATEEZ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang