"Hati-hati!"
Pesan Raeya pada Doyoung. Kini mereka udah mulai bekerja lagi. Dan baru saja Doyoung mengantar Raeya ke TYCompany sebelum dia juga harus pergi ke perusahaan radio.
Jarak TYCompany ke perusahaan tempat Doyoung bekerja kurang lebih lima belas menit naik mobil. Begitu dia sampai, Johnny yang tau kalo temannya itu udah mulai kerja lagi, menunggu di depan untuk menyambutnya. Lebay emang.
Oh iya, seharusnya jadwal siaran Doyoung sore, tapi dia berangkat pagi hari ini. Nggak tau kenapa, bahkan saat Raeya tanya pun dia cuma diem.
"Hey, bro! How? Are you okay now??" Tanya Jonny dengan gaya sok Inggrisnya.
"Hmm," hanya dehaman saja Doyoung menjawabnya.
"Cuek amat, nanti Raeya kabur lho," pernyataan macam apa itu?
"Gimana selama gue izin?" Doyoung bertanya pada Johnny tentang siarannya.
"DJ dari tim lain yang menggantikan mu. Huhh, lo tau kan Minseo sunbaenim? Dia terkenal dengan kesempurnaannya, dan gue baru merasakan itu kemarin. Naskah, lagu, instrumental pengiring DJ harus sempurna. Dia membuat gue pusing dan kewalahan karena tuntutannya," rengek Johnny sambil mereka berjalan ke ruangan mereka.
"Salah lo milih dia," respon Doyoung.
"Bukan gue! Tapi ayah lo! Gemes gue,"
Doyoung hanya tertawa kecil. Kadang suka geli dengan sikap rekan setianya itu. Kalo lagi sial ngomel-ngomel, kalo lagi seneng nyanyi-nyanyi, kalo lagi sebel marah-marah nggak jelas, ditambah lagi yang bikin Doyoung suka banget kerja sama dia, dia mau apa aja kalo disuruh. Alias dia bakal ngelakuin apa yang diperintahkan orang lain asal ada timbal baliknya, dia harus ditraktir makan. Ya begitulah seorang Johnny.
"Ngomong-ngomong kenapa lo pagi udah berangkat? Nggak biasanya lo serajin ini," ungkap Johnny.
"Nggak papa, nggak ada alasan khusus," jawab Doyoung.
"Oh iya, Minseo sunbaenim berpesan ke gue supaya lo memperbaiki tulisan lo, haha" ucap Johnny sambil tertawa terbahak-bahak.
"Dia yang seharusnya mengurangi kesempurnaannya, seperti kata lo tadi," respon Doyoung.
"Heh, gue denger ayah lo bakal ngadain liburan. Waahhh..ayah lo emang the best dah!!!" Ungkap Johnny sambil berdiri di sisi meja.
"Kemana?"
"Entah, gue cuma denger dari orang-orang yang selalu membicarakannya saat berjalan kesana-kemari. Lebay emang, kayak nggak pernah liburan aja,"
"Heh! Nggak usah sok jaim. Padahal lo seneng juga kan? Sok-sokan lo sukanya jadi orang,"
"Kira-kira ayah lo bakal ngadain liburan kemana, ya? Hey, bro! Gimana kalo kita tebak-tebakan, kalo besok yang jawabannya salah harus traktir makan selama liburan, setuju?!" Tawar Johnny.
"Kayak anak kecil lo!"
"Gue tebak pasti liburan ke Jeju," Johnny berpendapat.
"Okelah! Gue pilih Pulau Nami aja," Doyoung juga ikut bermain.
"Boleh juga tuh, Pulau Nami. Ah! Gue tau lo pasti ngajak istri lo besok sekalian mau bulan madu, kan? Hahaha!"
PLAK!!
"Sakit geblek! Udah ayo main aja, bosen gue lama-lama," tiba-tiba Johnny meraih lengan Doyoung untuk diajak bermain kuat-kuatan tangan. Apa sih namanya, lupa gue. Adu panco apa ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Raeya, and This is My Life | Doyoung x You ✓
Lãng mạn[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] --- DOYOUNG X YOU [COMPLETE] Perkataan gue ke dia "mau ngga kalo jadi tunangan saya yang sebenernya?" bener" udah ngerubah hidup gue. Spontanitas yg bikin gue ikut masuk ke dalam masalah di dalamnya. Tapi gue ngga nyesel, d...