46 : he's back

5.6K 992 141
                                    

Butuh beberapa detik bagiku untuk berpikir tentang apa yang terjadi. Ketika orang itu melepas pelukannya, aku dapat melihat senyuman besarnya.

"I miss you so much," ulang pria itu.

"Kak Hongjoong ngapain ke sini?" tanyaku.

"I told you that I miss you, aku ke sini buat jemput kamu," jawab kak Hongjoong.

Aku menyunggingkan alisku, "Jemput gimana? Kakak mau bawa aku ke Seonghwa?"

Aku mengambil langkah mundur. Tidak, aku tidak mau bertemu dengan pria brengsek itu.

"Enggak sayang, enggak," ucap kak Hongjoong cepat sambil menggelengkan kepala.

"San bilang dia mulai bimbingan ketat sama dosen kamu, dia gak bisa jagain kamu," tambah kak Hongjoong, matanya melirik pada lenganku yang diperban. "What is this? You hurt yourself aren't you?"

Aku mengangguk. Meskipun aku menikmati rasa sakit saat cutting, aku tidak akan melakukan hal itu lagi karena merepotkan.

"Come on, babe. Semua orang khawatir sama kamu, jangan lakuin hal bodoh itu lagi," ucap kak Hongjoong.

"A-aku cuma gak tau mau ngapain lagi. Aku gak sadar pas itu," balasku.

Kak Hongjoong membelai pelan rambutku dan tersenyum, "Ayo, kita ke apartemenku. Kamu aman di sana dan San juga gak perlu khawatir sama keadaan kamu. Seonghwa juga gak bisa masuk ke apartemenku."

Ada sepintas keraguan di dalam hatiku. Aku menoleh ke arah rumah San. Aku tidak melihat batang hidung San serta motor putihnya sedari tadi. Mungkin kak Hongjoong benar, San sangat sibuk dan aku harus tahu diri untuk tidak membebaninya.

"Yaudah, aku mau mandi dulu," ucapku.

"Gak usah, mandi di rumahku aja. Nanti sekalian diganti pake perban yang baru," ucap kak Hongjoong.

Aku menggigit bibirku, "Ya udah, aku nutup pintu dulu."

Aku berjalan cepat ke rumah dan menutup pintunya. Kak Hongjoong sudah siap di dalam mobilnya dan kami segera berangkat meninggalkan rumah San setelah aku duduk di sebelah kak Hongjoong. Pria itu tidak berubah, meskipun di beberapa titik sebenarnya ia brengsek juga.

"Kakak tau aku di sini dari San?" tanyaku.

Kak Hongjoong mengangguk, pandangannya tidak lepas dari jalan raya dan setirnya, "Ya, aku kan udah bilang."

Aku mengangguk-anggukan kepalaku, "Ooh, oke."

Situasi kembali hening. Sungguh aku benci situasi hening seperti ini karena situasi seperti ini mendukung otakku untuk memikirkan hal-hal yang bodoh.

Salah satunya adalah merindukannya.

"Kak," panggilku.

"Ya?"

Kata-kataku tercekat di tenggorokanku seakan enggan untuk ku suarakan, namun hatiku berontak.

"Dia, apa dia akan kembali?" tanyaku dengan mata yang membasah. "Aku gak mau berharap, tapi I just did."

Kak Hongjoong menatapku selama sepersekian detik dan kembali fokus berkendara. "He's searching for you, like fucking crazy," jawab kak Hongjoong. "Tapi dia gak pernah datang buat nemuin kamu, kan? Stop expecting too much."

Air mataku jatuh kembali. Kak Hongjoong benar, aku harus berhenti berharap pada Seonghwa. Sejatinya, berlian tidak akan pernah bisa disandingkan dengan bola kaca.

"Jangan terlalu dipikir berat, ada aku dan ada San yang selalu support kamu," ucap kak Hongjoong.

Aku tersenyum. Masih ada orang yang bisa ku andalkan, aku beruntung sekali.

Mobil kak Hongjoong akhirnya sampai di parkiran basemen apartemen. Aku mengurut dahiku, apartemen kak Hongjoong memang tidak sebesar apartemen Seonghwa, tapi ada jauh lebih banyak orang-orang berpakaian rapi di sini. Sementara itu, aku baru saja bangun tidur, untung aku sempat mencuci muka.

"Santai, kamu sama aku,"

Kak Hongjoong tiba-tiba menyampirkan jasnya di bahuku. Entah dari mana ia mendapatkan jas ini, seingatku barusan kak Hongjoong menyetir hanya dengan kemeja kerjanya.

Kak Hongjoong merangkul bahuku dan kami berjalan bersama menuju flatnya. Ini adalah kali pertama aku berkunjung ke apartemen kak Hongjoong, ternyata kak Hongjoong tidak segila Seonghwa untuk memakai flat di lantai atas. Flat kak Hongjoong ada di lantai tiga.

"Aku cuma tinggal sendirian dan aku sibuk, jadi gak ada banyak perabotan di sini," ucap kak Hongjoong sebelum ia membuka pintu flatnya.

Kak Hongjoong menekan pass code-nya dan pintu flat pun terbuka. Benar-benar, flat kak Hongjoong sangat berbeda dengan flat Seonghwa maupun San. Ada banyak barang di flat kami (aku dan Seonghwa), apalagi flat San yang lebih mirip seperti tempat fotokopi.

"Semoga kamu nyaman di sini. Kamar kamu yang ini dan yang ini kamarku, jangan kebalik," ucap kak Hongjoong sembari menunjuk dua buah kamar yang saling berjejeran.

Aku tertawa kecil, "Iya kak, kamar ku yang sebelahnya ada galon."

"Ya udah, aku gak tau harus ditaruh mana galonnya, jadi aku taruh situ," balas kak Hongjoong.

Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling flat. Kak Hongjoong menata semua benda dengan rapi, tidak seperti Seonghwa yang seenaknya ataupun San yang mengalihfungsikan tembok sebagai tempat untuk menempel segala tugas, jadwal, atau apapun yang berkaitan dengan kuliah.

Ah, kenapa sih aku harus ingat dengan Seonghwa?!!

"Kamu kenapa kok cemberut? Rumahku kurang apa? Aku beli sekarang," ucap kak Hongjoong.

Aku buru-buru mengatur ekspresiku. "Enggak kak, enggak," balasku cepat. "Aku cuma emosi karena keinget Seonghwa terus."

Kak Hongjoong menggelengkan kepalanya, "Kamu mandi dulu aja, aku udah beliin baju di kamar kamu. Aku mau nyiapin P3K dulu."

"Ay ay , captain!"

"Ay ay , captain!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hehehehe hai. aku mau ngegas ah biar cepet selesai




t e r s e n y u m

Way Back Home ➖Seonghwa [ATEEZ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang