24 : keributan

6K 1.1K 242
                                    

Aku terbangun dan betapa terkejutnya aku karena ternyata aku tertidur di ruang tengah, di sofa bersama San. Apalagi saat aku sadar bahwa laki-laki itu menutup tubuh kami dengan selimut tebal dan ia membuat posisiku senyaman mungkin bersamanya.

"San." Aku memanggil namanya pelan untuk membangunkan laki-laki itu.

Perlahan, San membuka matanya. Astaga, San lucu sekali saat ia bangun tidur.

"Hm? Morning," ucap San.

Aku bangkit dari sofa dan menggeleng-gelengkan kepalaku karena San memilih untuk melanjutkan tidurnya.

"Lo mau makan apa? Gue gak punya banyak makanan, gue mau nyari ke luar," ucapku.

"Perumahan sini bukan perumahan kayak di sinetron. Gak ada tukang sayur lewat," ucap San.

"Terserah lo aja lah. Ntar kalo lo nyari makanan, cari di meja,"

San hanya mengangguk pelan dan kembali jatuh ke alam mimpi. Aku melengos ke dapur dan mencari beberapa bahan makanan yang aku bawa dari apartemen tadi malam. Setidaknya bahan makanan yang tidak seberapa ini bisa menyambung hidupku sampai nanti siang, lalu aku bisa pergi ke supermarket lagi untuk berbelanja.

Aku sendiri tidak membuat makanan yang aneh-aneh untuk menyingkat waktu. Setelah aku menyelesaikan masakanku, aku melirik San di sofa. Ia benar-benar tidak bergerak.

"Kebo banget anjir," gumamku.

Aku melanjutkan pagiku dengan mandi terlebih dahulu. Aku tidak peduli San akan mandi atau tidak, memang dia pernah mandi?

Aku segera menyelesaikan mandiku secepat mungkin setelah aku mendengar ribut-ribut dari luar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku segera menyelesaikan mandiku secepat mungkin setelah aku mendengar ribut-ribut dari luar. Feeling-ku mengatakan jika Seonghwa datang ke rumah, dan ternyata benar.

Bagian buruknya, Seonghwa dan San sedang berkelahi.

"SEONGHWA!!" seruku.

Dua laki-laki di hadapanku bagai tidak mendengar seruanku. Masing-masing mereka saling memukul satu sama lain dan tidak ada satupun yang berniat untuk mengalah. Tipikal San dan Seonghwa, tidak akan berhenti berkelahi kecuali jika keduanya sudah puas. Masalahnya, kapan mereka akan puas saling memukul???

"SEONGHWA UDAH!!"

Aku menarik mundur tubuh Seonghwa secara paksa dan tanpa sengaja tangan pria itu memukul kepalaku. Ketidaksengajaan itu justru membuat San semakin naik pitam dan kembali memukul Seonghwa.

"AAAAHH!!" seruku.

"BRENGSEK!! SINI LO BANGSAAT!!" seru San.

Kepalaku agak pening, tapi aku tidak akan berhenti melerai mereka.

"SAN, UDAH!! MUNDUR KALIAN!!" bentakku.

San mendengarkan perintahku dan mulai menguasai dirinya, tapi tidak dengan Seonghwa. Aku perlu memukul mundur pria keras kepala ini.

Way Back Home ➖Seonghwa [ATEEZ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang