"Dimakan dulu mumpung masih anget. Sayang-sayangan sama Yeeunnya tunda dulu,"
Aku menghidangkan sup ikan rumahan buatanku seperti yang Seonghwa minta. Pria itu langsung meletakkan ponselnya di atas meja dan menatap supnya dengan excited.
"Aah, aku kangen makan ini," ucap Seonghwa.
Pria itu memakan supnya dengan lahap. Kehidupan seperti ini saja, pagi hari yang tenang tanpa kehadiran Yeeun.
"Kamu gak makan?" tanya Seonghwa.
Aku menggeleng. Hanya dengan melihat Seonghwa makan dengan bahagia saja aku sudah senang.
Sebenarnya ada satu hal yang mengganjal pikiranku. Tentang rumah itu, rumah yang Seonghwa beli untukku. Aku dan San sudah mempertimbangkan banyak hal, yang pertama jaraknya lebih jauh dari apartemenku untuk ke kampus dan yang paling penting, tidak ada kendaraan umum yang melintasi kawasan perumahan elit itu. Lantas, bagaimana aku bisa pergi ke kampus?
"Seonghwa," panggilku.
"Hm?"
"Kapan kamu mau ngebuang aku--maksudnya, kapan aku pindah?"
Seonghwa menatapku. "Kamu pengen cepet-cepet pindah?"
"Enggak gitu." Aku menggeleng. "Gak ada kendaraan umum buat ke kampus."
"Aku jemput," ucap Seonghwa sambil mengunyah.
"Kamu kerja, harus bagi waktu juga buat Yeeun," tolakku.
"Kenapa kamu jadi ngurusin Yeeun? Sejak kapan kamu gak benci sama Yeeun lagi?"
Astaga, pria ini. Tidak pernah bisa membuat emosiku tenang walau sekali saja.
"Ck, udah lah. Kamu fokus aja sana sama Yeeun. Kalo kamu mau buang aku, buang ke flat San aja," ucapku.
"Aku udah beliin kamu rumah. Buat kamu, buat kita," ucap Seonghwa. "Dan jangan deket-deket sama cowok itu. Udah berkali-kali aku bilang Sohye, aku gak suka San."
Aku kembali menghela nafasku. Sebanyak apapun aku membela San, bahkan hingga mulutku berbusa, Seonghwa tidak akan pernah suka dengan San. Haha, lalu aku harus bagaimana dengan Yeeun?
"Hari ini ke kampus jam berapa?" tanya Seonghwa.
"Gak ada jadwal," jawabku.
"Bagus dong,"
"Iya, bagus. Aku bisa beres-beres hari ini, jadi kamu bisa bebas dari aku secepatnya,"
"Sohye, jangan mulai." Seonghwa menatapku dengan tatapan tajamnya.
ting tong!
"Yeeun tuh, sana bukain," ucapku.
"Oke, sayang. Abis ini jangan berantem sama Yeeun ya,"
Seonghwa berjalan meninggalkanku menuju pintu masuk flat. Beberapa detik setelahnya, suara langkah kaki yang anggun dan suara lembut perempuan itu tertangkap oleh indera pendengaranku. Yeeun sangat sempurna, apalagi dengan pakaian mahal yang membalut tubuhnya dengan sempurna.
"Hai, Sohye!" sapa Yeeun.
"Hai, Yeeun," balasku datar.
"Sohye bikin sup ikan loh, mau cobain gak?" Seonghwa menawarkan mangkuk supnya pada Yeeun.
"Gak usah, aku masih ada di belakang. Aku ambilin dulu," ucapku.
Jangan salah paham, aku perlu menjaga emosiku di depan mereka agar aku dan Seonghwa tidak bertengkar hebat seperti tempo hari, meskipun aku greget setengah mati ingin menjambak rambut Yeeun.
Aku membawa dua mangkuk sup ikan untukku dan untuk Yeeun. Untuk kali ini saja, aku bersumpah ini adalah terakhir kalinya aku melihat Seonghwa dan Yeeun di depan mataku.
"Makasih, sayang," ucap Seonghwa.
"Aku gak ngambilin buat kamu," ucapku acuh tak acuh.
Yeeun mencicipi masakanku. Jelas lah, masakanku pasti enak.
"Enak banget! Sohye pinter banget masak!" puji Yeeun.
Ck, pujian ular.
"Enak lah, gue kan bisa masak," ucapku, berniat menyindir perempuan dengan rambut sebahu itu. "Lo belajar masak sana. Seonghwa makan makanan asli, bukan makan duit," tambahku pada Yeeun, kemudian melengos pergi menuju kamarku.
lama-lama kok tijel sih
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back Home ➖Seonghwa [ATEEZ] ✔
FanfictionI am a sinner, and you are my God. Originally written by Penguanlin, 2019. was #1 in Seonghwa, Hongjoong, San, ATEEZ #2 in Sohye