Aku melangkahkan kakiku secepat mungkin menuju lobi apartemen San karena Seonghwa tiba-tiba menelepon jika ia sudah berada di sana. Like what, aku tidak pernah memberi tahu alamat San, lalu dari mana bayi besar itu tahu?
Aku memicingkan mataku, berharap Seonghwa tidak benar-benar datang, tetapi laki-laki itu sudah duduk dengan tenang di sofa lobi. Aku menghela nafasku. Seonghwa sudah tahu di mana ia bisa menemukan San, dan ia juga bisa datang dan menghajar San kapan saja, kan?
"Seonghwa," panggilku.
Seonghwa melipat koran yang sedari tadi ia baca sambil menungguku. Laki-laki itu tersenyum. "Aku mau makan sup ikan kayak yang mama kamu bikin. Ayo belanja," ajaknya.
"Astaga, Seonghwa, kamu kan bisa beli," dengusku.
"It'll turn the way more tasty when my wife cook it for me," ucapnya.
"Ck, ya udah ayo belanja, tapi jangan pernah dateng ke sini lagi, apalagi nemuin San. I beg you,"
"Well, fine."
Seonghwa membawaku ke salah satu pusat perbelanjaan favorit kami. Sebenarnya hanya favoritku, karena di sini aku bisa menemukan sayuran yang benar-benar segar.
"What can I do to help you?" tanya Seonghwa.
Laki-laki itu hanya mengekor di belakangku sambil diriku mendorong troli belanjaan. Eum, tidak, laki-laki itu mengekor sambil membeo.
"Stay silent and quiet. It help a lot," jawabku.
Aku memberhentikan troliku di depan display sayur-sayuran. Selagi aku membandingkan beberapa sayuran, tangan Seonghwa tiba-tiba melingkar di pinggangku, dan pria itu menyenderkan kepalanya di bahuku.
"I told you to stay, don't offend me," ucapku.
"Kamu harus ngajarin aku caranya milih sayuran, jadi aku bisa belanja," ucap Seonghwa.
Aku tertawa. "For what? Oh ya, kamu sama Yeeun kan gak ada yang bisa masak, kamu gak perlu repot-repot belanja," ucapku.
"Just trying to be a best husband for you. Kalo kamu sibuk, kamu bisa suruh aku belanja,"
Aku benar-benar menutup telingaku rapat-rapat untuk bullshit seperti ini. Sesungguhnya aku malu juga, aku yakin seisi super market sedang menatap kami.
"Kamu mau beli sayur apa? Apa yang kamu gak suka? Cepetan, mumpung masih di sini," ucapku.
"All are fine. Aku mau selada, selada itu yang mana?"
"Buat apa kamu beli selada?" tanyaku.
"Pengen aja. Ini selada, kan?"
Aku mengangguk. Ternyata laki-laki ini mengerti tentang sayur-sayuran juga.
"Jangan yang itu, yang ini aja, masih seger," ucapku.
Aku mengembalikan selada yang Seonghwa ambil dan menyodorkannya satu ikat yang masih segar.
"Sama aja," ucap Seonghwa.
Aku menggeleng. "Beda. Ayo jalan lagi,"
Aku kembali mendorong troliku. Kali ini menuju rak perlengkapan kamar mandi karena seingatku kami kehabisan sabun. Aku sudah bolak-balik meminta Seonghwa untuk membelinya, tetapi ia selalu lupa.
Kami beralih tugas. Aku berjalan di depan Seonghwa sambil mencari apa saja yang akan aku beli, sedangkan pria itu mendorong trolinya. Lebih baik, daripada pria itu hanya berjalan sambil mengoceh tidak jelas.
"Sohye," panggil Seonghwa.
"Apa?"
"Aku suka liat kamu belanja. You looks good, sering-sering belanja ya," jawab pria itu sambil tersenyum.
Aku tertawa. "Bukannya Yeeun juga suka belanja? Belanjanya Yeeun juga lebih berkelas."
Seonghwa menggeleng, "Bukan itu, Yeeun gak pernah belanja perlengkapan rumah kayak gini. You looks like a real wife, aku bersyukur karena aku yang bisa nikahin kamu."
"I'll never let anyone to steal you away from me. I promise,"
satu chapter keju untuk malam ini. untuk kalian yang besok un, usbn, atau apapun nama ujiannya, fighting해야돼 !1!1!1!
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back Home ➖Seonghwa [ATEEZ] ✔
FanficI am a sinner, and you are my God. Originally written by Penguanlin, 2019. was #1 in Seonghwa, Hongjoong, San, ATEEZ #2 in Sohye