Siang ini aku benar-benar tidak punya pekerjaan apapun. Aku tidak ke kampus--aku dan San sengaja membolos karena muka San masih agak biru setelah berkelahi dengan Seonghwa tempo hari, apartemen tiba-tiba bersih, dan aku benar-benar bosan karenanya. Aku bisa saja menghabiskan waktuku di rumah San sambil menunggu malam tiba, tetapi aku tidak ingin terlalu merepotkan laki-laki itu. San akan bekerja keras nanti malam, maka aku akan membiarkan dia menikmati waktunya sebelum ia harus terjebak bersamaku.
Aku memutuskan untuk menghabiskan waktu di kafe bersama kak Hongjoong. Aku tahu ini adalah keputusan gila, tapi aku tidak punya siapa-siapa lagi. Seonghwa bekerja dan aku tidak mungkin mengajak Yeeun, apalagi Wooyoung dan teman-temannya.
"Sorry for being late, honey!" ucap kak Hongjoong yang baru datang.
Pria itu melepas jaket tebalnya dan melipatnya asal. Untungnya kak Hongjoong tidak satu kantor dengan Seonghwa.
Aku hanya tersenyum mendengar ucapan kak Hongjoong, aku tidak tahu harus membalas apa.
"Jadi, kamu pindah kapan?" tanya kak Hongjoong.
"Kayaknya nanti malem. San bakal ngikutin aku, kakak jangan bilang sama Seonghwa," jawabku.
Kak Hongjoong tertawa. "Gak lah, atau apa aku perlu ikut ngikutin kamu juga? Alamat rumahmu di mana?"
Aku mengangkat bahuku. "Aku gak tau alamat pastinya. Pertama kali aku dateng ke rumah itu malem-malem, aku gak begitu ngeliat jalan. Seonghwa gila, kalo aku gak tau jalan, gimana aku mau ke kampus coba!!"
Aku kembali berapi-api. Semakin aku pindah ke rumah, maka segala masalah bagai muncul begitu saja di depan mataku. Seonghwa pasti tidak memperkirakan masalah apa saja yang akan aku alami, dia kan hanya peduli Yeeun.
"Hmm, berarti aku perlu ketemu sama San San itu. Jaga-jaga kalo Seonghwa lupa gak jemput, kamu bisa telpon aku. Tenang, aku bukan buaya kayak Seonghwa yang cuma bisa nebar janji palsu," ucap kak Hongjoong.
Aku menghela nafasku. "Sebenernya aku kupingku udah budek banget buat denger bullshit, tapi kakak sama Seonghwa hobi banget ngomongin bullshit," keluhku.
"Hidup jangan terlalu tegang, dibawa rileks aja. Ambil sisi positifnya, dengan kamu pindah ke rumah, kamu gak perlu mikirin Seonghwa dan bisa fokus sama kuliah kamu. Mahasiswi tingkat akhir harus udah fokus," ucap kak Hongjoong.
"Kedengerannya simpel, tapi pasti hidup gak akan semudah itu," ucapku. "Kakak perlu ngajarin aku ilmu buat naklukin Seonghwa. Dia itu definisi dari rollercoaster, malem kayak pujangga cinta, pagi kayak bajingan."
"Sebenernya Seonghwa gak sekuat itu. Ilangin Yeeun, maka Seonghwa bakal balik sama kamu. Buat dia ngerasa bersalah, maka dia akan melunak dengan sendirinya,"
Aku menyedot minumanku. Omongan kak Hongjoong ada benarnya juga, Seonghwa langsung berubah menjadi manusia paling berdosa saat kami berada dalam obrolan yang dalam. Meskipun begitu, sejujurnya aku tidak menyukai situasi seperti itu.
"Aku gak terlalu suka deep talk sama Seonghwa. Dia emang jadi ngerasa bersalah tentang apa yang dia lakuin, tapi aku juga ngerasa bersalah juga. Kita jadi kayak saling bikin pengakuan dosa, gak ada siapapun yang menang," ucapku.
"Seonghwa selalu butuh orang baik untuk nyadarin dia. Aku cuma bisa bantuin kamu dengan mengintimidasi dia, dan kamu bisa sedikit demi sedikit ngubah Seonghwa, tapi sekarang kondisinya kamu pisah rumah sama dia. He's going uncontrolled with Yeeun, let's see," ucap kak Hongjoong. "Dunia selalu butuh orang baik. Kalo kamu gak nemuin orang baik, maka jadilah salah satunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back Home ➖Seonghwa [ATEEZ] ✔
FanfictionI am a sinner, and you are my God. Originally written by Penguanlin, 2019. was #1 in Seonghwa, Hongjoong, San, ATEEZ #2 in Sohye