"Sohye, ada laki lo," ucap Yeosang.
Aku yang sedang fokus mengerjakan laporanku mendadak mengalihkan pandangan ke arah pintu. Tampak mobil Seonghwa sedang berusaha parkir di halaman home stay-ku yang tidak seberapa ini. Yah, tidak banyak orang yang punya mobil di desa, mobil Yeosang saja harus parkir di kantor kepala desa yang jaraknya lumayan.
"Halo sayang," sapa Seonghwa.
Aku menatapnya datar sembari menoleh ke arah belakang. Tidak ada Yeeun.
"Kamu gak kerja?" tanyaku.
Seonghwa melepaskan jaketnya dan mendudukkan diri di atas sofa di belakangku. Posisiku duduk menyila di lantai sambil menghadap laptop. Oh ya, jangan lupakan penampilan dan wajahku yang persis monster karena memaksakan diri untuk terus mengerjakan laporan.
"Nope, aku ambil cuti," jawabnya.
Memang kapan pria itu tidak ambil jatah cuti? Jatah cutinya saja tidak terbatas.
"Kenapa kamu tiba-tiba dateng?" tanyaku. "Mana Yeeun?"
"Aku kangen kamu," jawab Seonghwa. "Yeeun lagi sibuk, she has been busy nowadays, maybe something important happened."
"Apa Hongjoong sering ke sini?" tanyanya.
Aku menggeleng. "Cuma sesekali. Aku pikir kita telponan udah cukup, dan gimana kabar kamu di apartemen? Yeeun gak ngehancurin flat, kan?" tanyaku.
"Enggak." Seonghwa menyampirkan poniku yang sudah memanjang ke selipan telingaku. "I've told you, she's busy. I've been so alone, jadi aku mau ajak kamu pulang."
Aku menghela nafas. Sudah pasti akhirnya akan seperti ini, ada untungnya juga aku kerja lembur mengerjakan skripsi sampai berubah jadi zombie.
"Aku perlu fokus ngerjain skripsi dulu," ucapku.
"Aku kan bisa bantuin kamu. Lagian masa penelitian kamu udah selesai, kan? Tinggal ngerjain laporan," ucapnya.
Mudah sekali pria itu berbicara. Aku saja sampai lupa rasanya tidur nyenyak karena tugas ini.
"Ya? Please, pulang," pintanya. "Dinner perusahaan juga beberapa hari lagi, kalo kamu lupa. Kamu harus siap-siap."
Oh iya, acara besar itu. Aku juga bisa lebih mudah untuk berkonsultasi dengan Pak Kangin jika aku pulang lebih cepat.
"Ah, alright. Aku pulang, tapi jangan ganggu aku selama aku ngerjain laporan," ucapku final.
Seonghwa tersenyum lebar, "Ayo, aku bantuin beres-beres."
Kami berdua bangkit dari tempat kami dan berjalan menuju kamarku di sisi belakang rumah ini. Sebenarnya aku tidak tidur di kamar, aku lebih banyak menghabiskan waktuku di ruang tengah seperti tadi, dan berakhir ketiduran sambil mengerjakan laporan. Siklus hidupku benar-benar kacau, aku jadi paham mengapa kakak tingkatku dulu sering sekali mengeluh tentang skripsi.
Karena aku adalah tipe orang yang suka menjaga kebersihan dan kerapian, aku tidak banyak mengeluarkan barang dari koperku. Jadi, tidak perlu waktu lama bagiku untuk membereskan barang-barangku. Tetapi, aku tidak yakin jika harus meninggalkan Yeosang seperti ini. Laki-laki itu membuktikan ucapannya, ia tidak sebrengsek apa yang selama ini ku pikirkan. Ia bisa diandalkan dan ia juga bertanggung jawab.
Seonghwa membawa koper besarku keluar rumah dan aku membawa sisanya. Kami berpapasan dengan Yeosang di teras rumah.
"Gue pulang hari ini, maaf kalo mendadak banget," ucapku pada Yeosang.
Laki-laki itu tersenyum. "Gue udah tau kok. Lagian kerjaan lo udah selesai kan, tinggal nyusun laporannya. Gapapa kalo mau pulang duluan, beberapa hari lagi juga gue nyusul," balasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back Home ➖Seonghwa [ATEEZ] ✔
FanfictionI am a sinner, and you are my God. Originally written by Penguanlin, 2019. was #1 in Seonghwa, Hongjoong, San, ATEEZ #2 in Sohye