Aku dan kak Hongjoong benar-benar mengikuti mobil Seonghwa menuju salah satu mal besar di tengah kota. Aku juga mengacak-acak lemariku, mencari beberapa potong pakaian yang membuatku cukup terlihat seperti manusia, apalagi dengan adanya Yeeun di sini. Kau tahu, apabila aku dan Yeeun disandingkan, maka kau seperti melihat es teh and iced sweet tea, sama-sama perempuan namun tak sama.
"Kamu beneran mau ikut Seonghwa? Ayo kita pulang, belanja di tempat lain," ucap kak Hongjoong.
Kami telah sampai di parkiran mobil dan kak Hongjoong telah mematikan mesin mobilnya. Selama ini aku tidak pernah keluar berdua dengan kak Hongjoong, apalagi keluar bertiga bersama Seonghwa dan Yeeun. Selama ini pria besar itu selalu mengurungku di apartemen.
"Ikutin aja lah kak, gak lucu kalo Seonghwa marah-marah di parkiran," jawabku.
Aku dapat melihat Seonghwa dan Yeeun berjalan menuju mobil kami. Sungguh, aku tidak mengerti skenario apa lagi yang akan Seonghwa lakukan kali ini.
"Ayo," ajak kak Hongjoong.
Aku pun terpaksa keluar dari mobil. Seonghwa memperhatikan ku dari ujung kepala hingga ujung kakiku. Sebelumnya Seonghwa dan Yeeun memang masuk ke mobil terlebih dahulu sebelum aku dan kak Hongjoong, tidak heran jika ia menatapku seperti ini, tapi ini kan di ruang publik?!
"Wow, you looks great," puji Seonghwa.
Aku sedikit menyungginggkan bibirku. Sudut mataku melihat ekspresi sebal dari wajah Yeeun setelah Seonghwa memujiku. Wow, apakah kali ini aku menang?
"Ayo belanja, aku beliin apapun yang kamu mau," ucap Seonghwa sambil merangkul pinggangku.
Sungguh, aku terkejut dengan perlakuan Seonghwa. Di depan Yeeun, Seonghwa berani merangkul pinggangku?
"Kamu juga, my princess," ucap Seonghwa. Kini ia bahkan merangkul pinggang Yeeun juga.
Park Seonghwa benar-benar sudah gila. Bagaimana bisa ia merangkulku di sebelah kirinya dan merangkul Yeeun di sebelah kanannya?!
"Wow, a perfect date with my queen and my princess!" ucap Seonghwa.
Aku ingin sekali menutup mukaku. Seonghwa benar-benar memalukan.
"Who am I?" tanyaku pada Seonghwa.
"My queen," jawabnya.
"I should be your queen, Seonghwa! Kok kamu jadi milih dia sih? Kamu bilang kamu cinta aku?!" seru Yeeun.
"I love both of you. Cari butik yang kalian suka, belanja sesuka kalian," ucap Seonghwa, kemudian menurunkan tangannya dari pinggangku dan Yeeun.
Yah, setidaknya ini lebih baik. Seisi mal menatap kami dengan tatapan aneh, menurutmu saja bagaimana seorang pria bisa membawa dua wanita? Pria itu pasti gila, dan Seonghwa memang sudah kehabisan sel otak sepertinya.
Kak Hongjoong menarikku mendekatinya setelah Seonghwa melepaskan tangannya. Aku lebih suka jika berjalan dengan kak Hongjoong daripada harus berjalan bertiga seperti tadi. Harga diriku terinjak-injak.
"He's crazy. Jangan deket-deket," ucap kak Hongjoong.
Aku mengangguk. Sepertinya aku mulai trauma bepergian dengan Seonghwa.
"Seonghwa kayak raja minyak banget ya, bawa cewek dua," tambah kak Hongjoong.
"Ck, raja minyak apaan. Dia raja di dunia kebodohan," balasku. "Kakak gak jadi kerja gara-gara Seonghwa, kakak bisa pukul kepalanya."
Kak Hongjoong tertawa, "Lagi rame kayak gini masa mau mukulin Seonghwa? Udah kamu abisin duitnya aja, aku anggep itu sebagai pukulan."
"Duitnya Seonghwa mana bisa abis sih kak, dia kan kayak yang punya peruri," ucapku.
Aku menarik tangan Seonghwa yang berjalan di depan kami. "Seonghwa, jangan boros," pesanku.
Ya, jika aku tidak memperingatkannya, ia bisa saja membelikan seisi mal untuk Yeeun. Ah, sudah berapa banyak uang yang Seonghwa habiskan untuk Yeeun selama tiga tahun ini? Jumlahnya mungkin bisa aku gunakan untuk makan sampai aku mati.
"Iya, sayang. Tapi kalo kamu mau beli apapun, bilang sama aku," jawabnya.
Ck, aku sedang memperingati Yeeun, bodoh.
"Cewek lo yang satunya tuh, suruh bisa ngatur duit, jangan sampe bisanya cuma ngabisin duit," tambah kak Hongjoong.
Yeeun tiba-tiba membalikkan tubuhnya sambil menatap tajam ke arah kak Hongjoong. "Gini ya, boros atau gak boros pun duit gue gak bakal abis, lo gak perlu khawatir," ucapnya dengan angkuh.
"Iya lah gak bakal abis, kan sponsored by Seonghwa's wallet and black card," ucap kak Hongjoong.
"Udah kak, jangan tubir di depan umum," ucapku menengahi.
Yeeun berdecih. "Go marry this woman so I can life happily with Seonghwa," ucapnya lagi.
"I don't think you can life happily with Seonghwa, did you just propo--AW SOHYE!"
Aku menarik lengan kak Hongjoong masuk ke dalam sebuah outlet perlengkapan masak sebelum ia kembali melancarkan kata-kata serangan pada Yeeun. Aku yang malu, itu saja.
"Jangan ngomong sama manusia ular kak, beda bahasa," ucapku.
"Tapi aku gemes sama Yeeun! Dia cewek tapi gak kayak cewek!" seru kak Hongjoong.
Aku menyodorkan dua jenis teflon ke depan muka kak Hongjoong untuk membuatnya terdiam. Cara ini berhasil, buktinya kak Hongjoong langsung terdiam karena kaget.
"Pelan-pelan dong, nanti kena mukaku!" sungut kak Hongjoong.
"Lagian kakak berisik!" omelku.
Ponselku tiba-tiba berbunyi. Seonghwa meneleponku.
"Halo?"
"Sohye, nanti ke bioskop di lantai tiga ya, kita nonton bareng,"
"Aku lagi belanja,"
"Yeeun juga masih belanja. Aku udah booking empat kursi buat jam tujuh,"
Aku menghela nafasku. Seonghwa memang aneh-aneh.
"Iya, nanti aku sama kak Hongjoong ke sana."
Aku mematikan sambungan telepon kami. Telepon Seonghwa membuatku sudah tidak berminat berkeliling outlet untuk mencari panci.
"Kak, nanti jam tujuh kita nonton di lantai tiga," ucapku pada kak Hongjoong.
"Ya udah, lanjutin aja belanjanya," ucap kak Hongjoong, kemudian ia melirik jam tangannya. "Masih ada satu jam lagi. Kamu masih punya banyak waktu."
Kak Hongjoong berjalan mendekat dan merangkul bahuku, "It's ok kalo Seonghwa sama Yeeun, masih ada aku di sini, kita bisa pulang kalo kamu gak mood lagi."
let's kill this love ajalah park seonghwa, abis cerai kamu nikah sama aku .yain
bayangin seonghwa pake kemeja putih sama hongjoong yang masih pake kemeja merah maroon jalan jalan keliling mal. AKU AMBYAR
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back Home ➖Seonghwa [ATEEZ] ✔
FanfictionI am a sinner, and you are my God. Originally written by Penguanlin, 2019. was #1 in Seonghwa, Hongjoong, San, ATEEZ #2 in Sohye