6 : seorang pengganggu

7.2K 1.3K 277
                                    

San membawa motornya dengan tenang menuju kampus, meskipun beberapa kali aku merasa nyawaku sedang dipertaruhkan karena seorang Choi San yang tenang mendadak gila saat salip menyalip. Beberapa kali juga aku merasakan sebuah ketegangan tiada akhir saat San memutar gasnya dan menyalip puluhan kendaraan dengan jarak yang sangat nyaris bersentuhan. San sangat gila di jalanan.

Ia memarkirkan motornya di depan gedung fakultas kami. Firasatku berubah buruk ketika Wooyoung dan teman-temannya --dia adalah orang gila lain yang selalu mengolok-olok San dan aku-- duduk di depan gedung fakultas sambil tertawa seperti setan. Ditambah lagi, begitu kami datang, mereka menghujani kami dengan tatapan seperti ingin menerkam.

"Wow wow, a solar suddenly date someone's wife," ucap Wooyoung.

Ah sialan. Tunggu, bajingan itu bilang apa tadi?

"Shut up, Jung Wooyoung. Kamu gak tau apa-ap," ucapku sambil melengos pergi bersama San.

Aku berjalan dengan emosi yang meletup-letup, apalagi setelah orang gila itu tiba-tiba menarik lenganku secara kasar. Hampir saja aku terjatuh apabila San tidak melihat ulah bodoh manusia itu.

"Hey, of course i did, mrs. I know everything," kata Wooyoung.

"Well, you are my number one fans then," balasku.

"Urusin aja hidup lo yang berantakan, gak perlu repot-repot ngurusin hidup Sohye," ucap San.

"Wow, a knight has suddenly come." Mingi berucap, kini ia dan temannya--Kang Yeosang, bangkit dari duduknya mereka dan menatap kami remeh.

"Info aja sih buat lo, Choi San. Pacaran sama istri orang itu salah, eh tapi dia juga diselingkuhin ya? Hahaha, impas deh kalian," tambah Yeosang.

Mataku memanas mendengar penuturan tiga mahasiswa kurang kerjaan di hadapanku. Dari mana mereka tahu semuanya, dan apakah tidak puas mereka mem-bully ku sejak hari pertama aku menginjakkan kaki di fakultas hukum?

San memutar badanku kembali menuju gedung dan membawaku pergi meninggalkan Wooyoung, Mingi, dan Yeosang yang kini tertawa bahagia. Mereka pikir aku sudah kalah, dan aku memang akan selalu kalah apabila dihadapkan pada sebuah perdebatan. Tidak peduli dengan siapapun itu, dengan Seonghwa, San, Wooyoung, atau siapapun, aku akan berakhir menangis.

"Jangan didengerin. Orang gila tetep bakal jadi orang gila," ucap San.

"So-sorry, I can't hold it..." ucapku.

Sedetik kemudian, air mata yang sedari tadi ku tahan akhirnya keluar. Dapat ku rasakan tatapan tajam orang-orang yang menatapku karena yah, aku terlalu sering terlihat menangis.

"Inget ini, lo ke kampus buat kuliah, buat belajar, bukan buat dihina sama Wooyoung. Selama gue di sini, gue yang bakal terus jagain lo selama Seonghwa gak ada," ucap San, kemudian merangkulku.

Mendengar nama Seonghwa, rasanya hatiku makin patah saja. Mencintai orang yang tidak mencintaiku memang berat, apalagi jika ia bermain secara terang-terangan di hadapanku. Manusia itu pasti tidak pernah memikirkan perasaanku dan tentu saja ia tidak akan repot-repot untuk peduli.

"Fix your relationship with Seonghwa, terus tampol Wooyoung di muka, Mingi di jidat, sama Yeosang di otaknya," tambah San.

dont take it too serious guys, seonghwa bukan playboy,yeeun bukan pelakor,dan jangan termakan tipu dayanya choi san di ff ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dont take it too serious guys,
seonghwa bukan playboy,
yeeun bukan pelakor,
dan jangan termakan tipu dayanya choi san di ff ini. everything here stays here, ok?

oya updatenya suka suka aku ya :")

Way Back Home ➖Seonghwa [ATEEZ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang