::: bonus :::

7.9K 815 174
                                    

bonus; graduation.
pov: choi san.

"Kim Sohye!"

Aku otomatis menolehkan kepalaku ke arah panggung, entah mengapa sudut bibirku terangkat. Sang pemilik nama dengan memori yang kekal di benakku, berjalan dengan senyum lebar, benar-benar sempurna.

Panggung mendadak dipenuhi oleh kelap-kelip flash kamera, beberapa di antaranya bahkan terang-terangan mendekat ke arah panggung, seakan berlomba-lomba mengabadikan momen spesial penganugerahan gelar sarjananya. Mereka barangkali hanya fotografer yang memang disewa jasanya, atau mungkin para wartawan?

Begitu pun ketika wanita itu turun dari panggung dan bergabung dengan barisanku, kamera itu seakan terfokus dan mengikuti setiap langkahnya. Wanita yang sedianya terlihat sempurna, kini ditambah dengan toga wisudanya, membuat sang bulan seakan enggan untuk terlihat.

Aku menghela napasku. Sudahlah, aku memang tidak ada apa-apanya, apalagi jika dibandingkan dengan pria berjas rapi yang berdiri di depan sana, bertepuk tangan bangga dengan senyum yang sama lebarnya. Haha, tidak tahu diri namanya jika aku masih saja berdebat dan membandingkan diriku dengan pria itu.

Kim Sohye, mungkin namanya akan kekal di pikiran dan hatiku. Segala lika-liku kehidupan yang telah kami lalui sebelumnya, memberi koda yang indah bagi wanita itu, mengantarkannya pada kehidupan ideal yang kian ia dambakan.

Egois namanya jika aku terus menyalahkan Tuhan atas semua yang telah terjadi. Egois namanya jika aku terus memohon pada Tuhan agar wanita itu kembali menoleh padaku. Egois sekali, tapi benar, hatiku masih berlabuh padanya, seakan enggan untuk mencari pemberhentian baru.

Upacara wisuda ini pun berakhir. Mahasiswa dari segala jurusan seakan tumpah ke lapangan di depan gedung rektorat, mengabadikan jutaan kenangan terakhir sebelum berpisah dan fokus pada jalan masing-masing.

Ah, aku tidak rela jika harus berpisah secepat ini. Tuhan, tak bisakah Kau buat waktu berjalan sedikit lebih lambat? Sedikit saja, berikan aku sedikit waktu lebih banyak untuk bisa bersama wanita itu sedikit lebih lama.

Lapangan mungkin ramai dengan banyaknya orang yang berebut untuk mendapatkan foto terbaik, tapi tidak dengan wanita itu. Sudut mataku berkelana, mengarungi ribuan manusia, berusaha mencari-cari sosok wanita hebat yang telah terpatri namanya di hatiku.

Ah, di sana ia rupanya. Di dekat pintu masuk aula, ia dan suaminya berdiri dikerumuni belasan wartawan dengan kamera yang terlalu banyak untuk dihitung jumlahnya. Senyum pasangan itu seakan tak pernah luntur, terlihat bahagia sekali.

Lagi-lagi, aku kembali menyunggingkan senyum pahit. Kau telah melalui semuanya dengan hati yang setegar karang, kau pantas memetik buah manis dari pengembaraanmu.

"San!!"

Aku kembali menoleh. Wanita itu berlari ke arahku, masih dengan pakaian toga yang masih membalut lengkap tubuhnya.

"Jangan lari, anjir!!" balasku tak kalah seru.

Wanita itu langsung menyerbuku dan memelukku erat. Tubuhku seakan membeku, aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan. Balik memeluknya? Yang benar saja, ada Seonghwa di sana.

"Makasih, makasih banget. Tanpa lo, gue gak tau kalau gue masih bisa sampai sejauh ini," ucapnya.

Kalah, aku kalah. Dengan tangan bergetar, aku menepuk-nepuk pundak belakang wanita itu, sedikit memeluknya. Tolong, Sohye, jangan terlalu erat memelukku, atau aku tidak akan pernah bisa bangkit lagi.

"Lo hebat, terima kasih karena lo memilih untuk bertahan dan bersabar," balasku.

Sohye melepas pelukannya. Sejenak, ia tersenyum dan menatap kedua mataku dengan tatapannya yang sedikit sendu, kemudian kembali memelukku erat.

Way Back Home ➖Seonghwa [ATEEZ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang