41 : twist and turn

5.5K 1K 177
                                    

"Enggak!" ucapku tegas.

Aku memaksa San untuk duduk di sebelah Seonghwa sedangkan aku di hadapan mereka. Satu lagi momen canggung antara San dan Seonghwa yang tertangkap oleh mataku.

"Lo gak dimakan buaya, kan?" tanyaku pada San untuk memecah keheningan.

San menggeleng, "Lo kali dimakan buaya, gue sih ogah."

Aku beralih menatap Seonghwa. Pria itu pura-pura sibuk dengan ponselnya. Aku yakin sebenarnya ia hanya menggeser-geser menu.

"Seonghwa," panggilku.

"Ya, sayang?"

Aku tersenyum, "Kita mulai dari awal. Seonghwa, ini San, sahabatku. San, ini Seonghwa, suami gue."

Mau tidak mau, San dan Seonghwa berjabat tangan. Yah, meskipun mereka saling menghindari kontak mata.

"Park Seonghwa,"

"Choi San,"

Aku tersenyum penuh kemenangan ketika dua laki-laki di hadapanku mengikuti skenarioku. San dan Seonghwa saling tersenyum canggung. Hahaha, tawaku hampir meledak.

"Choi San, terima kasih sudah menjadi sahabat Sohye. Terima kasih telah menemani Sohye selama saya gak ada," ucap Seonghwa tiba-tiba.

San mengangguk. "Makasih udah berubah buat Sohye. Perlu lo inget, jangan sampe balik lagi ke wanita ular itu," ucap San sarkas.

Perlu ku akui, keberanian San perlu diacungi jempol. Jika ini bukan 'gencatan senjata', mungkin Seonghwa dan San sudah adu pukul sampai masing-masing tidak berbentuk.

"Kita udah baikan, ada baiknya lo sama Seonghwa baikan juga," ucapku.

"Emang pernah berantem?" tanya San retoris.

"Gak tau diri banget ya lo, gak inget siapa yang bolak-balik bolos ngampus gara-gara mukanya biru?" ucapku penuh penekanan.

"Udah jangan berantem," ucap Seonghwa.

Aku membulatkan mataku. Ketika selama ini selalu aku yang menengahi ketika Seonghwa dan San berkelahi, kini Seonghwa yang menengahi ketika aku dan San adu mulut. Walaupun sebenarnya adu mulut sudah menjadi keseharianku dengan San, sih.

"Intinya, terima kasih udah jadi temen yang baik untuk Sohye ketika saya gak bisa di sisinya. Yah, saya berhutang banyak sama kamu," lanjut Seonghwa.

"Hehehe, mantab," ucapku. "Ayo baikan."

Seonghwa dan San saling melemparkan tatapan tajam. Aku menghela nafas, "Baikan dulu sayang-sayangkuuu."

"Huft, oke."

Seonghwa memulai duluan. Ia mengulurkan tangannya dan San juga membalas menjabat tangan Seonghwa.

"Maaf," ucap San dan Seonghwa bersamaan.

Kedua laki-laki itu melepaskan jabatan tangan mereka dan kembali melengos. Jika seperti ini, minta maaf apanya?

"Sebenernya gue gak punya kepentingan apa-apa buat minta maaf, tapi ya udahlah," ucap San.

Aku mendelik, "Udah baikan, jangan mulai, San."

Kami terdiam setelah makanan kami datang. Tidak ada satupun yang memulai topik pembicaraan, bahkan sampai makanan kami benar-benar habis.

"Sohye, I have to go. Gue udah janji mau ke Pak Kangin," ucap San tiba-tiba.

Aku mengangguk, "Semoga skripsi lo cepet selesai dan kita wisuda bareng!"

"Thanks," ucap San. "Makasih makan siangnya, I'll treat you later."

Seonghwa mengangguk, "Anytime."

Way Back Home ➖Seonghwa [ATEEZ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang