Keluarga Raeya semuanya berkumpul di meja makan untuk sarapan. Raeya sudah rapi dengan pakaiannya, benar, ini hari pertama dia masuk kerja. Lucas dan Mark pun telah rapi juga dengan seragam SMA nya karena kembali ke rutinitas sebagai siswa.
Saat sedang makan, Taeil tiba-tiba bilang ke Miya, "Kamu kerja dimana sekarang?"
"Nggak jauh kok dari rumah. Kak Taeil tau cafe and bread di ujung jalan sebelum jalan raya, kan? Disitu aku kerja," jawab Miya lalu menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
"Deket kalau gitu,"
"Iya,"
Disaat anak pertama dan ketiganya itu mengobrol, bunda dari tadi malah memperhatikan Raeya yang selalu diam. Tak biasanya dia diam, apalagi ini hari pertama kerja.
"Kamu nggak papa kan, Rae?" Tanya bunda hati-hati.
"Nggak kok, Bun, nggak usah khawatir," jawab Raeya sambil tersenyum pada bundanya.
"Nggak biasanya lho kamu sesakit itu kalau lagi pms," tutur ayahnya, Raeya mengangguk.
"Kalau kamu nggak kuat mending nanti ijin aja, nggak usah dipaksain buat kerja," ucap bunda lagi.
"Habis itu dipecat," Lucas tiba-tiba berkata yang membuat Mark dan Miya yang duduk di sebelah kiri dan kanannya memukul secara bersamaan.
"Lo tu ya, bisa nggak sih serius. Kalo lo udah waktunya nyari kerja, baru ngerasain susahnya mendapatkan pekerjaan. Main pecat aja, yang ada lo gue pecat jadi adik gue!" Tutur Miya karena kesal dengan sifat Lucas yang suka sembarangan. Meskipun dia tau adiknya itu emang sukanya bercanda.
"Bercanda elah, nanti lo nyariin gue sambil mewek,"
"PeDe-nya adik gue,"
Mark milih diam aja. Karena kalau ikut-ikutan dia pasti..
"Lucas! Miya! Bunda udah pernah bilang kalau lagi sarapan jangan adu mulut! Kalian ini susah diatur,"
Yap. Itu dia alasan Mark diam dari tadi. Bisa-bisa dia ikut kena semprot bundanya di pagi hari yang cerah ini. Mark nahan tawanya ketika mereka kena omelan.
"Lucas juga! Heran bunda sama kamu, kalo ngomong nggak pernah disaring dulu. Udah besar harusnya tau," Lucas hanya diam mendengarkan nasihat bundanya.
Raeya yang menjadi topik hanya geleng-geleng kepala, dalam hati 'mampus nggak kalian'. Dielusnya rambut Lucas sayang sambil menepuk-nepuk kecil di sana.
Lucas dalam hati 'kalo bunda belum marah, gue bakal plintir itu tangan' sayangnya udah keduluan dimarahi gara-gara si Miya.
"Tapi kali ini Lucas bener, Bun. Nggak mungkin aku bolos kerja di hari pertama. Nanti kesannya jadi jelek. Aku juga heran, kenapa ini sakit banget padahal kalo lagi pms aku jarang sakit perutnya," tutur Raeya.
"Yaudah, nanti mampir ke apotek aja, beli obat pereda," ungkap Taeil, Raeya mengangguk.
Doyoung POV.
Kesana-kemari gue mencari benda kecil segi empat dan buku catatan gue. Gue yakin udah taruh di box yang gue bawa dari kantor kemarin.
Lagi dan lagi gue cari dengan hati-hati. Memang sih nggak terlalu penting, tapi ada beberapa file yang mungkin gue akan menyesalinya jika sampai kehilangan.
"Apa gue lupa belum mengambilnya dari laci meja sekretaris, menurut firasat gue udah gue ambil,"
Gue bicara sendiri sambil tetap menggeledah tas, saku jaket, dan box berukuran sedang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Raeya, and This is My Life | Doyoung x You ✓
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] --- DOYOUNG X YOU [COMPLETE] Perkataan gue ke dia "mau ngga kalo jadi tunangan saya yang sebenernya?" bener" udah ngerubah hidup gue. Spontanitas yg bikin gue ikut masuk ke dalam masalah di dalamnya. Tapi gue ngga nyesel, d...