Aku ada kelas sore ini. Entah setan apa lagi yang bersemayam di kepala Seonghwa, sore ini ia memaksa untuk mengantarku ke kampus. Sebenarnya aku berencana untuk mampir lagi ke bazar makanan bersama San, tapi ya sudah lah, aku akan pergi nanti sepulang kuliah.
"Sohye, udah siap?" tanya Seonghwa sambil memakai coat-nya.
"I am," jawabku.
Aku berjalan di belakang Seonghwa sampai ke parkiran. Mobil mahal Seonghwa sepertinya baru saja ia bersihkan, mungkin setelah ini ia akan pergi dengan Yeeun. Terakhir kali aku masuk mobil Seonghwa, aku memarahinya karena ada bungkus makanan di mana-mana, dan akhirnya aku juga yang turun tangan untuk membersihkannya. Pria itu sungguh merepotkan.
"Duduk sini, di sebelahku," ucap Seonghwa saat aku hendak membuka pintu belakang.
Aku melengos. "Sebenernya kamu sok baik buat apa sih?" tanyaku.
"Kamu istriku, masa mau dijahatin?"
Aku tertawa. Aku istrinya, katanya.
"Jangan sering-sering kayak gini, nanti kamu lupa kalo kamu sayangnya sama Yeeun, bukan sama aku," ucapku.
"So why don't you make me love you?"
"How can I make you love me when you already fall for another woman?"
"Not for longer, Sohye. Mau gak mau, pasti aku balik ke kamu juga. Kamu tau kan gimana mama gak suka sama Yeeun?"
Ah, ya. Mama Seonghwa --mertuaku-- tidak suka dengan Yeeun dan menolak mentah-mentah perempuan itu, sebagai gantinya mereka justru menikahkanku dengan Seonghwa. Aku setuju dengan pendapat mama mertuaku, sepertinya beliau tahu mana wanita yang cocok dijadikan istri, dan mana yang tidak.
"Kalo kamu tau mama gak suka, kenapa kamu masih sama dia? Apa kamu pernah mikirin perasaanku pas kamu jalan berdua sama Yeeun? Dan stop bandingin aku sama San, karena aku sama San cuma temen, gak kayak kamu sama Yeeun," ucapku panjang lebar.
Ketika mobil berhenti di lampu merah, Seonghwa menatapku. "Kamu marah? Karena aku sama Yeeun?"
Aku memalingkan wajahku ke arah jalanan. Aku muak melihat wajah Seonghwa, orang yang bersalah, namun wajahnya seperti menyalahkan orang lain atas kesalahannya.
"Menurut kamu?" ucapku.
Seonghwa terdiam, kemudian melajukan mobilnya kembali. Benar-benar tidak ada yang bisa diharapkan pada pria seperti Seonghwa. Aku bisa saja melaporkan dirinya dan Yeeun pada mertuaku, tapi sayang sekali aku masih punya hati.
"Sohye, kamu marah?" tanya Seonghwa sekali lagi.
Sudahlah, aku lelah.
"Goodbye," ucapku setelah kita sampai di kampus.
"Sohye, wait!" seru Seonghwa.
"Apa?"
Aku yang sudah hampir keluar dari mobil terpaksa harus duduk kembali. Seonghwa tiba-tiba menarik tanganku, dan mencium keningku sekilas.
"I forget to kiss my wife," ucapnya.
Oh, fuck.
"Ini di kampus, Seonghwa. Jangan aneh-aneh," keluhku.
Seonghwa hanya tersenyum. "It's ok. Nanti aku jemput, aku janji gak bakal telat."
"Gak perlu, aku mau pergi sama San," tolakku.
"Gak ada penolakan. Nurut sama suami," ucapnya.
Aku terkekeh. "Aku harus nurut sama suamiku, atau sama pacar orang?"
"Suami lah. Nanti aku bawain buku nikah kita biar kamu inget kalo aku suamimu,"
"Gak kebalik? Udah sana pulang, dicariin sama Yeeun,"
Aku keluar dari mobil dan Seonghwa segera memutar balik mobilnya. "See ya, lovely!" seru Seonghwa, kemudian pergi dengan mobilnya.
Aku menatap mobil Seonghwa. Bohong jika aku tidak suka diperlakukan seperti ini, bohong jika aku benar-benar membenci Seonghwa, karena semakin aku membencinya, aku semakin mencintainya.
"Liat guys, siapa yang baru aja ngebawa urusan rumah tangga ke sekolah,"
Fuck it, Jung Wooyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back Home ➖Seonghwa [ATEEZ] ✔
Fiksi PenggemarI am a sinner, and you are my God. Originally written by Penguanlin, 2019. was #1 in Seonghwa, Hongjoong, San, ATEEZ #2 in Sohye