Yeeun masuk ke ruang tengah seraya menatap kami dengan tatapan tajamnya. Penampilannya berantakan, atau memang ia sengaja terlihat berantakan agar kami 'kasihan'.
"Ngapain balik lagi? I thought you already had a husband," ucapku sinis.
"Gue gak punya urusan ya sama lo!" seru Yeeun. "Seonghwa, I don't care if you want to divorce Sohye or not, but you must marry me!!"
Dahiku berkerut. Wanita gila ini mau apa lagi, sih?
"I don't care and we will NOT divorce. Lebih baik kamu pulang ke Wooseok sebelum aku usir paksa kamu dari sini!" balas Seonghwa.
"The fact is you CAN'T leave me by this way. Look at this, Seonghwa. LOOK WHAT YOU HAVE DONE!!!"
Yeeun melemparkan sebuah benda ke atas meja. Aku memungut benda tersebut dan jantungku benar-benar hampir meledak.
Sebuah test pack dengan dua garis biru.
Tolong katakan padaku jika ini bohong, tolong.
"What is this?" tanyaku lirih.
Seonghwa merampas test pack tersebut dari tanganku dan melemparnya dengan keras. Ia menatap Yeeun tajam, "For God's sake, what the fuck is this, Jang Yeeun? I don't even touch you??"
Air mataku mengalir. Mengapa aku tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya? Mengapa aku tidak memikirkan hal terburuk setelah Seonghwa dan Yeeun berpisah begitu saja?
"Tell me everything are lie, Seonghwa. Tell me now!!" seruku.
"Demi Tuhan Sohye, I never do that thing with Yeeun. I don't belive this shits. We need a medical check up, right now!"
"Gak usah sok mengubah keadaan, Seonghwa. Just accept this baby and we'll married," ucap Yeeun.
"FUCK YOU!! I don't care if it is real or not but I never accept this baby because that is aint mine!"
Cukup, aku sudah tidak tahan lagi.
PLAKKK
"Pria brengsek akan lebih brengsek lagi kalau dia gak mengakui kesalahannya, Park Seonghwa. Very hard to build yet very easy to break, a faith."
Aku melangkahkan kakiku keluar dari flat sambil meneteskan air mataku. Aku tidak peduli apapun meskipun Seonghwa bolak-balik meneriakkan namaku.
Aku berlari masuk ke dalam lift dan segera menekan tombol ke lobi. Dengan susah payah aku mencari kontak San dan memencet tombol 'memanggil'. Mataku terlalu berair dan buram untuk mengoperasikan ponselku.
Sebuah nada sambung akhirnya terdengar. Tolong angkat teleponnya, San. Tolong.
'Halo, Hye? Kenapa?'
"Jemput gue di belakang apartemen. Please, San. I beg you, now,"
Aku mematikan sambungan telepon kami dan lift tiba di lantai bawah. Aku segera berlari melintasi lobi sebelum orang-orang sempat berbicara yang tidak-tidak tentangku. Ah, tapi sepertinya mereka sudah biasa melihatku berlari-lari keluar apartemen dalam keadaan berantakan.
Aku berlari menuju sisi lain dari apartemen yang jarang dikunjungi orang. Aku dan San sepakat memilih tempat ini untuk bertemu jika ada masalah terjadi. Sepertinya Seonghwa juga tidak mengetahui lokasi ini.
Motor putih San pun muncul dan aku segera melambaikan tanganku agar ia berhenti. San membuka kaca helmnya dan mengangkat alisnya.
"Lo kenapa lagi??" tanya San sembari memberikanku helm.
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back Home ➖Seonghwa [ATEEZ] ✔
FanfictionI am a sinner, and you are my God. Originally written by Penguanlin, 2019. was #1 in Seonghwa, Hongjoong, San, ATEEZ #2 in Sohye