Lift terbuka di lantai tiga, aku pun berjalan menuju flat milik San. Apartemen milik San tidak sebesar milik Seonghwa, tentu saja. Tapi apartemen San lebih hangat, kan penghuninya bukan setan seperti Seonghwa.
tok tok tok
"San?" panggilku.
Aku menekan intercom milik San, kalau-kalau laki-laki itu sedang melakukan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Tapi tidak, San menjawab panggilan dari intercom tapi tidak menampakkan wajahnya. Aku paham, San pasti tidak ingin aku melihat wajahnya yang lebam.
"San?" panggilku sekali lagi.
"Go home, Sohye," ucap San dingin. Ia tidak berbicara melalui intercom. Aku tahu ada San di balik pintu.
Aku mengerutkan dahiku. Tidak biasanya San seperti ini.
"I won't," ucapku.
"You have to. Jangan temuin gue dulu, gue janji bakal nemuin lo, but not now,"
"San, gue tau lo di sana. Please, let me in,"
"Enggak, Hye. Pulang."
"Gue gak bisa pulang sebelum gue tau keadaan lo! Lo mikirin gak sih perasaan gue pas lo berantem sama Seonghwa dan gue sama sekali gak berani keluar kamar?!"
"And that's why you can't meet me!!" bentak San.
Aku mundur selangkah dari depan pintu karena bentakan San. Demi apapun, bentakan San lebih melukai hatiku daripada bentakan Seonghwa.
"Sohye, I'm sorry. I shouldn't yelling at you..."
Aku menelan salivaku. "It's ok. Gue udah biasa dibentak-bentak. Please, San. Gue gak bisa tenang sebelum gue percaya lo gak kenapa-kenapa,"
"Gue gapapa. Jangan nyalahin diri lo, jangan nyalahin takdir, and I hate to say this but, jangan salahin Seonghwa juga,"
Aku merasakan amarah yang naik sedikit demi sedikit. Sebenarnya ada apa dengan San? Dengan Seonghwa? Dengan semua orang?? Apakah aku terbangun di dunia yang berbeda atau aku sebenarnya belum terbangun dari tidurku?
"Gue tau lo babak belur. Lo babak belur karena Seonghwa, dan lo berharap gue gak nyalahin Seonghwa??"
"Gue gagal bawa lo pergi, Sohye! Menurut lo, kenapa gue akhirnya dateng ke apartemen lo dan berantem sama laki lo?? Gue janji bakal bawa lo pergi dari dia, tapi gue gagal! I'm such a loser,"
Lututku melemas, aku terduduk lemas di depan pintu flat San seperti orang gila. Tunggu sampai petugas keamanan melihatku, aku pasti akan di usir dari apartemen.
"I can't hold it, San. That jerk act sweet all of sudden, gue gak tau harus bereaksi apa lagi,"
Pintu flat San tiba-tiba terbuka. San merendahkan tubuhnya hingga ia sejajar dengan diriku, dan aku dapat melihat jelas bagaimana wajah San. Penuh luka dan jelas, lebam.
Aku memeluk San lagi. San tidak salah apa-apa, seharusnya Seonghwa tidak berhak memukulinya sampai seperti ini.
"I'm sorry for what Seonghwa did. Jangan dateng ke flat gue lagi, rasanya lebih sakit liat lo luka kayak gini, apalagi Seonghwa justru gak kenapa-kenapa. Jangan berurusan sama Seonghwa lagi, tapi gue gak bisa tanpa lo," ucapku.
"I'll be your side through thick and thin, gue gak bakal pergi bahkan kalo Seonghwa matahin leher gue. Jangan khawatirin gue, Seonghwa itu gak ada apa-apanya dibanding pahitnya hidup,"
"Dan lo juga gak boleh terlalu ngerasa bersalah, San. Gak ada siapapun yang berhasil hadapin manusia gila kayak Seonghwa. No one, but Yeeun," ucapku.
"Jangan sebut nama itu selagi lo ada sama gue. It's our new rule."
bayangin aja muka san kayak pas busking. tadinya mau ngedit biar mukanya ungu-ungu, tapi takut jadi avatar
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back Home ➖Seonghwa [ATEEZ] ✔
FanfictionI am a sinner, and you are my God. Originally written by Penguanlin, 2019. was #1 in Seonghwa, Hongjoong, San, ATEEZ #2 in Sohye